AdityaDees: Dunia

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label Dunia. Show all posts
Showing posts with label Dunia. Show all posts

14 December 2021

Ask Lina Medina ibu termuda dalam sejarah kedokteran dunia AdityaDees

16:47 0
Lina Vanessa medina merupakan ibu termuda yang pernah hidup dalam sejarah kedokteran, Ia melahirkan seorang bayi laki-laki dengan berat 2,7 kg pada 14 Mei 1939 di usia 5 tahun 7 bulandan 21 hari.

Anak laki – laki itu kemudian diberi nama Gerardo, yang merupakan nama dokter yang menanganinya saat melahirkan, yakni dr Gerardo Lozada.


Gerardo mengira bahwa Lina adalah kakaknya, tetapi dalam usia 10 tahun ia baru mengetahui Lina adalah ibunya. Ia bertumbuh sehat dan meninggal pada tahun 1979 dengan umur 40 tahun.

Ia menikah dengan seseorang yang bernama Cassie Robinson dan memiliki anak laki laki pada tahun 1981 yang di beri nama Michael Edgar Medina.

Hingga kini kisah Lina Vanessa Medina menjadi sebuah fenomena dan akhirnya membuat Lina Medina dikenal sebagai ibu termuda dalam sejarah.

Lina Medina adalah anak dari pasangan Tiburelo Medina dan Victoria Losea. Lina Medina lahir pada 27 September 1933 di Ticrapo, Peru. Dia adalah salah satu dari sembilan bersaudara.

Peristiwa bermula ketika Lina dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya saat berumur 5 tahun di karenakan abdomennya yang terus membesar. Orang tuanya mengira Lina terkena tumor, tetapi dokternya mengatakan ia sedang hamil tujuh bulan.

Dr. Gerardo Lozada akhirnya membawanya ke Lima, Peru, untuk pembedahan dan akhirnya dinyatakan bahwa Lina sedang hamil. Satu setengah bulan kemudian, tanggal 14 Mei, 1939, ia melahirkan seorang anak laki-laki melalui bedah caesar dikarenakan tulang kelangkanganya yang masih kecil.

Bedah ini dilakukan oleh Dr. Lozada dan Dr. Busalleu, bersama dengan Dr. Colretta yang menyiapkan anestesi. Berita ini dilaporkan secara detail oleh Dr. Edmundo Escomel untuk La Presse Medicale.

Laporan itu di barengi bersama dengan informasi tambahan bahwa Lina telah mengalami menstruasi saat berusia 8 bulan (atau 2 1/2 tahun menurut sumber lain), dan payudaranya telah berkembang sejak berumur 4 tahun. Dan dalam usia 5 tahun kelangkangannya telah melebar dan tulangnya bertumbuh.

Read More

20 August 2021

Ask Sosok Florence Nightingale, Pelopor Ilmu Keperawatan Modern Dunia AdityaDees

01:36 0
Florence Nightingale menjadi sosok yang penting dalam dunia keperawatan. Ia merupakan pelopor perawat modern. Bahkan dijuluki sebagai "The Lady With the Lamp" atau "Bidadari Berlampu",atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Hari Perawat Internasional yang selalu diperingati setiap 12 Mei tidak lepas adanya dari peran Florence Nightingale


Ia juga pernah menulis buku Notes on Nursing yang berisi catatan lengkap ilmu keperawatan, yang kemudian menjadi buku panduan di sekolah keperawatan dunia.

Florence Nightingale dilahirkan pada 12 Mei 1820 di Florence, Italia. Florence Nightingale seorang Perawat pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik.

Sejak kecil Florence tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berada. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya.

Ayah Florence, Wiliam bekerja sebagai seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris.Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Florence adalah keluarga terpandang.

Jiwa Filantropi Florence terlihat sejak usia remaja, ia sangat berbeda dari kebanyakan putri kaya, yang pada waktu itu aktivitasnya cenderung bersenang-senang dan malas-malasan. Tetapi Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Ketertarikan nya dalam dunia keperawatan dimulai pada tahun 1846,ketika ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman. Di sana Florence mengenal lebih jauh tentang konsep rumah sakit modern.

Ia terkesan akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien, sehingga Florence berencana untuk mengadopsi pekerjaan sosial keperawatan, dan di praktekan di Inggris.

Namun Keinginan ini ditentang keras oleh keluarganya. Bukan tanpa alasan ! Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok.

Florence juga menolak lamaran Richard Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), pada tahun 1851 saat Florence berusia 31 tahun. Sebab ia ingin mendedikasikan hidupnya dan mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan.

Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan.

Pandangan Ayahnya dan Argumentasi Florence tentang keperawatan sangat berlawanan. Florence menganggap bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa merendahkan profesi perawat, sedangkan Ayahnya memiliki stigma bahwa perawat itu pekerjaan yang tidak layak untuknya.

Meski begitu,Florence tetap bersikeras pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati disana selama empat bulan, meski ia di bawah tekanan dari keluarganya .

Pada tanggal 12 Agustus 1853, Florence kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London.

Ketika perang terjadi di Semenanjung Krimea pada tahun 1853-54,banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran. Namun kondisi itu diperparah dengan tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan :

bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?"


Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.

Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. "ucap Sidney Herbert".


Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal dan sampai Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari.

Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat.

Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale. Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.

Pada masa musim dingin pertama Florence berada disana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang.

Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis.

Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara.

Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya desain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.

Pada 1860 ia mendirikan sekolah dan rumah Nightingale untuk melatih para perawat di rumah sakit St. Thomas, London. Dan Pada 1910 ia mengembuskan nafas terakhirnya di umur 90 tahun.

Penghormatan atas jasa besar Florence, ia diberikan penghargaan British Order of Merit lima tahun setelah kematiannya. Pemerintah juga mendirikan Monumen Perang Krimea untuk menghormati perjuangannya.

Read More

Ask Sejarah Perang Krimea Antara Rusia ,Turki Utsmani dan Sekutu AdityaDees

01:27 0
Perang Krimea adalah konflik yang terjadi di Semenanjung Krimea di laut hitam pada Oktober 1853 - Februari 1856 , perang ini melibatkan tentara Rusia ,Inggris ,Prancis , serta Turki Utsmaniyah dan sardinia. Perang ini setidaknya merenggut korban sekitar 650.000 nyawa.

Perang ini dikenal dengan nama berbeda di berbagai negara seperti Perang Oriental oleh Rusia dan Perang Rusia oleh Britania serta di kenal dalam puisi Lord Tennyson "The Charge of the Light Brigade .

Selain itu ,Perang Krimea juga disebut-sebut merupakan konflik teknologi modern pertama, menurut The Institution of Engineering and Technology .

Untuk pertama kalinya, tentara menggunakan senapan yang diproduksi secara massal di pabrik-pabrik, dan mendarat di garis pantai dengan kapal serbu lapis baja.

Peristiwa Krimea juga yang telah melambungkan nama Florence Nightingale , pendiri keperawatan modern, pertama kali menjadi terkenal, atas usahanya untuk membantu tentara Inggris yang terluka yang sekarat karena kolera dan tipus di bangsal rumah sakit yang kumuh.

Perang krimea mulai pecah Pada 5 oktober Tahun 1853 , ketika Ottoman menyatakan perang kepada Rusia dan melakukan serangan balik terhadap pasukan Rusia.

Meskipun Turki memenangkan beberapa kemenangan awal, pertarungan itu menguntungkan Rusia.


Sebulan kemudian kapal perang Rusia menggempur kapal-kapal angkatan laut Turki kuno di di pelabuhan Laut Hitam Sinop, membakar lambung kayu mereka dengan peluru pembakar dan membunuh hampir 2.000 pelaut dan perwira Ottoman.

Menurut buku Candan Badem tahun 2010 The Perang Krimea Utsmaniyah . Pembantaian mengerikan itu membantu mengobarkan opini publik Eropa Barat terhadap Rusia.

Agresivitas Rusia membuat Inggris dan perancis memberikan respon, terlebih lagi Perancis yang masih mengingat kekalahan Napoleon 1 dari Rusia, ia kemudian memanfaatkan momentum ini untuk balas dendam.

Pada tahun 1854, seluruh aliansi Turki Utsmani bergabung dan menyatukan pasukan untuk melawan Rusia, dan pada pertengahan September 1854, sekutu mendaratkan 30.000 tentara Prancis, 26.000 tentara Inggris, dan 4.500 orang Turki di Eupatoria , sebuah kota di semenanjung Krimea.

Beberapa hari kemudian, sekutu menghadapi Rusia di pertempuran Alma, Lebih dari 5.700 tentara Rusia tewas, sementara Inggris dan Prancis kehilangan 962 orang, menurut Museum Infanteri Lancashire .

Setelah peristiwa itu Sekutu kemudian menuju ke Sevastopol melakukan pengepungan selama tiga bulan. Sebaliknya, pertempuran akhirnya berlarut-larut selama hampir satu tahun.

Dalam Pertempuran Balaklava Oktober 1854 , kemajuan kavaleri Rusia disambut oleh Resimen Kaki Dataran Tinggi ke-93 Inggris, yang komandannya, Marsekal Lapangan Sir Colin Campbell, ia mengatakan kepada anak buahnya bahwa tidak ada pertanyaan untuk mundur.

"Anda harus mati di tempat Anda berdiri," kecuali mereka berhasil mengusir penunggang kuda Rusia yang menyerang.


Dalam keputusasaan, Rusia mencoba serangan mendadak lainnya pada bulan November, tetapi sekali lagi itu gagal.Pada akhirnya, Rusia mundur, dengan meninggalkan 12.000 orang tewas, sementara Inggris kehilangan 2.500 orang dan Prancis 1.700.

Tetapi sekutu menghadapi kendala lain selain Rusia pada musim dingin 1854-55. Mereka menghadapi badai hebat yang menerjang semenanjung Krimea.

Badai itu menghancurkan tenda tentara Inggris dan menenggelamkan kapal yang membawa pasokan medis, makanan dan pakaian, dan tentara harus menjaga parit dalam cuaca dingin yang membekukan, dan banyak yang meninggal karena penyakit seperti kolera.

