AdityaDees: Indonesia

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Indonesia. Show all posts

23 August 2021

Ask Abad Kejayaan Indonesia Yang Menjadi Eksportir Gula Terbesar Kedua Dunia AdityaDees

17:22 0
Gula yang berasal dari pengolahan tanaman tebu mulai dikenal secara luas sebagai korporasi di Indonesia sejak 1830 ketika berakhir Perang Jawa atau Perang Diponegoro pada 1825-1830.

Itu berawal dari gagasan pemerintahan belanda untuk meningkatkan penerimaan negara dan kemudian mereka membuka instansi jasa tanam paksa. Saat itu komoditi yang paling besar dikembangkan adalah gula.

Hingga pada tahun 1870 muncul Undang-Undang Gula (Suikerwet) dan UU Agraria (Agrarisch Wet). di mana investor bisa mengusahakan tanaman gula bekerja sama dengan masyarakat dengan sistem kelembagaan.

Salah satu pabrik gula yang paling terkenal adalah Pabrik Gula Cepiring. Pabrik yang berada di Kendal, Jawa Tengah ini merupakan peninggalan Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1835, dikelola oleh swasta N. V. tot Exploitatie der Kendalsche Suikerfabrieken, setelah sebelumnya pengelolaan ada pada Hindia Belanda.

Sejarah mencatat bahwa industri gula Indonesia pernah mengalami masa kejayaan dengan puncak produksi yang terjadi pada awal tahun 1930 sebesar hampir 3 juta ton, dengan jumlah pabrik gula (PG) sebanyak 179 PG, dan luas area berkisar 196 592 Ha.

Serta tingkat produktivitas mencapai 14,79 ton/ha yang menempatkan Indonesia menjadi Negara pengekspor kedua di dunia setelah Kuba pada saat itu. Akan tetapi, setelah era tersebut industri gula Indonesia terus mengalami kemunduran.

Harga gula di pasar internasional yang terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 1999 juga menjadi penyebab kemunduran industri gula Indonesia.

Penurunan harga gula ini terutama disebabkan oleh hampir semua negara produsen utama dan konsumen utama melakukan intervensi yang besar terhadap industri dan perdagangan gula .

Sebagai contoh Jepang menerapkan tarif impor sangat tinggi, yaitu lebih dari 100 persen sedangkan Indonesia hanya didukung oleh kebijakan tarif impor sebesar 25 persen.

Dari 59 jumlah pabrik gula yang ada di Indonesia, sekitar 80 persen di antaranya berada di Jawa dan sisanya berada di luar pulau Jawa (Sumatera dan Sulawesi).

Sedangkan dari 47 jumlah pabrik gula yang ada di pulau Jawa, sekitar 70 persennya berada di Jawa Timur dengan luas areal tanam tebu mencapai 172 942 hektar.

Sebelum abad ke-15 masyarakat Indonesia belum mengenal gula ,hingga bangsa Cina datang ke Nusantara dan memperkenalkan metode pengolahan tebu menjadi gula secara tradisional kepada masyarakat Jawa.

Kemajuan peningkatan produksi tebu oleh Tionghoa menarik perhatian persekutuan dagang dari Belanda, Vereeningde Oost-Indische Compagnie (VOC), yang dikenal dengan sebutan Kompeni, yang berlabuh di Banten pada 1596.

VOC menilai Banten kurang strategis dan aman. Gubernur Jenderal Kompeni Pieter Booth memindahkan markas dagangnya ke Jayakarta atau Jakarta. Daerah inilah yang selanjutnya diberi nama Batavia, sesuai dengan nama etnik asli Belanda, Bataaf.

Batavia makin ramai dan menjadi bandar besar di Asia Tenggara. Akibatnya, makin banyak warga Tionghoa yang bermigrasi ke Jawa. Warga yang baru datang ini meniru bisnis rekannya, salah satunya gula.

Maraknya perdagangan gula membuat VOC mengekspor komoditas ini ke Eropa. Awalnya, tujuan utama VOC hanya berdagang rempah-rempah. Pada 1637, VOC berhasil mengekspor 10 ribu pikul atau setara dengan 625 ribu kilogram gula per tahun. Gula ini dibeli dari warga Tionghoa.

Akibat monopoli dagang yang di lakukan VOC,membuat warga tionghoa enggan bekerjasama lagi untuk memproduksi gula, sehingga perdagangannya bertambah lesu.

Kemudian pada tahun 1799 VOC dinyatakan bangkrut oleh kerajaan Belanda akibat praktik korupsi yang menjalar tumbuh subur. Untuk menggantikan VOC yang bangkrut ini, kemudian kerajaan belanda membentuk pemerintahan Hindia-Belanda .

Kendala pertama VOC adalah akibat dari perang Jawa atau perang Diponegoro membuat keuangan Pemerintahan Hindia-Belanda terganganggu ,Untuk mengatasi kas negara yang defisit, Gubernur Jenderal Johanes van den Bosch mengeluarkan kebijakan tanam paksa atau cultuurstelsel.

Dalam kebijakan itu hasilnya Dalam tempo 10 tahun, volume ekspor gula meningkat dari 6.710 ton pada 1830 menjadi 61.750 ton pada 1840. Tiga puluh tahun kemudian, jumlah ekspor gula meningkat lebih dari 100 persen menjadi 146.670 ton.

Selain tanam paksa, keberhasilan ini didukung oleh mesin penggiling tebu dan pembangunan infrastruktur perdagangan gula milik perusahaan dagang dari Belanda, Nederlandsche Handel Maatchappij.


Kewajiban rakyat membayar pajak dalam sistem tanam paksa ini jelas sangat menguntungkan Belanda yang berhasil menutup defisit dan meningkatkan kemakmuran bangsanya.

Bagi Belanda sistem ini telah memberi keuntungan yang besar karena meningkatnya tanaman ekspor, seperti gula, kopi, teh kopra dan kina. Keuntunganya berkisar 151 juta gulden pada tahun 1877.

Mulai tahun 1870 ,swasta mendapatkan izin untuk memproduksi gula. Dua perusahaan swasta terbesar kala itu adalah Oei Tiong Ham Concern di Semarang dan milik Kanjeng Gusti Adipati Aryo Mangkunegara IV di Surakarta. Lantaran liberalisasi, Hindia-Belanda tercatat sebagai eksportir gula kedua setelah Kuba.

Menurut JB Kristanto, dalam 1000 Tahun Nusantara (2000), Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta adalah yang terkaya di antara raja-raja.Buku Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Kebangkitan Nasional dan Masa Republik (2008) juga mencatatnya sebagai pemilik mobil pertama di Indonesia.


Sedangkan Oei Tiong Ham Concern ini dikenal raja dalam perdagangan opium legal dan bisnis gula. Ia bahkan dijuluki "Raja Gula Asia". Ketika meninggal dunia karena serangan jantung pada 1924, konglomerat Tionghoa ini meninggalkan uang sebesar 200 juta gulden.

Untuk mengelola bekas aset-aset milik Oei Tiong Ham di Indonesia, pemerintah Indonesia mendirikan BUMN bernama Rajawali Nusantara Indonesia, yang mengelola pelbagai hasil bumi termasuk gula.

Meskipun industri gula banyak meraih kesuksesan itu bukan berarti tanpa hambatan. Adanya serangan penyakit membuat pemerintah membangun lembaga riset gula bernama Proefstation Oost Java, yang kini dikenal dengan nama Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.

Wilayah ini kemudian dikenal dengan dengan nama Oosthoek, yang meliputi Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Besuki (Jember ditambah Bondowoso), Lumajang, dan Banyuwangi.

Saat Inggris menduduki Jawa pada 1811-1815, modernisasi industri gula dilakukan di tanah Jawa,Tapi, sayang, modernisasi itu gagal kecuali di kawasan Oosthoek.

Sumber :

https://tirto.id/swastanisasi-gula-meliberalkan-jawa-cmhe
https://m.mediaindonesia.com/ekonomi/334204/indonesia-pernah-jadi-produsen-gula-terbesar-di-dunia
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/menuju-kejayaan-gula-di-hindia-belanda/

Read More

18 August 2021

Ask Keunikan Suku Asli Indonesia, Suku Cia-Cia menggunakan Abjad Korea AdityaDees

18:26 0
Indonesia merupakan negara yang di kenal memiliki beragam suku dan budaya, termasuk ragam bahasa daerahnya. Di Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara tepatnya di kota Bau-bau ada bahasa daerah yang unik. Di sini para warga kampung, dari anak kecil hingga dewasa, sudah pintar menulis dengan abjad Korea yang disebut aksara Hangeul.