Pada musim panas 1855, pada awal September tentara Prancis mengalahkan Rusia dalam pertempuran satu lawan satu dan mengibarkan bendera mereka di atas Malakoff Redoubt , sebuah benteng penting dalam pertahanan Sevastopol.

Beberapa hari kemudian, Rusia membakar sisa kapal mereka di Sevastopol dan mundur dari kota. Austria juga memberikan Somasi untuk bergabung di pihak sekutu.

Rusia akhirnya memutuskan bahwa mereka sudah cukup. Mereka setuju untuk mengakhiri perang, dan Perjanjian Paris ditandatangani pada Maret 1856. Rusia juga menyetujui untuk mengembalikan wilayah yang telah direbutnya, dan Laut Hitam didemiliterisasi.

Sumber :

https://www.history.com/topics/british-history/crimean-war
https://www.britannica.com/event/Crimean-War

Read More

11 August 2021

Ask Pengaruh kerajaan Sriwijaya di Filipina AdityaDees

13:54 0
Artefak kuno membuktikan bahwa ada hubungan Bisaya di Visayas dan Mindanao dan Kerajaan Sri Vijaya di daerah Indo-Melayu sebelum kedatangan Spanyol.

Inti wilayah Sriwijaya terkonsentrasi di dan sekitar Selat Malaka dan Sunda serta di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Jawa Barat. Namun, antara abad ke-9 dan ke-12, pengaruh Sriwijaya tampaknya telah meluas jauh melampaui intinya.

Para navigator, pelaut, dan pedagang Sriwijaya tampaknya telah terlibat dalam perdagangan dan eksplorasi ekstensif, yang mencapai pesisir Kalimantan, kepulauan Filipina, Indonesia Timur, pesisir Indocina, Teluk Benggala, dan Samudra Hindia hingga Madagaskar.

Pengaruh kekaisaran mencapai Manila pada abad ke-10. Kerajaan Tondo di bawah lingkup pengaruhnya telah didirikan di sana.

Penemuan patung emas di Agusan del Sur dan Kinnara emas dari Butuan, Mindanao Timur Laut, di Filipina menunjukkan adanya hubungan kuno antara Filipina kuno dan kerajaan Sriwijaya, karena Tara dan Kinnara adalah tokoh atau dewa penting dalam kepercayaan Buddha Mahayana.

Kesamaan agama Buddha Mahayana-Vajrayana menunjukkan bahwa Filipina kuno memperoleh kepercayaan Mahayana-Vajrayana mereka dari pengaruh Sriwijaya di Sumatera.

Padahal industri emas di Butuan jauh melebihi yang ada di Sriwijaya atau pemerintah terkait di Sumatera.

Pada abad ke-12, kerajaan ini mencakup sebagian Sumatera, Semenanjung Malaya, Jawa Barat, dan sebagian Kalimantan. Itu juga memiliki pengaruh atas bagian-bagian tertentu dari Filipina, terutama Kepulauan Sulu dan pulau-pulau Visayas.

Diyakini oleh beberapa sejarawan bahwa nama 'Visayas' berasal dari kerajaan Sriwijaya.

Sumber :

Budaya Visayan melalui halaman Facebook Discover Asean.

Read More

09 August 2021

Ask Pertempuran laut terbesar Jutland dalam perang Dunia Pertama AdityaDees

01:11 0
Pada 31 Mei - 1 Juni 1916 terjadi pertempuran laut terbesar dalam perang Dunia Pertama, yaitu pertempuran laut Jutland. Untuk Inggris itu dikenal sebagai pertempuran Jutlandia dan Untuk Jerman itu adalah Skagerrak .

Ini adalah satu-satunya armada kapal perang "Dreadnought" Inggris bertemu Jerman dan benar-benar meledak. Yang melibatkan 250 kapal dan sekitar 100.000 orang.

Bagi kedua belah pihak, pertempuran ini adalah pengalaman baru. Inggris telah menjadi penguasa laut yang tak terbantahkan sejak akhir Perang Napoleon , lebih dari 100 tahun sebelumnya.

Pertempuran Jutlandia, yang berlangsung selama dua hari melibatkan 151 kapal perang Inggris melawan 99 kapal Jerman dan merupakan yang pertama, kedua armada itu saling berhadapan dalam pertempuran.

Armada Laut Tinggi Jerman bermaksud untuk memancing, menjebak, dan menghancurkan sebagian Armada Besar, karena angkatan laut Jerman tidak cukup untuk secara terbuka untuk melawan seluruh armada Inggris.

Ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar untuk mematahkan blokade dari Inggris kepada Jerman ,untuk memungkinkan akses kapal angkatan laut Jerman ke Atlantik.

Nick Hewitt berpendapat, pertempuran Jutlandia, yang terjadi di Laut Utara pada Mei 1916, memastikan bahwa Jerman tidak akan pernah menang dalam Perang Dunia Pertama.


Inggris, yang terinspirasi oleh First Sea Lord, Laksamana Sir John 'Jackie' Fisher, meluncurkan kapal perang inovatif HMS Dreadnought , yang lebih cepat, dengan baju besi yang lebih baik dan senjata yang lebih berat.

Kemudian mengembangkan jenis kapal baru, battlecruiser, dengan senjata berat tetapi baju besi ringan untuk memungkinkan kecepatan luar biasa.

Dalam perlombaan membangun kapal penempur, Inggris tetap berada di depan, meskipun anggaran pertahanan Jerman meningkat sebesar 142 persen.

Ketika Inggris menyatakan perang pada 4 Agustus 1914, Armada Besar Inggris memiliki 28 kapal penempur dan sembilan kapal penjelajah perang. Armada Laut Tinggi Jerman memiliki 16 kapal penempur dan lima kapal penjelajah perang.

Panglima Tertinggi Inggris, Laksamana Sir John Jellicoe, tahu bahwa situasi angkatan laut menguntungkan Inggris. Posisinya semakin ditingkatkan oleh tim pemecah kode sipil di London yang dikenal sebagai 'Kamar 40'.

Pada Januari 1916 Wakil Laksamana Reinhard Scheer mengambil alih komando Armada Laut Tinggi. Scheer membujuk Kaiser untuk membiarkan dia menggunakan armada lebih agresif, dan menyusun rencana untuk memprovokasi Inggris agar membuat kesalahan.

Kapal penjelajah perang Jerman Wakil Laksamana Franz von Hipper diperintahkan untuk menyerang konvoi kapal dagang Inggris yang menuju ke Norwegia yang netral.

Scheer mengharapkan Wakil Laksamana Sir David Beatty, Komandan Skuadron Battlecruiser Armada Besar yang berbasis di Rosyth, untuk melawan Hipper, dan kemudian bergabung dengan Jellicoe dari Scapa Flow.

Kapal selam Jerman akan menyergap armada yang muncul, dan Hipper akan menyerang Beatty dan memikatnya menuju Armada Laut Tinggi utama. Menghancurkan kekuatan Beatty terlebih dahulu supaya armada Jerman setara dalam jumlah, ketika mereka melawan Jellicoe.

Kontak pertama adalah pada 14:28 ketika HMS Galatea , kapal penjelajah Inggris, melihat beberapa kapal Hipper. Pertempuran telah dimulai. Jerman menembak lebih dulu. Satu peluru menembus turret 'Q' HMS Lion , flagship Beatty, menyebabkan kebakaran mematikan.

Dua puluh menit kemudian HMS Queen Mary , yang terhimpit oleh tembakan Jerman, juga terguling dan meledak.


Pukul 16:33 Beatty melihat Armada Laut Tinggi Scheer di depannya dan membelokkan kapalnya kembali ke utara menuju Jellicoe. Berharap untuk menghancurkan kapal penjelajah Beatty, Scheer dan Armada Laut Tinggi mengejar mereka ke utara.

Setiap kapal terkena tembakan berat Jerman, namun, baju besi superdreadnoughts 'melindungi bagian-bagian penting dari setiap kapal dan mereka terus menimbulkan kerusakan serius pada battlecruiser Jerman mengejar.

Pada pukul 18:14 Jellicoe dikerahkan menuju utara ke 'line to port', posisi terbaik untuk 'cross the T' musuh. Ini akan memungkinkan kapal perangnya membawa semua senjata mereka untuk menyerang Jerman, sementara hanya menerima tembakan dari senjata depan mereka.

Namun demikian, ini meninggalkan layar Jellicoe dari kapal penjelajah lapis baja tua dalam posisi depan yang sangat berbahaya, terjebak di antara dua garis pertempuran. Pertahanan HMS dengan cepat hancur, HMS Warrior rusak parah, dan HMS Black Prince terpisah dan hilang.

Pada pukul 18:34 sebuah peluru menembus menara tengah kapal HMS Invincible andalan Hood . Lampu kilat melesat ke majalah di bawah dan bagian tengah kapalnya menghilang dalam ledakan besar, membawa Hood dan lebih dari seribu pria bersamanya.

Menghadapi seluruh Armada Besar dan bersenjata lengkap, inilah pertempuran sepihak yang ingin dihindari Scheer, dan, setelah baku tembak yang singkat dan intens, dia membalikkan armadanya.

Dia memerintahkan manuver melarikan diri yang dilatih dengan hati-hati –'Gefechtskehrtwendung nach Steuerbord' atau 'pertempuran berbelok ke kanan' – dan armada Jerman menghilang ke dalam kabut.

Namun beberapa menit kemudian Scheer muncul untuk menghadapi musuhnya lagi. Dia kemudian mengatakan bahwa dia mencoba untuk menyelamatkan sebuah kapal penjelajah ringan yang rusak parah, Wiesbaden , tetapi ketika Jerman diserang lagi, dia menyadari bahwa ini adalah kesalahan.

Delapan belas kapal perang Inggris menembaki kapal penjelajah Jerman, sementara hanya tujuh yang menembaki armada utama Jerman saat kapal itu berbalik lagi. Sementara itu, Jellicoe sendiri berbalik menanggapi serangan torpedo Jerman.

Pukul 20:19 gelap gulita dan armada kapal berpisah.


Inggris kurang siap untuk pertempuran malam dan lima kapal perusak mereka tenggelam. Kapal penjelajah lapis baja , tidak dapat dihubungi selama berjam-jam, tersesat ke garis Jerman dan hancur berantakan dalam empat menit.