Huruf ini sering digunakan sebagai petunjuk tempat umum ,nama jalan atau plang sekolahan, dengan di tulis nama resmi bahasa Indonesia dengan aksara Latin,serta di kombinasikan dengan tulisan abjad Korea.

Buton terkenal dengan sejarahnya sebagai pusat penyebaran agama Islam. Mungkin harusnya aksara dengan arab gundul yang tepat di gunakan bahasa suku Cia-Cia. Namun stetapi, penggunaan arab gundul dirasa kurang tepat karena ketika bahasa Cia-Cia dituliskan dengan arab gundul, maknanya jadi berubah.

Mata pencaharian Suku Cia-Cia adalah bercocok tanam ,seperti jagung, padi dan singkong. Sebagian juga penduduk Cia-Cia bekerja sebagai pencari ikan atau pembuat kapal. seluruh jumlah penduduk Cia-Cia sekitar 80 ribu jiwa.

Suku Cia-cia pernah menjadi sorotan berita di Korea karena menggunakan huruf hangul dalam buku pelajarannya.


Aksara korea masuk dan berkembang di Cia-Cia sejak Tahun 2008,saat seorang pemakalah asal Korea, Prof Chun Thay Hyun datang. Aksara ini diajarkan kepada anak sekolah ,mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Alasan suku Cia Cia menggunakan aksara Hangul karena untuk melestarikan bahasa daerahnya, karena aksara hungeul dinilai ada kesamaan dalam pelafalan dan struktur bahasa dengan Korea.

Dalam postingan Korea Times sendiri menyebutkan jika penggunaan Hangul Korea untuk memberikan kemudahan kepada para masyarakat suku Cia-cia dalam berkomunikasi lewat tulisan, pasalnya pengucapan bahasa Cia-cia sangat mirip dengan Korea.

Kemudian Pemkot Bau-Bau bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan menggelar Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara.

Pemerintah Kota Bau-Bau juga bekerja sama dengan Hunminjeongeum Research Institute, lembaga riset bahasa Korea, untuk menyusun bahan ajar kurikulum muatan lokal mengenai bahasa Cia Cia dengan huruf Korea pada anak sekolah.

Beberapa siswa, guru, serta masyarakat suku Cia Cia, dan pihak Pemkot Bau-Bau pernah diundang ke Korea untuk menunjukan kemampuan menulis huruf Hangul untuk bahasa Cia-Cia. Bahkan, beberapa guru dari Korea juga pernah didatangkan langsung ke Bau-Bau untuk mengajarkan huruf Hangul.

Sebelum mengenai hangeul, bahasa Cia-cia merupakan salah satu bahasa lokal atau bahasa etnik yang ada di Indonesia. Bahasa ini dituturkan oleh etnis-etnis Cia-cia yang sebagian besar tinggal di kecamatan Sorawalio Kota Bau-Bau.

Etnis Cia-cia merupakan salah satu etnis besar di Buton. Penutur bahasa Cia-cia berasal dari empat subetnis, yaitu :

  • Laporo
  • Burangasi
  • Wabula
  • dan Lapandewa


Pengambilan kebijakan pemerintah tentang penggunaan aksara Hangeul di Cia-cia menjadikan bahasa lokal mereka terancam punah. Meski keputusan itu berdasarkan beberapa aspek yang menguntungkan masyarakat.

Namun, nilai-nilai kebudayaan di Cia-cia akan terkikiss dengan masuknya budaya luar ke daerah tersebut. Secara logis tentu masyarakat Cia-cia mampu berkiprah di ranah internasional dengan menggunkan bahasa Hangeul.

Sehingga tercipta jalinan komunikasi antar budaya. Sayangnya hal itu akan berdampak negatif pada generasi berikutnya, di mana mereka tidak akan mengenal bahasa nenek moyang mereka.

Read More

11 August 2021

Ask Pengaruh kerajaan Sriwijaya di Filipina AdityaDees

13:54 0
Artefak kuno membuktikan bahwa ada hubungan Bisaya di Visayas dan Mindanao dan Kerajaan Sri Vijaya di daerah Indo-Melayu sebelum kedatangan Spanyol.

Inti wilayah Sriwijaya terkonsentrasi di dan sekitar Selat Malaka dan Sunda serta di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Jawa Barat. Namun, antara abad ke-9 dan ke-12, pengaruh Sriwijaya tampaknya telah meluas jauh melampaui intinya.

Para navigator, pelaut, dan pedagang Sriwijaya tampaknya telah terlibat dalam perdagangan dan eksplorasi ekstensif, yang mencapai pesisir Kalimantan, kepulauan Filipina, Indonesia Timur, pesisir Indocina, Teluk Benggala, dan Samudra Hindia hingga Madagaskar.

Pengaruh kekaisaran mencapai Manila pada abad ke-10. Kerajaan Tondo di bawah lingkup pengaruhnya telah didirikan di sana.

Penemuan patung emas di Agusan del Sur dan Kinnara emas dari Butuan, Mindanao Timur Laut, di Filipina menunjukkan adanya hubungan kuno antara Filipina kuno dan kerajaan Sriwijaya, karena Tara dan Kinnara adalah tokoh atau dewa penting dalam kepercayaan Buddha Mahayana.

Kesamaan agama Buddha Mahayana-Vajrayana menunjukkan bahwa Filipina kuno memperoleh kepercayaan Mahayana-Vajrayana mereka dari pengaruh Sriwijaya di Sumatera.

Padahal industri emas di Butuan jauh melebihi yang ada di Sriwijaya atau pemerintah terkait di Sumatera.

Pada abad ke-12, kerajaan ini mencakup sebagian Sumatera, Semenanjung Malaya, Jawa Barat, dan sebagian Kalimantan. Itu juga memiliki pengaruh atas bagian-bagian tertentu dari Filipina, terutama Kepulauan Sulu dan pulau-pulau Visayas.

Diyakini oleh beberapa sejarawan bahwa nama 'Visayas' berasal dari kerajaan Sriwijaya.

Sumber :

Budaya Visayan melalui halaman Facebook Discover Asean.

Read More

10 August 2021

Ask Berbagai Tradisi di Indonesia yang bertepatan Tahun Baru Islam AdityaDees

14:14 0
Tahun Baru 1443 Hijriah kali ini jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021. Bagi sebagian umat islam di Indonesia, momen ini tak hanya dijadikan momen sakral dengan berdoa, namun juga berbagai tradisi.

Berbagai tradisi perayaan Tahun Baru Hijriah biasanya dilakukkan sudah turun-temurun antar generasi. Lalu apa saja tradisi di Indonesia untuk menyambut Tahun Baru Hijriyah tersebut.

1. Kirab Muharram


Kirab Muharram di lakukan oleh keraton Surakarta untuk menyambut Tahun Baru Islam. Tradisi ini merupakan ritual yang dilakukan oleh Keraton Surakarta dengan menghadirkan kerbau bule atau kerbau putih milik Kiai Slamet. Kerbau Bule merupakan hewan kesayangan Susuhunan yang dianggap keramat.

2. Ritual Gunung Merapi


Warga Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, punya tradisi Sedekah Gunung Merapi tiap 1 Muharram/Suro.Tradisi dilakukan dengan melarung kepala kerbau di wilayah puncak gunung yang biasanya diikuti banyak orang.

3.Ritual Gunung Lawu


Pada malam 1 Suro, masyarakat sekitar Gunung Lawu memiliki tradisi sendiri yakni mendaki Gunung Lawu lewat berbagai jalur yang tersedia. Tradisi ini tak hanya diikuti masyarakat sekitar saja. Biasanya para pendaki khusus datang ke Gunung Lawu pada Tahun Baru Hijriah.

4. Tradisi Ngadulang


Ngadulang merupakan salah satu acara yang diselenggarakan oleh pemerintah Sukabumi untuk merayakan tahun baru Islam. Di tahun baru Islam, ada perlombaan menabuh bedug yang menarik dan wajib diikuti.

5. Bubur Asyura


Di Kalimantan, ada makanan khas yang adanya hanya di tahun baru Islam yaitu bubur asyura. Bubur ini terbuat dari beras yang dimasak lama dengan santan dan dicampur dengan berbagai macam sayur-sayuran.

Untuk membuat bubur Asyura diperlukan sembilan bahan pokok utama. Mulai dari beras, jagung, ketela pohon, ubi jalar, kacang hijau, kacang tolo, kacang tanah, kacang kedelai hingga ketela pohon atau singkong.