Jerman kehilangan tiga kapal penjelajah ringan yang rusak dan kapal perang tua Pommern , tenggelam dalam satu-satunya serangan torpedo Inggris yang terkoordinasi pada pukul 02:10.

Armada Jerman lolos, meskipun kapal induk Hipper yang rusak, Lützow , ditenggelamkan oleh krunya sendiri pada pukul 01:00.

Jenis Kapal Inggris Jerman
1 Kapal perang Dreadnought 28 16
2 Pra-kapal penempur 0 6
3 kapal penjelajah 9 5
4 Kapal penjelajah lapis baja 8 0
5 Kapal penjelajah ringan 26 11
6 Penghancur 79 61
7 Kapal induk pesawat amfibi 1 0

Siapa yang menang?



Kedua belah pihak mengklaim kemenangan. Orang Jerman kembali ke pelabuhan terlebih dahulu dan Scheer dengan cepat menceritakan kisahnya dari sisinya. Surat kabar mengumumkan kemenangan Jerman. Sementara itu, Armada Besar pulang ke rumah, mengubur mayatnya di sepanjang jalan

Tapi secara strategis Inggris adalah pemenang yang jelas. Armada Besar siap beraksi lagi keesokan harinya. Jerman telah gagal menghancurkannya, dan sangat terguncang oleh beratnya tanggapan Inggris sehingga mereka tidak pernah lagi secara serius menantang kendali Inggris atas Laut Utara.

Read More

05 August 2021

Ask Sosok Kontroversi Rockefeller dalam menjalankan bisnis hingga menjadi miliarder pertama dalam sejarah AdityaDees

17:33 0
Nama Rockefeller sangat mengakar kuat di berbagai bidang di seluruh Amerika Serikat sehingga namanya begitu terkenal dan mempunyai pengaruh di dunia.

Pengaruhnya meliputi industri minyak, perbankan hingga Wall Street, pendidikan tinggi, penelitian medis, dan seni. Rockefeller memiliki dampak yang tidak bisa diragukan lagi.

Pada taun 1916, surat kabar yang terbit di Amerika Serikat mengeluarkan kabar tentang perubahan status John D. Rockefeller dari jutawan menjadi miliarder pertama yang tercatat dalam sejarah.

Namun anaknya yang bernama, John D. Rockefeller, Jr. mengeluarkan pernyataan yang menyebut jika kabar yang tersebar tak sesuai kenyataan alias dibesar-besarkan.

Dalam buku biografi, Titan: The Life of John D. Rockefeller, Sr. yang diterbitkan pada 1998, penulisnya oleh Ron Chernow memperkirakan kekayaan Rockefeller mencapai di angka USD 900 juta pada 1913. Di sisi lain, taktik gurita bisnis Rockefer juga membuatnya dijuluki “orang paling dibenci di Amerika”.


Pada tahun-tahun terakhirnya, Rockefeller mencoba untuk menghapus citra buruknya dengan cara mendonasikan sebagian besar kekayaannya untuk amal.

Ketika Rockefeller meninggal pada tahun 1937, Obituari dari surat kabar New York Times meragukan jika John D. Rockefeller merupakan miliarder pertama dalam sejarah. Sejumlah sejarawan menunjuk Henry Ford sebagai miliarder pertama dalam sejarah.

John D. Rockefeller lahir 8 Juli 1839, di Richford, New York. Ia merupakan pendiri perusahaan Standard Oil Company yang merupakan miliarder pertama dalam sejarah dunia dan dianggap sebagai orang terkaya dalam sejarah Amerika, dan mungkin orang terkaya dalam sejarah dunia.

Dia merupakan anak yang pekerja keras, untuk mendapatkan uang ia memelihara kalkun, menjual permen dan melakukan pekerjaan untuk tetangga. Keluarganya migrasi ke Cleveland, Ohio Pada tahun 1853.

Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai asisten pemegang buku di sebuah perusahaan dagang bernama Hewitt & Tuttle. Setelah empat tahun di Hewitt & Tuttle, John mulai mengejar mimpinya sendiri .

Bersama dengan seorang mitra, ia mendirikan perusahaan dagang komisi yang menangani daging, jerami, dan biji-bijian. Pada akhir tahun pertama, bisnis telah meraup $ 450.000.

Dengan laju produksi minyak di Pennsylvania yang semakin cepat, Rockefeller memutuskan untuk memulai usaha berikutnya yang itu akan mengubah sejarah.

Ia kemudian membuka kilang minyak di dekat Pittsburgh pada tahun 1863. Rockefeller hanya butuh waktu dua tahun untuk mengubah kilang itu menjadi yang terbesar di wilayah tersebut.

Pada tahun 1870, Rockefeller membentuk Standard Oil Company of Ohio, bersama dengan adiknya William (1841-1922), Henry Flagler (1830-1913) dan sekelompok pria lainnya. John Rockefeller adalah presiden dan pemegang saham terbesarnya.

Dalam waktu singkat margin keuntungan di Standard Oil tetap konsisten tinggi dari sejak awal terbentuknya. Itu di karenakan Rockefeller kompeten dalam mengelola perusahaan.

Termotivasi oleh pertumbuhan pesat perusahaan, Rockefeller memulai strategi pengambilalihan secara agresif ,yang akan mendorong perusahaan ke dalam permainanya sendiri.

Setelah Standard Oil menguasai hampir semua kilang di wilayah Cleveland, ia mulai menjalin kemitraan dengan perusahaan kereta api untuk mengangkut minyaknya seekonomis mungkin, sambil juga membeli jaringan pipa dan terminal minyak.

Dengan memiliki hampir setiap aspek bisnis, kontrol Standard Oil terhadap industri diperketat ,perusahaan bahkan membeli perusahaan pesaingnya, untuk mencegah pesaing membangun infrastruktur transportasi mereka sendiri.

Dia sangat efektif dalam mengintegrasikan totalitas minyak ,terutama ekstraksinya, lalu transportasinya, dan kemudian eceran dan penjualan keseluruhannya”, kata Profesor Michael Cox, Profesor Emeritus Hubungan Internasional di London School of Economics.


Jadi itu yang mendorong Standard Oil meraih kesuksesan dan menjadi perusahaan luar biasa, bahkan pada akhir abad ke-19, hampir menjadi monopoli virtual dalam hal minyak di AS.

Mengingat semakin pentingnya minyak di dunia dan bagi perekonomian Amerika, hal itu memberi Rockefeller khususnya, posisi kekuasaan yang luar biasa, dan tentu saja akumulasi kekayaan yang besar.

Kekayaan dan kesuksesan Rockefeller yang luar biasa membuatnya menjadi sasaran para jurnalis, politisi reformasi, yang saat itu memandangnya sebagai simbol keserakahan perusahaan dan mengkritik metode yang digunakannya untuk membangun kerajaannya.

Cox mengatakan kepada World Finance: “Para kritikus berpikir bahwa metode yang digunakan Rockefeller sangat tidak bermoral, dan juga bertentangan dengan hal lain – bukan hanya karena mereka cukup suram dalam hal mendapatkan hasil yang Anda inginkan, beberapa kritikus di Kongres menyarankan dengan sangat keras.

Bahwa dengan menciptakan monopoli yang efektif, [Rockefeller] sebenarnya juga melemahkan persaingan di Amerika Serikat.Jadi praktik monopolinya dipandang oleh banyak pengkritiknya tidak hanya sebagai senjata yang agak kuat, tetapi juga akhirnya menciptakan monopoli, dan monopoli pada dasarnya buruk bagi Amerika, dan buruk bagi kapitalisme Amerika.”



Praktik monopoli Standar Oil dibongkar oleh Ida Tarbell, seorang penulis, dosen, jurnalis investigasi, sekaligus putri pengusaha yang menjadi korban Rockefeller dalam bukunya, The History of the Standard Oil Company, yang merangkum artikelnya yang dipublikasikan pada 1902 hingga 1904.

Pada tahun 1892, Mahkamah Agung Ohio telah memutuskan bahwa Standard Oil melanggar hukum negara dan menyebabkan Rockefeller membubarkan perusahaan dan menyerahkan pengelolaan setiap anak perusahaan.

Meskipun demikian, hierarki perusahaan tetap utuh, dengan kendali atas semua divisi berada di tangan dewan yang dijalankan oleh Rockefeller sendiri.

Dalam langkah yang berani sembilan tahun kemudian, dia mengumpulkan kembali berbagai perusahaan menjadi satu grup induk. Kongres kembali melakukan intervensi pada tahun 1911 dan alhasil memaksanya untuk membubarkan kembali.

Pengaruh Rockefeller pada bisnis minyak bahkan masih terlihat hingga saat ini. "Meski Standard Oil dipaksa pecah menjadi beberapa perusahaan karena divonis melakukan monopoli -- BP, Exxon, ConocoPhillips, dan Chevron adalah anak-anak perusahaannya," tulis Sam Parr untuk The Hustle.

Rockefeller terlibat dalam kontroversi, tetapi membangun reputasinya kembali


Rockefeller yang dikenal sangat kontroversial dan perannya dalam membantu ekonomi Amerika yang besar, itu sama terkenalnya dengan pekerjaan filantropisnya. Di antara contoh yang paling menonjol dari upaya tersebut adalah kontribusinya terhadap penciptaan Universitas Chicago.

Tindakan penting lainnya datang pada tahun 1902, ketika Rockefeller mendirikan Dewan Pendidikan Umum dalam upaya untuk mendukung pendidikan di AS "terlepas dari ras, jenis kelamin atau keyakinan", dengan penekanan khusus pada mempromosikan pendidikan tinggi.

Kemudian, muncul Rockefeller Foundation, sebuah lembaga yang didirikan oleh Rockefeller pada tahun 1913 untuk “mempromosikan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia”.

Rockefeller telah menyumbangkan sebagian kekayaanya untuk mempromosikan pendidikan, kesehatan masyarakat, kemajuan ilmiah, seni, penelitian sosial dan banyak lagi.

Terlepas dari kritik yang menyelimuti karir Rockefeller, termasuk berbagai tuduhan penggelapan pajak ,kebiasaannya memberi amal adalah salah satu tindakan positif.

Rockefeller pensiun dari bisnis pada pertengahan 1890-an dalam kehidupan pribadinya, Rockefeller sangat religius, sederhana dan pegolf yang rajin.

Dalam ambisi hidupnya ia bertujuan untuk mencapai usia 100 tahun, namun ia meninggal pada usia 97 pada 23 Mei 1937,di The Casements, rumah musim dinginnya di Ormond Beach, Florida .

Read More

04 August 2021

Ask Pasukan berani mati Jepang dalam misi Kamikaze AdityaDees

01:25 0
Pada akhir Perang Dunia II, posisi Jepang begitu terdesak. Angkatan Laut Kekaisaran hampir habis, sementara Angkatan Daratnya sudah kesulitan menghadapi gempuran Amerika. Pangkalan militer mereka yang sangat penting, Saipan, juga telah jatuh ke tangan sekutu.

Hal ini diperparah lagi dengan deretan kekalahan yang harus diderita dan banyaknya pilot berpengalaman mereka yang tewas di medan perang. Dalam kondisi seperti itu Taktik penyerangan konvensional tidak dapat dilakukan karena mengingat pesawat-pesawat dan kapal-kapal Jepang kalah jumlah.

Di saat situasi genting itu lah, pada 19 Oktober 1944, Panglima Armada Udara Pertama Laksdya Takijiro Ohnisi segera berkoordinasi dengan Grup Udara ke-201 AL Jepang di Mabalacat, Filipina, untuk mempersiapkan kesatuan udara kamikaze.

Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Laksamana Madya Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina . kemudian Ide ini direalisasikan oleh Laksamana Madya Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada bulan Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze.


Pasukan Serangan Khusus ini sebenarnya bukanlah pertama kali dibentuk. Pada perang-perang sebelumnya, baik Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1905-1906), pasukan jepang membentuk unit kapal torpedo bunuh diri (kaiten) untuk menyerang kapal perang Tiongkok dan Rusia.

Kamikaze merupakan badai yang menyelamatkan Jepang atas invasi pasukan mongolia pada akhir abad ke-13, ketika Kubilai khan cucu dari Genghis Khan berkuasa. Menurut legenda Jepang, kapal-kapal Mongolia itu akhirnya diterpa badai.

Angin besar yang menyelamatkan Jepang itu dikenal oleh masyarakat Jepang sebagai Kamikaze. Peristiwa ini terjadi dua kali yakni pada 1274 dan 1281. Kamikaze juga merupakan wujud dari semangat bushido Jepang yang setia dan rela berjuang mengorbankan nyawanya demi membela negerinya.

Menurut dalam bahasa inggris "Kamikaze" umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.


Kamikaze sebagai pasukan misi khusus militer Jepang memiliki peran penting bagi Perang Dunia II, khususnya dalam Perang Pasifik. Pembentukan unit Kamikaze di latar belakangi dengan posisi jepang yang sudah sangat terdesak.

Pasukan ini memiliki empat unit, diantaranya, Unit Asahi, Unit Shikishima, Unit Yamato, dan Unit Yamazakura. Nama-nama tersebut terinspirasi dari sebuah puisi patriotik yang di buat oleh sarjana klasik Jepang, Motoori Norinaga.

Pasukan khusus ini memiliki andil besar dalam usaha Jepang untuk mempertahankan Filipina agar tidak jatuh ke tangan Sekutu.

Kamikaze pertama dilakukan oleh Laksamana Madya Masafumi Arima, komandan Armada Udara ke-26 pada 15 Oktober 1944. Tatkala memimpin 100 pembom tukik Yokosuka D4Y yang tiba-tiba menukikkan pesawatnya ke arah kapal induk USS Franklin dan kapal itu terbakar, namun masih tetap beroperasi hingga pada tahun 1964.

Jauh sebelum adanya taktik kamikaze, para pilot akan secara sengaja menabrakkan pesawatnya ke suatu target dengan tujuan menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin.

Hal ini dilakukkan ketika pesawat yang mereka terbangkan sudah dalam kondisi rusak atau menghindari resiko tertangkap oleh musuh. Berawal dari prinsip itulah Jepang akhirnya membuat dan menyusun serangan kamikaze ini.

Serangan kamikaze secara terencana dan dalam skala besar terjadi pertama kali saat Pertempuran Samar yang masih termasuk kedalam bagian dari Pertempuran Teluk Leyte yang lebih besar.

Di bulan-bulan selanjutnya, intensitas serangan kamikaze semakin meningkat dan puncaknya terjadi pada bulan April hingga Juni 1945.

Selama operasi itu berlangsung, banyak dari kapal-kapal Sekutu menjadi korban keganasan kamikaze. Serangan ini tak pandang bulu mulai dari kapal kargo hingga kapal tempur milik Sekutu dijadikan sasaran oleh para pilot kamikaze.

HMS Formidable dan USS Laffey merupakan sedikit dari korban keganasan kamikaze. Kapal induk HMS Formidable dihantam oleh pesawat Mitsubishi A6M “Zero” dan akibat serangan itu membuatnya rusak dan terbakar hebat.

Sedangkan kapal perusak USS Laffey terkena hingga enam serangan kamikaze berturut-turut namun kapal tersebut tidak tenggelam dan sebab peristiwa itu USS Laffey mendapat julukan ” The Ship That Would Not Die” atau “Kapal yang Tak akan Pernah Mati”.

Semua pilot yang direkrut oleh Jepangn untuk misi Kamikaze merupakan sukarelawan yang berasal dari golongan pemuda Jepang. walaupun kamikaze sendiri merupakan misi bunuh diri, banyak dari para pemuda bersukarela menjadi bagian dari unit tersebut.

Hingga kini, seberapa besar jumlah kapal perang yang berhasil dihancurkan pasukan kamikaze masih menjadi perdebatan sejumlah pihak. Menurut catatan AU AS, Jepang setidaknya telah melancarkan 2.800 serangan kamikaze dan menenggelamkan 34 kapal perang. Kamikaze juga telah merusak 368 kapal, membunuh 4.900 pelaut, serta melukai 4.800 orang lainnya.

Pro-kontra mengenai efektivitas kamikaze jadi perdebatan hangat. Meski heroik dan menyeret banyak korban serta kerusakan besar, kamikaze ternyata tak mampu membalikkan situasi Jepang yang sedang terdesak. Kaisar Hirohito menyerah tanpa syarat ke Sekutu pada 15 Agustus 1945. PD II resmi berakhir.

Read More

29 July 2021

Ask Kekalahan terbesar Romawi sepanjang sejarah dalam pertempuran Carrhae melawan Parthia AdityaDees

06:40 0
Bangsa Romawi adalah peradaban yang sangat sukses pada masa itu, dan sebagian dari kesuksesan mereka dapat dikaitkan dengan semua pertempuran yang mereka menangkan.

Namun, salah satu kekalahan terbesar dalam pertempuran yang secara langsung mempengaruhi existensi kekuasaan mereka adalah pertempuran Carrhae.

Pertempuran Carrhae merupakan kekalahan besar Romawi sepanjang sejarah. Pertempuran ini terjadi pada 53 SM, antara Republik Romawi dan Kekaisaran Parthia dekat kota kuno Carrhae (sekarang Harran, Turki).

Di bawah komando Marcus Licinius Crassus ,Pasukan Romawi mengalami kegagalan dalam pertempuran melawan Phartia. Jenderal Parthia Surena mampu mengalahkan pasukan Romawi dalam pertempuran ini .

Melalui keahliannya menggunakan pemanah kuda dan katafrak (kavaleri lapis baja), bangsawan Parthia Surena menghancurkan atau menangkap hampir semua legiun Crassus.

Menurut penyair Ovid dalam Buku 6 puisinya , pertempuran itu terjadi pada tanggal 9 Juni.


Keserakahan sering dianggap oleh sumber-sumber kuno, terutama penulis biografinya Plutarch, karena kesalahan karakter utamanya dan motifnya pergi berperang.

Sejarawan Erich S. Gruen percaya bahwa tujuan Crassus adalah untuk memperkaya perbendaharaan publik karena kekayaan pribadi bukanlah yang paling kekurangan Crassus.

Sumber-sumber Romawi memandang Pertempuran Carrhae tidak hanya sebagai malapetaka bagi Roma dan aib bagi Marcus Crassus, tetapi juga sebagai tragedi.

Kematiannya adalah kegagalan yang memalukan, ia dan putranya dan sebagian besar pasukannya dibantai oleh Parthia di Pertempuran Carrhae.

Marcus Licinius Crassus bukanlah komandan yang tidak kompeten, dia telah menjadi pemimpin militer yang cakap sekaligus negarawan yang sukses.

Bersama dengan Julius Caesar (100-44 SM) dan Pompey the Great (106-48 SM), Crassus membentuk Triumvirat Pertama yang secara efektif memerintah Republik Romawi.

Dengan keberhasilan Caesar di Gaul dan kemenangan Pompey di Mediterania, Crassus membutuhkan penaklukan militer untuk memajukan posisi politik pribadi dan keluarganya di Roma.

Hal ini yang menjadi salah satu pendorongnya untuk menginvasi suriah dan memutuskan untuk menyerang Parthia tanpa persetujuan resmi dari Senat Republik Romawi ,yang akhirnya berperang dengan Phartia.

Marcus Crassus telah memerintah Syria selama tiga tahun. Selama itu, dia berhasil membentuk tim yang cukup besar: 35.000 legionary, 4.000 kavaleri, dan 4.000 infanteri ringan. Marcus Crassus bermaksud untuk menyerbu Kerajaan Parthia dengan bantuan Pemerintah Armenia.

Raja Armenia Artavasdes I sempat menyarankan agar Rombongan Crassus menghindari jalur gurun dan menawarkan jalur melewati Armenia. Namun tetapi saran itu di tolak Crassus dan memutuskan untuk mengambil rute langsung melalui Mesopotamia dan merebut kota-kota besar di wilayah tersebut.