6. Mubeng beteng


Tradisi ini merupakan simbol refleksi dan instropeksi diri orang Jawa pada malam 1 Suro Tahun Baru yang dirayakan di Yogyakarta. Islam yang dilakukan oleh ratusan abdi dalem mengelilingi Keraton Yogyakarta dan diikuti oleh warga.

Selama mengelilingi keraton, mereka harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara atau bersuara) serta tidak makan, minum, atau merokok dan jarak yang ditempuh kurang lebih lima kilometer.

7. Upacara Tabot


Dirayakan oleh masyarakat Bengkulu, untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib. Upacara ini terpengaruhi oleh upacara Karbala di Iran.

Perayaan Tahun Baru Islam ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo.Masyarakat percaya, apabila perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka musibah dan malapetaka akan menimpa mereka.

8. Ledung Suro


Merupakan tradisi yang dilakukan warga Magetan, Jawa Timur. Masyakarat menggelar tradisi Ledug Suro dengan ‘ngalub berkah bolu rahayu’. Upacara ini diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang nantinya menjadi sasaran rebutan warga. Warga mempercayai, bolu tahayu dapat membawa keberuntungan dan berkah.

9. Nganggung


Tradisi ini dirayakan oleh umat muslim di Bangka Belitung. ‘Nganggung’ dalam bahasa daerah warga setempat berarti makan bersama. Warga akan mengelar acara dimana mereka akan makan bersama-sama. Layaknya perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, kebersamaan diangkat menjadi tradisi Tahun Baru Islam.

Warga dari seluruh penjuru Bangka berdatangan untuk bersilaturahmi sekaligus bertamu ke rumah-rumah warga. Bagi tuan rumah semakin banyak tamu yang datang maka rizki yang diperoleh akan semakin banyak. Makanan layaknya peryaan Idul Fitri disediakan untuk menjamu tamu yang datang.

10. Barik'an


Merupakan tradisi yang dilakukan Jawa Tengah. Pada dasarnya, Tradisi Barik'an adalah acara kenduri bersama.Masyakarat akan membawa lauk pauk dari rumah dan setelah itu di doakan bersama.Makanan yang telah didoakan akan dimakan bersama-sama. Bertukar lauk pauk menjadi ajang yang wajib saat perayaan ini.

Sumber :

Detik.comKompas.com

Read More

Ask Mantan Atlet Dayung Indonesia Abdul Razak kini menjadi Nelayan AdityaDees

13:04 0
Abdul Razak merupakan salah satu mantan atlet Indonesia yang berasal dari Kampung Bajo Wakatobi. Prestasinya sungguh gemilang dan mengharumkan nama Indonesia di cabang olahraga dayung. Meski telah memberikan yang terbaik kepada negara,namanya seolah terlupakan.

Awal karirnya bermula sejak mengikuti kompetisi tahun 1987, ia mewakili Wakatobi untuk ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kabupaten Kolaka, dalam Kompetisi tersebut Abdul Razak dapat mempersembahkan tiga medali emas untuk Wakatobi.

"Ya saat itu saya mewakili Wakatobi untuk persiapan pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kabupaten Kolaka," kata Razak, Jumat (6/8/2021).

Dia mendapatkan emas kembali pada kejuaraan nasional Dayung di Semarang tahun 1989. Pada tahun yang sama dia kembali ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia pada ajang Sea Games Malaysia tahun 1989.

"Saat itu saya berhasil mendapatkan 4 medali emas pada sayap 1 jarak 500 dan sayap 2 jarak 500, sayap 2 jarak 1.000 dan sayap 4 jarak 1.000," ujar Abdul Razak, Sabtu (7/8/2021).


Abdul Razak kembali menjadi delegasi Indonesia pada ajang Asian Games di Beijing pada tahun 1990. Dimana pada saat itu Razak dan rekan timnya hanya mampu menyumbangkan 2 medali perunggu.

Kemudian dirinya bersama dengan timnya kembali mengikuti ajang Internasional di Barcelona Spanyol pada tahun 1992 dan hanya lolos pada perempat final.

Karena prestasinya ,Abdul Razak kemudian dilirik Pemerintah Jawa Timur untuk menjadi pelatih atlet dayung dan ia menerimanya.