Raja Phartia Orodes, yang mengetahui situasi ini segera mengirimkan pasukan ,pasukan ini terdiri dari dua Kelompok . Kelompok pertama dikirim untuk menghukum Armenia, mayoritas terdiri dari infanteri pemanah dengan sedikit kavaleri.

Sedangkan kelompok kedua dikirim untuk menghadang Romawi, terdiri dari 9.000 kavaleri pemanah dan 1.000 katafrak, di bawah kepemimpinan Surena.

Crassus menerima arahan dari kepala suku Osroene Ariamnes, yang telah membantu Pompey dalam kampanye timurnya. Crassus mempercayai Ariamnes, yang, bagaimanapun, dibayar oleh Parthia.

Dia mendesak Crassus untuk segera menyerang dan secara salah menyatakan bahwa Parthia lemah dan tidak teratur.

Sejarawan sering menyalahkan Crassus karena tidak menerima tawaran dan bimbingan Artavasdes, sebagai gantinya mengikuti saran dari sekutu Mesopotamia yang berbahaya dan mengambil rute terpendek menuju Ctesiphon melalui gurun Mesopotamia.

Waktu pertempuran sangat penting. Itu dimulai pada sore hari tanggal 6 Mei (= 9 Juni 701 penanggalan Romawi). Parthia menggunakan dataran tinggi di depan orang Romawi untuk mendekati mereka tanpa terlihat .

Ketika mereka pertama kali terlihat oleh orang-orang Romawi, mereka menutupi diri untuk menyembunyikan baju besi mereka, tetapi ketika barisan semakin dekat, mereka membuka jubah mereka, memperlihatkan helm baja margian dan penutup dada mereka yang berkilauan .

Mereka menyerang Romawi dari semua sisi dan mulai melepaskan panah kuat mereka. Kemudian, mundur, mereka berbalik di pelana mereka dan terus menembakkan panah mereka .

Takut terkepung di sebelah kanan dan tidak mampu menghentikan penembakan, Crassus memerintahkan putranya untuk memimpin anak buahnya dalam serangan terhadap Parthia.

Parthia berpura-pura melarikan diri, secara bertahap membawanya menjauh dari pasukan utama, lalu berputar, mengelilinginya, dan menembak sebagian besar anak buahnya. Hanya penunggang kuda Galianya yang mampu menahan atau menyerang balik Parthia, tetapi bahkan mereka dihancurkan oleh para lancer berat (katafrak).

Publius dan para perwiranya terluka dan mati. Dari seluruh kekuatannya yang berjumlah hampir 5.500 orang, hanya ada lima ratus orang yang selamat, semuanya ditawan oleh orang Parthia.

Beberapa telah melarikan diri dan membawa berita itu ke Crassus, mendesaknya untuk bergegas membantu putranya, tetapi ketika Crassus bergerak maju, dia bertemu dengan orang Parthia yang kembali, yang memamerkan kepala Publius dengan tombak. Parthia sekali lagi mengepung orang-orang Romawi, terus menembaki mereka sampai malam tiba.

Banyak orang Romawi telah jatuh, dan 4.000 orang cacat karena luka panah. Melihat orang Parthia di sebelah mereka membuat takut orang Romawi, dan mereka memutuskan untuk melarikan diri. Crassus telah kehilangan kepemimpinan dan tidak lagi mampu mengambil alih komando.

Crassus segera memutuskan untuk mundur pada malam hari ke kota bernama Sinnaca di kaki gunung Armenia, di mana kavaleri Parthia tidak dapat beroperasi secara bebas.

Keesokan harinya, Surena mengirim pesan ke Romawi dan menawarkan untuk bernegosiasi dengan Crassus. Surena mengusulkan gencatan senjata untuk memungkinkan tentara Romawi kembali Suriah aman sebagai ganti Roma menyerahkan semua wilayah di sebelah timur Efrat.

Surena mengirim seorang duta besar ke Roma melalui perbukitan atau menyatakan dirinya menginginkan konferensi perdamaian tentang evakuasi.

Crassus enggan untuk bertemu dengan Parthia, tetapi pasukannya mengancam akan memberontak jika tidak. Pada pertemuan tersebut, seorang Parthia menarik kendali Crassus dan memicu kekerasan di mana Crassus dan jenderalnya terbunuh.

Setelah kematiannya, Parthia diduga menuangkan emas cair ke tenggorokannya dengan gerakan simbolis yang mengejek keserakahan Crassus yang terkenal.Orang Romawi yang tersisa di Carrhae berusaha melarikan diri, tetapi sebagian besar ditangkap atau dibunuh.

Pertempuran itu salah satu kekalahan paling mahal dalam sejarah Romawi.

Kemenangan luar biasa Surena membawa konsekuensi yang sangat besar. Ini menghentikan ekspansi Romawi, mengembalikan Mesopotamia ke Parthia, dan mengkonsolidasikan Efrat sebagai batas antara dua kekuatan.

Ini menempatkan Persia pada pijakan yang sama dengan Roma, membuat mereka saingan politik selama tujuh abad berikutnya. Tetapi Romawi juga belajar dari kekalahan mereka dan secara bertahap mengembangkan kavaleri mereka sendiri dengan model Parthia.

Sayangnya, Surena, pemenang di Carrhae mengalami nasib yang lebih buruk, karena popularitasnya meningkat sehingga Orodes merasa terancam olehnya dan memerintahkannya untuk dieksekusi .

Read More

24 July 2021

Ask Kolonialisme dan ketidakmanusiawian Kebun Binatang Manusia abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 AdityaDees

03:58 0
Pameran etnologi atau Human zoo merupakan pertunjukan anggota suku asli Afrika, Asia, dan Amerika Selatan di dalam sebuah kandang, seperti kebun binatang, pertunjukan ini sempat populer di Eropa dan Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Terutama di kerajaan kolonial Inggris Raya, Prancis, dan Jerman.

Mereka memanfaatkan ke-populeran dan memamerkan orang-orang 'eksotis' dari berbagai belahan dunia, yang memiliki daya tarik besar bagi massa pengunjung selama periode itu.

Di pertunjukan ini para manusia berkulit hitam dipamerkan dan orang-orang berkulit putih menonton mereka dengan tindakan merendahkan. Pamerannya sering menekankan perbedaan budaya antara peradaban Eropa , Barat dan orang-orang non-Eropa.

Antropolog Shoshi Parks menulis : "asal-usulnya berangkat dari kelahiran pertunjukan sirkus di London pada 1770-an. Sirkus tidak hanya memamerkan kemampuan atletis atau hewan eksotis, tetapi juga orang-orang yang berbeda".


Carl Hagenbeck sering dikaitkan sebagai pelopor berdirinya kebun binatang manusia ini, ia merupakan seorang pedagang hewan asal Jerman. Dia membeli hewan eksotis selama beberapa dekade, membawa mereka ke kebun binatang pribadi dan sirkus.

Pada titik tertentu, Hagenback mulai mendatangkan penduduk asli dari seluruh dunia dan menemukan bahwa ada minat besar dari penonton untuk melihat manusia eksotis ini.

Seiring membludaknya penonton pertunjukan Hagenbeck, kapitalis Eropa lain ingin juga mendapatkan untung dengan hal serupa. Upaya untuk membuat kebun binatang manusia tandingan mulai muncul pada tahun 1830-1840-an. Namun popularitasnya memuncak sejak 1870—era Imperialisme Baru .

Kebun binatang manusia makin sering dipertunjukkan di Paris, Hamburg, Berlin dan London. Juga di Barcelona, Milan, New York dan kota-kota besar di Eropa dan Amerika Serikat.

Kisah paling terkenal adalah pameran dari Saartjie Baartman dan Oto Benga , ini menunjukkan ketidakmanusiawian Kebun Binatang Manusia. Pada akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, Manusia dipamerkan secara publik di Kebun Binatang Manusia di seluruh Eropa dan Amerika Utara.

Sebelum Kebun Binatang Manusia di era Kolonial, pameran Manusia telah dipraktikkan sepanjang Sejarah khususnya di Kekaisaran Romawi.

Contohnya adalah pameran Julius Caesar tentang Pemimpin Galia Vercingetorix yang ditaklukkan pada perayaan Kemenangannya yang terkenal setelah kemenangannya dalam Perang Galia .

Selama Zaman Penjelajahan, penjelajah Spanyol dan Portugis sering membawa kembali tumbuhan, hewan, dan bahkan manusia asing, untuk membuktikan bahwa perjalanan mereka berhasil.

Namun, pajangan ini hanya dapat diakses oleh para elit, karena hanya dipamerkan di istana kerajaan. Sekali lagi, hanya para elit yang berhubungan dengan orang asing yang 'eksotis' ini.

Perbedaan utama antara pameran Manusia sebelumnya dan Kebun Binatang Manusia di era Kolonial adalah bahwa yang terakhir adalah untuk konsumsi massal dan tidak terbatas pada Aristokrasi.

Kepopuleran pertunjukan kebun binatang manusia masih berlanjut hingga era Perang Dunia II. Faktor penting yang berperan menghapus praktik kebun binatang manusia adalah dekolonialisasi negara jajahan dan menjamurnya organisasi-organisasi kemanusiaan berskala global sejak pertengahan abad ke-20.

Shosi menyatakan faktor lain: televisi. Kehadiran kotak ajaib secara efektif mampu mengenalkan dunia beserta manusia dan kebudayaannya ke masyarakat di benua Eropa dan Amerika Utara.


Jelas Shoshi, dampaknya adalah berkurangnya rasa penasaran orang kulit putih atas hal-hal “primitif" dan “eksotis". Efeknya lanjutannya, pengunjung pertunjukan kebun binatang manusia kian sepi.

Apalagi suara aktivis anti-rasisme makin mengencang. Bisnis rasis itu pun akhirnya kolaps dengan sendirinya.

Read More

23 July 2021

Ask Pertempuran besar maritim sepanjang sejarah, yaitu pertempursn teluk Leyte AdityaDees

04:28 0
Dari sekian banyak perang yang telah terjadi, ada satu pertempuran besar sepanjang sejarah perang maritim. Yakni , pertempuran yang terjadi di Teluk Leyte, Filipina, antara AS dan Jepang , yang menghasilkan kekalahan besar bagi jepang.

Pertempuran Teluk Leyte terjadi dari 23-26 Oktober 1944 dan merupakan pertempuran laut terbesar dalam Perang Dunia II. Ini mungkin dianggap sebagai pertempuran laut terbesar dalam sejarah militer.

Pertempuran terjadi antara pasukan Amerika dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Itu terjadi di dekat Kepulauan Leyte, Luzon dan Samar di Filipina, di perairan Teluk Leyte.

Pasukan AS menginvasi pulau Leyte pada tanggal 20 Oktober 1944 sebagai bagian dari strategi “Island Hopping”, agar cukup dekat dengan Jepang untuk melancarkan invasi dan pada saat yang sama mengisolasi & memotong posisi Jepang yang dijaga ketat.

Setelah berita invasi mencapai Jepang, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang diperintahkan untuk memobilisasi hampir semua kapal angkatan laut yang tersisa dan mengalahkan Armada ke-3 dan ke-7 AS dalam pertarungan dan mengubah gelombang perang menjadi menguntungkan mereka.

Tetapi Jepang tidak berhasil mencapai tujuan itu dan menderita kerugian yang sangat besar. Sehingga pertempuran ini menandai akhir dari setiap operasi armada besar Jepang.

Empat aksi utama dalam Pertempuran Teluk Leyte adalah Pertempuran Laut Sibuyan , Pertempuran Selat Surigao , Pertempuran (atau 'lepas') Tanjung Engaño ,Pertempuran di lepas pantai Samar.

Pertempuran Sibuyan

"Pasukan Pusat" Kurita yang kuat terdiri dari lima kapal perang ( Yamato , Musashi , Nagato , Kongō , dan Haruna ), dan dua belas kapal penjelajah( Atago , Maya , Takao , Chōkai , Myōkō , Haguro , Noshiro , Kumano , Suzuya , Chikuma , Tone , dan Yahagi ), didukung oleh tiga belas kapal perusak.

Saat Kurita melewati Pulau Palawan tak lama setelah tengah malam pada tanggal 23 Oktober, pasukannya terlihat oleh kapal selam USS Dace dan Darter . Meskipun laporan penampakan kapal selam itu diambil oleh operator radio di Yamato , Jepang gagal mengambil tindakan pencegahan anti-kapal selam. Atago andalan Kurita ditenggelamkan oleh Darter dan Maya oleh Dace .

Kurita memindahkan benderanya ke Yamato . Takao rusak dan kembali ke Brunei dengan dua kapal perusak, dibayangi oleh kapal selam. Pada 24 Oktober, Darter berlabuh di Bombay Shoal. Semua upaya untuk melepaskannya gagal, dan dia ditinggalkan; seluruh krunya diselamatkan oleh Dace .

Sekitar pukul 08:00 tanggal 24 Oktober, pasukan itu terlihat memasuki Laut Sibuyan yang sempit dengan pesawat dari USS Intrepid . 260 pesawat dari kapal induk Intrepid dan Cabot dari Task Group 38.2 menyerang sekitar pukul 10:30, mencetak hit di Nagato , Yamato , Musashi dan merusak Myōkō .

Gelombang kedua pesawat terkonsentrasi di Musashi , mencetak banyak serangan langsung dengan bom dan torpedo. Saat dia mundur, menuju pelabuhan, gelombang ketigadari Enterprise dan Franklin memukulnya dengan sebelas bom dan delapan torpedo.

Kurita memutar armadanya untuk keluar dari jangkauan pesawat, melewati Musashi yang lumpuh saat dia mundur. Dia menunggu sampai pukul 17:15 sebelum berbalik lagi untuk menuju Selat San Bernardino. Musashi akhirnya terguling dan tenggelam sekitar pukul 19:30.

Sementara itu, Wakil Laksamana Onishi Takijiro telah mengarahkan Armada Udara Pertamanya yang terdiri dari 80 pesawat yang berbasis di Luzon melawan kapal induk Essex , Lexington , Princeton dan Langley dari Task Group 38.3 (yang pesawatnya digunakan untuk menyerang lapangan udara di Luzon untuk mencegah serangan pesawat darat Jepang. Di kapal Sekutu di TelukLeyte).

Princeton terkena bom yang menembus baju besi dan terbakar. Pada 15:30, majalah belakang meledak, menewaskan 200 pelaut di Princeton dan 80 di kapal penjelajah Birmingham yang membantu pemadam kebakaran.

Birmingham rusak parah sehingga dia terpaksa pensiun, dan kapal lain di dekatnya juga rusak. Semua upaya untuk menyelamatkan Princeton gagal, dan dia tenggelam pada pukul 17:50.

Pertempuran Selat Surigao

"Pasukan Selatan" Nishimura terdiri dari kapal perang Yamashiro dan Fusō , kapal penjelajah Mogami , dan empat kapal perusak. Mereka diserang oleh pembom pada 24 Oktober tetapi hanya mengalami kerusakan kecil.

Karena keheningan radio yang ketat yang diberlakukan pada Pasukan Tengah dan Selatan, Nishimura tidak dapat menyelaraskan gerakannya dengan Shima dan Kurita. Ketika dia memasuki Selat Surigao yang sempit sekitar pukul 02:00, Shima berada 40 km di belakangnya, dan Kurita masih berada di Laut Sibuyan, beberapa jam dari pantai di Leyte.

Saat mereka melewati tanjung Pulau Panaon, mereka bertemu dengan jebakan mematikan yang dibuat oleh Pasukan Pendukung Armada ke-7. Laksamana Muda Jesse Oldendorf memiliki enam kapal perang( Mississippi , Maryland , West Virginia , Tennessee , California , dan Pennsylvania , semuanya kecuali Mississippi yang telah dibangkitkan dari Pearl Harbour), delapan kapal penjelajah ( kapal penjelajah berat USS Louisville (Flagship), Portland , Minneapolis dan HMAS Shropshire , kapal penjelajah ringan USS Denver , Columbia , Phoenix , Boise ), 29 kapal perusak dan 39 kapal PT.

Untuk melewati selat dan mencapai pendaratan, Nishimura harus menghadapi tantangan torpedo dari kapal PT, menghindari dua kelompok kapal perusak, melanjutkan perjalanan ke selat di bawah tembakan terkonsentrasi dari enam kapal perang yang berbaris melintasi mulut selat, dan kemudian menerobos layar kapal penjelajah dan kapal perusak.

Sekitar pukul 03:00, Fus dan kapal perusak Asagumo , Yamagumo , dan Mishishio terkena torpedo yang diluncurkan oleh kelompok perusak. Fuso pecah menjadi dua, tetapi tidak tenggelam. Kemudian pada 03:50, kapal perang melepaskan tembakan.

Kontrol tembakan radar memungkinkan kapal perang Amerika mencapai target dari jarak yang tidak bisa dibalas oleh Jepang. Yamashiro dan Mogami dilumpuhkan oleh peluru penusuk lapis baja 16 inci (406 mm). Shigure berbalik dan melarikan diri, tetapi kehilangan kemudi dan berhenti mati. Yamashiro tenggelam pada 04:19.

Pada 04:25, dua kapal penjelajah Shima ( Nachi dan Ashigara ) dan delapan kapal perusak mencapai pertempuran. Melihat apa yang mereka pikir adalah bangkai kapal perang kedua Nishimura (sebenarnya dua bagian dari Fus ), dia memerintahkan mundur. Kapal andalannya, Nachi , bertabrakan dengan Mogami , membanjiri ruang kemudi yangterakhir. Mogami tertinggal di retret dan ditenggelamkan oleh pesawat keesokan paginya.

Separuh haluan Fus dihancurkan oleh Louisville dan separuh buritan tenggelam di lepas Pulau Kanihaan. Dari tujuh kapal Nishimura, hanya Shigure yang selamat.

Yamashiro adalah kapal perang terakhir yang terlibat dalam pertempuran, dan salah satu dari sedikit yang telah ditenggelamkan oleh kapal perang lain.

Pertempuran itu sendiri adalah yang terakhir dalam sejarah angkatan laut yang terjadi hanya antara kapal perang semua senjata. Ini juga merupakan pertempuran terakhir di mana satu kekuatan (Amerika, dalam hal ini) mampu melintasi T lawannya, memungkinkan kapal-kapal AS untuk membawa semua daya tembak mereka ke kapal-kapal Jepang.

Pertempuran di Tanjung Engaño

"Angkatan Utara" Ozawa memiliki empat kapal induk ( Zuikaku — kapal induk terakhir yang bertahan dari Serangan di Pearl Harbor — Zuihō , Chitose , dan Chiyoda ), dua kapal perang Perang Dunia I yang sebagian diubah menjadi kapal induk ( Hyūga dan Ise — menara belakang telah digantikan oleh hanggar, dek dan ketapel, tetapi tidak ada yang membawa pesawat dalam pertempuran ini), tiga kapal penjelajah ( yodo , Tama , dan Isuzu ), dan sembilan kapal perusak. Dia hanya memiliki 108 pesawat.

Pasukan Ozawa tidak terlihat sampai 16:40 pada tanggal 24 Oktober, karena Amerika terlalu sibuk menyerang Kurita dan menghadapi serangan udara dari Luzon. Pada malam tanggal 24 Oktober, Ozawa mencegat (salah) komunikasi Amerika tentang penarikan Kurita, dan mulai mundur juga. Namun pada pukul 20.00, Toyoda Soemu memerintahkan semua pasukan untuk menyerang.

Halsey melihat bahwa ia memiliki kesempatan untuk menghancurkan kapal induk terakhir Jepang di Pasifik, sebuah pukulan yang akan benar-benar menghancurkan kekuatan laut Jepang dan memungkinkan Angkatan Laut AS untuk menyerang tanah air Jepang.

Percaya bahwa Kurita telah dikalahkan oleh serangan udara di Laut Sibuyan, dan pensiun ke Brunei, Halsey berangkat mengejar Ozawa tepat setelah tengah malam dengan ketiga kelompok kapal induk dan kapal perang Gugus Tugas 34 Laksamana Willis A. Lee.