"Alhamdulillah saya dapat membimbing anak-anak Jawa Timur saat itu memperoleh medali emas pada kejuaraan nasional untuk kategori sayap 4 dan 2 tahun 1994 dapat emas di sayap 4 dan 2," ujarnya lagi.


Seiring menurunnya karir kepelatihannya,ia kemudian memutuskan untuk pensiun dan kembali ke kampung halaman sebagai seorang nelayan dan pada saat itu dirinya di berikan apresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga, dan mendapat julukan sebagai 'mesin tempel' oleh Gubernur Sultra saat itu, Laode Kaimoeddin.

Meski telah meraih berbagai prestasi dan mengangkat martabat bangsa, kini Abdul Razak harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup di masa tuanya. Hal ini dikarenakan ia tak menerima tunjangan apapun dari pemerintah saat pensiun sebagai atlet.

Bertepatan dengan momentum HUT ke 76 RI, ia berharap agar jasanya sebagai atlet yang pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional tak dilupakan oleh negara.

Read More

Ask Gama Roket pertama Indonesia yang menuai pujian Ir. Soekarno AdityaDees

09:45 0
Keberhasilan meluncurnya roket tak berawak Uni Soviet Sputnik I pada tahun 1957, membuat para mahasiswa dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Kimia, dan MIPA UGM kagum serta mengispirasi mereka.

Awal gambar roket sederhana seperti mercon sleng.


Namun keinginan mereka untuk membuat roket sempat tertunda ,akibat peristiwa Trikora pecah. Saat itu pemerintah juga membuat program wajib militer untuk para mahasiswa yang akan digunakan sebagai pasukan cadangan.

Tetapi Karena lama tidak ada panggilan untuk terjun sebagai pasukan, akhirnya mereka kembali berkumpul dan membentuk Perkumpulan Roket Mahasiswa Indonesia (PRMI) .

Mereka yang ikut berpartisipasi dalam perkumpulan ini diantaranya adalah Widodo, Suwarto, Harry Johannes, Ipeng Priyadi, dan Tanjung Musanto yang dipilih sebagai ketua PRMI.

Dengan bermodalkan ilmu peroketan yang mereka pelajari sendiri ,upaya uji coba berbagai experimen mereka lakukan. Dalam tahap ini sumber pendanaan dari berbagai lembaga, seperti Bappenas dan Kementrian PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan) untuk meminta bantuan. Sumbangan mulai dari uang dan berupa properti material yang mereka butuhkan.

Hingga pada tahun 1962 menjadi saksi sejarah dengan diluncurkannya roket sederhana yang mereka labeli dengan nama "GAMA". Roket ini terdiri satu tingkat dengan satu tabung dan dilengkapi sirip kecil.

Kemudian mereka meluncurkan roket kembali Pada 28 Agustus 1963 , roket Gama IIA dan Gama IIB. Peluncuran roket ini memperoleh sambutan hangat dari pemerintah dan masyarakat sehingga memberikan dorongan bagi PRMI bersama Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam UGM untuk terus mengembangkan hingga generasi berikutnya.

Keberhasilan Gama IIA dan Gama IIB turut mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia yang mana Presiden Soekarno menerima ucapan selamat dari Presiden Mesir, Gamal Abdul Naser.


Pada tahun 1965 percobaan peluncuran roket di hentikan ,akibat gejolak politik yang menyebabkan para mahasiswa terpecah-pecah karena ideologi politik yang terus berkembang.

Gemah semangat mereka memberikan dampak besar bagi pendirian Lembaga Peroketan Nasional, hingga mendapat pujian dari Presiden Soekarno dan Rektor UI, Kolonel Dr. Sjarif Thayeb yang dikutip surat kabar Nasional edisi 2 Oktober 1963 dengan judul, “Presiden Soekarno dan Rektor UI Sampaikan Salut pada Mahasiswa Gadjah Mada Berhubung Peluncuran Roket Pertama”. Berita ini pun juga dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat.

Tanjung Musanto dan Ir. Suwarno juga turut di panggil Pemerintah Pusat dan diberikan tugas untuk menyusun rencana pembentukan Lembaga Peroketan Nasional (LAPAN).Lembaga ini didukung oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, serta seluruh ahli teknik di Indonesia.

Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.