Melakukan, Halsey atau anggota stafnya mengabaikan laporan dari pesawat pramuka dari USS Independencebahwa Kurita telah berbelok kembali ke Selat San Bernardo dan bahwa lampu navigasi di selat itu telah dinyalakan.

Ketika Laksamana GF Bogan, komandan TF 38.2, mengirimkan informasi ini melalui radio ke kapal utama Halsey, dia ditolak oleh seorang staf, yang menjawab, "Ya, ya, kami memiliki informasi itu." Laksamana Willis A. Lee, yang telah mengenali dengan benar bahwa pasukan Ozawa adalah umpan dan menunjukkan hal yang sama dalam pesan tanda bahaya ke kapal Halsey, juga ditolak.

Armada Ketiga AS sangat tangguh dan sepenuhnya mengalahkan Pasukan Utara Jepang. Halsey memiliki sembilan armada kapal induk( Intrepid , Hornet , Franklin , Lexington , Bunker Hill , Wasp , Hancock , Enterprise , dan Essex ) , delapan kapal induk ringan ( Independence , Princeton , Belleau Wood , Cowpens , Monterey , Langley , Cabot , dan San Jacinto ) , enam kapal perang ( Alabama , Iowa , Massachusetts , New Jersey , South Dakota , dan Washington ), tujuh belas kapal penjelajah dan enam puluh tiga kapal perusak. Dia bisa menempatkan lebih dari 1.000 pesawat di udara. Namun, pendaratan di Leyte hanya tertutupi oleh segelintir kapal induk pengawal dan kapal perusak.

Halsey telah mengambil umpan yang begitu menggoda digantung di depannya oleh Ozawa; tepat, pertunangan itu berlangsung dari jubah yang namanya berarti "penipuan" dalam bahasa Spanyol.

Kapal induk Amerika meluncurkan kelompok serangan pertama mereka yang terdiri dari 180 pesawat saat fajar, sebelum Pasukan Utara ditemukan. Pesawat pencari melakukan kontak pada pukul 7:10.

Pukul 8:00, para pejuang Amerika menghancurkan layar pertahanan 30 pesawat. Serangan udara dimulai dan berlanjut hingga malam hari, saat pesawat Amerika telah menerbangkan 527 serangan mendadak melawan Pasukan Utara, menenggelamkan tiga kapal induk Ozawa ( Zuikaku , Zuih dan Chiyoda ) dan kapal perusak Akitsuki . Kapal induk keempat, Chitose , dinonaktifkan, begitu juga kapal penjelajah Tama . Ozawa memindahkan benderanya ke yodo .

Dengan semua kapal induk Jepang ditenggelamkan atau dinonaktifkan, target utama yang tersisa adalah kapal perang yang dikonversi Ise dan Hyūga . Konstruksi besar mereka terbukti tahan terhadap serangan udara, jadi Halsey mengirim Satuan Tugas 34 ke depan untuk melibatkan mereka secara langsung.

Tapi kemudian berita mencapai Halsey tentang pertunangan di Samar dan bencana yang dihadapi Gugus Tugas Sprague 77,4. Dia meninggalkan pengejaran dan berbelok ke selatan, melepaskan hanya sejumlah kecil kapal penjelajah dan kapal perusak di bawah pimpinan Laurence T.

DuBose untuk menenggelamkan kapal-kapal Jepang yang cacat. Ise dan Hyūga kembali ke Jepang, di mana mereka tenggelam di tambatan mereka pada tahun 1945.

Pertempuran Samar

Kurita melewati Selat San Bernardino pada pukul 03:00 tanggal 25 Oktober 1944 dan berlayar ke selatan di sepanjang pantai Samar.

Untuk menghentikan mereka, ada tiga kelompok Armada Ketujuh yang dipimpin oleh Laksamana Thomas Kinkaid, masing-masing dengan enam kapal induk pengawal, dan tujuh atau delapan kapal perusak dan/atau kapal perusak pengawal.

Unit Tugas Laksamana Thomas Sprague 77.4.1 ("Taffy 1") terdiri dari kapal induk pengawal Sangamon , Suwannee , Santee , dan Petrof Bay .

Dua kapal induk pendamping yang tersisa dari Taffy 1, Chenango dan Teluk Saginaw , telah berangkat ke Morotai, Indonesia pada 24 Oktober, membawa pesawat "tak berguna" dari kapal induk lain untuk dipindahkan ke darat. Mereka kembali dengan pesawat pengganti setelah pertempuran.

Laksamana Satuan Tugas Felix Stump 77.4.2 ("Taffy 2") terdiri dari Teluk Natoma , Teluk Manila , Pulau Marcus , Teluk Kadashan , Pulau Savo , dan Teluk Ommaney . Unit Tugas Laksamana Clifton Sprague 77.4.3 ("Taffy 3") terdiri dari Teluk Fanshaw , St Lo , Dataran Putih , Teluk Kalinin , Teluk Kitkun , dan Teluk Gambier . Setiap kapal induk pengawal membawa sekitar 30 pesawat, menghasilkan lebih dari 500 pesawat secara keseluruhan.

Kapal induk pengawal lambat dan lapis baja ringan dan memiliki sedikit peluang dalam pertemuan dengan kapal perang.

Kekacauan dalam komunikasi membuat Kinkaid percaya bahwa Gugus Tugas 34 kapal perang Willis A. Lee menjaga Selat San Bernardino di utara dan bahwa tidak akan ada bahaya dari arah itu. Tapi Lee pergi bersama Halsey untuk mengejar Ozawa.

Jepang tiba di Taffy 3 pada 06:45, membuat Amerika benar-benar terkejut. Kurita mengira kapal induk pengawal sebagai kapal induk armada dan mengira bahwa ia memiliki seluruh Armada Ketiga Amerika di bawah meriam 18 inci (457 mm) dari kapal perangnya.

Clifton Sprague (tidak ada hubungannya dengan Thomas Sprague) mengarahkan kapal induk Taffy 3-nya untuk berbalik dan melarikan diri menuju badai ke timur, berharap visibilitas yang buruk akan mengurangi akurasi tembakan Jepang, dan mengirim kapal perusaknya untuk mengalihkan perhatian kapal perang Jepang dan mengulur waktu.

Kapal perusak menyerang garis Jepang dengan tekad untuk bunuh diri, menembaki dan menyebarkan formasi Jepang saat kapal berbalik untuk menghindari torpedo.

Yamato menemukan dirinya di antara dua torpedo di jalur paralel dan selama sepuluh menit, dia menjauh dari aksi, tidak dapat berbalik karena takut dipukul. Kapal perusak Amerika Hoel dan Johnston , dan kapal perusak mengawal Samuel B. Roberts tenggelam dan empat lainnya rusak, tetapi mereka telah membeli cukup waktu bagi Sprague untuk meluncurkan pesawat dari ketiga kelompok Taffy.

Tidak ada waktu untuk mengisi ulang dengan bom penusuk lapis baja, sehingga pesawat menyerang dengan apa pun yang mereka bawa, (dalam beberapa kasus dengan serangan kedalaman). Menurut Morison, banyak pesawat, dengan persenjataan yang dikeluarkan, membuat serangan kering terhadap kapal perang Jepang.

Taffy 3 berbelok ke selatan dan melarikan diri dengan peluru berjatuhan di sekitar kapal induknya. Teluk Gambier , mengangkat bagian belakang, dilubangi, diperlambat, lalu tenggelam, dan sebagian besar lainnya tertabrak dan rusak. Kapal induk kecil membalas tembakan dengan satu-satunya senjata yang mereka miliki, senjata antipesawat lima inci (127mm) yang dipasang di buritan.

Senjata-senjata ini, yang hanya diisi dengan peluru anti-pesawat, memiliki sedikit peluang untuk menimbulkan kerusakan signifikan bahkan pada kapal permukaan yang tidak bersenjata. St. Lo mencetak satu pukulan, hingga saat ini satu-satunya pukulan yang diketahui dilakukan secara langsung oleh kapal induk (sebagai lawan dari pesawatnya) pada kapal permukaan lawan.

Tampaknya mustahil bagi Taffy 3 untuk lolos dari kehancuran total, dan pasukan Jepang juga mulai menembaki dua kelompok Taffy lainnya karena mereka mampu menutup jarak dengan kecepatan superior mereka, tetapi pada 09:20, Kurita tiba-tiba berbalik dan mundur ke utara. Serangan udara dan kapal perusak telah menghancurkan formasinya, dia kehilangan kendali taktis, dan kapal penjelajah berat ( Chokai , Suzuya , Chikuma). ) telah ditenggelamkan oleh serangan laut dan udara yang terkonsentrasi.

Sinyal dari Ozawa telah melenyapkannya dari anggapan bahwa dia menyerang seluruh Armada ke-3, yang berarti bahwa semakin lama dia terus menyerang, semakin besar kemungkinan dia akan menderita serangan udara yang menghancurkan dari kapal induk Halsey.

Dia mundur ke utara dan kemudian ke barat melalui Selat San Bernardino di bawah serangan udara terus menerus. Nagato , Haruna dan Kongō rusak parah. Dia telah memulai pertempuran dengan lima kapal perang; ketika dia kembali ke Jepang, hanya Yamato yang tetap layak tempur.

Read More

21 July 2021

Ask Avro Lancaster , pesawat legenda Angkatan Udara Inggris AdityaDees

08:48 0
Avro Lancaster adalah sebuah pesawat pembom berat, bermesin empat yang diproduksi oleh Avro Manufactory di Inggris, memiliki panjang 69 kaki 4 inci (21,11 meter), lebar 102 kaki (31,09 m) dan tinggi 20 kaki 6 (6,25 m).

Awalnya pesawat Avro Lancaster bermesin dua, tetapi karena kebutuhan operasi militer, maka dibuat bermesin empat agar pesawat tetap terbang maksimal tanpa gangguan.

Pesawat ini menjadi momok bagi squad Jerman, apalagi setelah Tragedi Dresden, dimana para medis dan orang tak berdosa (pengungsi) dijatuhi bom oleh Avro ini.

Sekitar pada jam 10.15 malam sebanyak 800 pesawat bomber dan pesawat-pesawat tempur pengawal Inggris memenuhi langit Dresden dan menumpahkan berton-ton bom penghancur.

Waktu itu ,sepak terjang pesawat Avro terbilang sangat mengesankan , prestasi yang dibuat cukup menggetarkan Jerman , karena Avro jugalah yang menenggelamkan saudari dari Bismarck, Tirpitz.

Selama tiga tahun terakhir Perang Dunia Kedua, Avro Lancaster menjadi andalan untuk pembom berat utama ,yang digunakan oleh Komando Pengebom menusuk jantung pertahanan Nazi Jerman.

Menurut Bomber Command Museum, lebih dari setengah Lancaster yang diproduksi, 3.932 di antaranya, ditembak jatuh selama perang, dengan total biaya £186.770.000 (atau £7.397.375.152 jika disesuaikan dengan inflasi).
Pembom Avro Lancaster pertama kali beroperasi pada Maret 1942 dan, sebagai pembom berat utama RAF, segera menjadi bagian ikon dari perang udara Inggris seperti Supermarine Spitfire .

Pesawat ini memiliki kapasitas angkat yang mengesankan. Beratnya 36.900 lb kosong (atau 16.738 kg), mampu mengangkut tambahan 33.100 lb (atau 15.014 kg) bahan bakar dan bom.

Lancaster memiliki teluk bom yang panjang dan tidak terhalang yang memungkinkannya membawa bom terbesar RAF, hingga termasuk blockbuster 12.000 lb (5.400 kg), salah satunya dapat menghancurkan seluruh jalan atau bangunan besar.

Inggris hanya mampu memproduksi 7.377 Lancaster selama perang, dengan biaya masing-masing £45.000 hingga £50.000 (sekitar £2 juta hari ini.)
Operasi Lancaster yang paling terkenal dilakukan oleh Skuadron 617 melawan Lembah Ruhr di Jerman dan secara resmi dijuluki ' Operasi Chastise ' .

Menurut 'The Dambusters' , misi ini dilakukan secara manual. Kesulitan-kesulitan ini melekat pada semua misi pengeboman, meskipun untuk pilot, Operasi Chastise,memiliki tantangan tersendiri, yaitu pesawat harus terbang hanya 100 kaki dari tanah untuk menghindari radar.

Tidak seperti rekan Amerika-nya, B-17G, yang dilengkapi dengan senapan mesin kaliber 13,50 yang mengesankan, Lancaster hanya memiliki 10 senjata seperti itu, dalam tiga set menara meriam kembar yang terletak di perut (senjata ventral), di atas. (senjata punggung), dan di hidung, dan satu set empat senjata di ekor. Ini adalah senapan mesin Browning M1919 dengan masing-masing 1000 peluru, atau cukup untuk menembak terus menerus selama dua menit.

Saat ini hanya ada 17 pembom Lancaster yang masih hidup di dunia, tetapi hanya dua di antaranya yang mampu terbang. Penggemar Perang Dunia Kedua Martin Willoughby menghabiskan tujuh tahun dan £ 250.000 membangun replika Lancaster.

Read More

Ask Operasi Chastise, operasi paling bersejarah militer AU inggris AdityaDees

08:27 0
Pada 16-17 Mei 1943, Komandan Sayap Guy Gibson memimpin Skuadron 617 Angkatan Udara Kerajaan dalam serangan bom yang berani untuk menghancurkan bendungan di lembah Ruhr, jantung industri Jerman. Misi tersebut diberi nama Operasi 'Chastise'.

Operasi Chastise merupakan serangan terhadap bendungan Jerman yang dilakukan pada tanggal 16-17 Mei 1943 oleh Skadron no. 617 Royal Air Force, yang kemudian disebut Dam Busters, menggunakan "bom memantul" khusus yang dikembangkan oleh Barnes Wallis.

Awalnya, Wallis ingin menjatuhkan bom 10 ton (22.000 lb; 10.000 kg) dari ketinggian sekitar 40.000 kaki (12.000 m), bagian dari konsep bom gempa . Namun, Tidak ada pesawat pembom yang mampu terbang pada ketinggian seperti itu atau membawa bom seberat itu.

Selain itu, bahan peledak yang jauh lebih kecil akan cukup jika meledakkan dinding bendungan di bawah air, tetapi bendungan waduk Jerman dilindungi oleh jaring torpedo untuk mencegah pengiriman hulu ledak, peledak melalui air.

Wallis kemudian merancang bom seberat 9.000 lb (4.100 kg) dalam bentuk silinder, setara dengan bom yang sangat besar. muatan kedalaman dipersenjatai dengan sekring hidrostatik, tetapi dirancang untuk diberi putaran mundur 500 rpm.

Saat jatuh pada kecepatan 60 kaki (18 m) dan 240 mph (390 km / jam) dari titik pelepasan, bom akan melompat melintasi permukaan air sebelum menabrak dinding bendungan. Sisa backspin akan menyebabkan bom tenggelam, mengalirkannya ke sisi bendungan menuju dasarnya.


Ketika Perang Dunia II masih berkecamuk, upaya Sekutu untuk mengalahkan pasukan Nazi Jerman diusahakan dengan segala cara, Inggris yang saat itu mengalami kerugian besar juga berusaha mencari celah guna melancarkan serangan balasan langsung ke pusat kekuatan Jerman.

Para petinggi AU Inggris (RAF) akhirnya menemukan target spesifik yang berada di Jerman, yakni sejumlah Bendungan atau yang menjadi urat nadi bagi industri militer dan perekonomian Nazi.

Bendungan ini sangat vital bagi jerman, merupakan sumber energi listrik bertenaga air dan sarana pendingin bagi pabrik baja yang saat itu sedang gencar memproduksi persenjataan berat militer serta infrastruktur lainnya.

Diperkirakan bahwa penghancuran bendungan ini dan lainnya di wilayah tersebut akan menyebabkan gangguan besar-besaran terhadap produksi perang Jerman.

Rencana untuk menyerang bendungan pertama kali dipertimbangkan pada tahun 1937, tetapi butuh waktu hingga tahun 1942 untuk mengembangkan senjata yang mampu menghancurkan bendungan - dan pesawat untuk mengirimkannya.

Pada tahun 1942, insinyur Inggris Barnes Wallis mulai mengerjakan rencana untuk membuat bom yang bisa melompati air. Dia mengembangkan idenya dengan bereksperimen dengan memantulkan kelereng di bak air di kebun belakangnya.

Wallis mengira senjata baru itu dapat digunakan untuk menyerang kapal perang yang ditambatkan, tetapi penelitian segera difokuskan untuk menggunakannya melawan bendungan yang penting bagi industri Jerman.

Angkatan Laut dan RAF melakukan tes ekstensif di lokasi di seluruh negeri . Ini mengungkapkan bahwa bom berbentuk drum perlu dijatuhkan dari ketinggian 60 kaki (18m), dan pada kecepatan 232mph.

Bom akan berputar mundur melintasi permukaan air sebelum mencapai bendungan. Putaran sisa kemudian akan mendorong bom ke dinding bendungan sebelum meledak di dasarnya.

Yang dibutuhkan sekarang hanyalah orang-orang untuk menerbangkan pesawat pengebom Lancaster yang dimodifikasi secara khusus yang akan membawa bom tersebut.

Pada akhir Maret 1943, skuadron baru dibentuk untuk melakukan serangan di bendungan. Awalnya dengan nama sandi Skuadron X, Skuadron 617 dipimpin oleh Komandan Sayap berusia 24 tahun Guy Gibson (digambarkan di pintu pesawat) dan terdiri dari awak pesawat dari Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Dengan satu bulan tersisa sebelum penyerbuan, dan hanya Gibson yang mengetahui detail lengkap operasi, skuadron memulai pelatihan intensif dalam penerbangan dan navigasi malam tingkat rendah. Mereka siap untuk Operasi 'Chastise'.

Tiga sasaran utama adalah bendungan Möhne, Eder dan Sorpe. Bendungan Möhne adalah bendungan 'gravitasi' yang melengkung dan memiliki tinggi 40m dan panjang 650m.Ada bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan di sekitar waduk, tetapi setiap pesawat yang menyerang akan terlihat saat mendekat.

Bendungan Eder memiliki konstruksi yang serupa tetapi merupakan target yang lebih menantang.Waduknya yang berkelok-kelok dibatasi oleh perbukitan terjal. Satu-satunya cara untuk mendekati adalah dari utara.

Sorpe adalah jenis bendungan yang berbeda dan memiliki inti beton kedap air dengan lebar 10m. Di setiap ujung waduknya, daratan naik dengan curam, dan ada juga menara gereja di jalur pesawat penyerang.

Dari 21:28 pada 16 Mei, 133 awak pesawat di 19 Lancaster lepas landas dalam tiga gelombang untuk mengebom bendungan. Gibson terbang di gelombang pertama dan pesawatnya pertama kali menyerang Möhne (digambarkan di sini) pada pukul 12.28, tetapi lima pesawat harus menjatuhkan bom mereka sebelum dibobol.

Pesawat yang tersisa masih menjatuhkan bomnya kemudian menyerang Eder yang akhirnya ambruk pada pukul 1.52 pagi. Sementara itu, pesawat dari dua gelombang lainnya mengebom Sorpe tetapi tetap utuh.

Dalam foto ini, Marsekal Udara Sir Arthur Harris (kiri) mengamati saat kru Komandan Sayap Guy Gibson diberi pengarahan setelah penggerebekan.
Dari 133 awak pesawat yang ambil bagian, 53 orang tewas dan tiga menjadi tawanan perang. Di darat, hampir 1.300 orang tewas akibat banjir tersebut. Meskipun dampak pada produksi industri terbatas, serangan itu memberikan dorongan moral yang signifikan bagi rakyat Inggris.

Awak pesawat yang selamat dari Skuadron 617 dipuji sebagai pahlawan, dan Guy Gibson dianugerahi Victoria Cross atas tindakannya selama serangan itu.

Serangan itu juga membentuk Skuadron 617 sebagai unit khusus pengeboman presisi, bereksperimen dengan pemandangan bom baru, teknik penandaan target, dan bom 'gempa' kolosal baru yang dikembangkan oleh Barnes Wallis.

Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.