AdityaDees: Kisah

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label Kisah. Show all posts
Showing posts with label Kisah. Show all posts

10 August 2021

Ask Mantan Atlet Dayung Indonesia Abdul Razak kini menjadi Nelayan AdityaDees

13:04 0
Abdul Razak merupakan salah satu mantan atlet Indonesia yang berasal dari Kampung Bajo Wakatobi. Prestasinya sungguh gemilang dan mengharumkan nama Indonesia di cabang olahraga dayung. Meski telah memberikan yang terbaik kepada negara,namanya seolah terlupakan.

Awal karirnya bermula sejak mengikuti kompetisi tahun 1987, ia mewakili Wakatobi untuk ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kabupaten Kolaka, dalam Kompetisi tersebut Abdul Razak dapat mempersembahkan tiga medali emas untuk Wakatobi.

"Ya saat itu saya mewakili Wakatobi untuk persiapan pada ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kabupaten Kolaka," kata Razak, Jumat (6/8/2021).

Dia mendapatkan emas kembali pada kejuaraan nasional Dayung di Semarang tahun 1989. Pada tahun yang sama dia kembali ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia pada ajang Sea Games Malaysia tahun 1989.

"Saat itu saya berhasil mendapatkan 4 medali emas pada sayap 1 jarak 500 dan sayap 2 jarak 500, sayap 2 jarak 1.000 dan sayap 4 jarak 1.000," ujar Abdul Razak, Sabtu (7/8/2021).


Abdul Razak kembali menjadi delegasi Indonesia pada ajang Asian Games di Beijing pada tahun 1990. Dimana pada saat itu Razak dan rekan timnya hanya mampu menyumbangkan 2 medali perunggu.

Kemudian dirinya bersama dengan timnya kembali mengikuti ajang Internasional di Barcelona Spanyol pada tahun 1992 dan hanya lolos pada perempat final.

Karena prestasinya ,Abdul Razak kemudian dilirik Pemerintah Jawa Timur untuk menjadi pelatih atlet dayung dan ia menerimanya.

"Alhamdulillah saya dapat membimbing anak-anak Jawa Timur saat itu memperoleh medali emas pada kejuaraan nasional untuk kategori sayap 4 dan 2 tahun 1994 dapat emas di sayap 4 dan 2," ujarnya lagi.


Seiring menurunnya karir kepelatihannya,ia kemudian memutuskan untuk pensiun dan kembali ke kampung halaman sebagai seorang nelayan dan pada saat itu dirinya di berikan apresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga, dan mendapat julukan sebagai 'mesin tempel' oleh Gubernur Sultra saat itu, Laode Kaimoeddin.

Meski telah meraih berbagai prestasi dan mengangkat martabat bangsa, kini Abdul Razak harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup di masa tuanya. Hal ini dikarenakan ia tak menerima tunjangan apapun dari pemerintah saat pensiun sebagai atlet.

Bertepatan dengan momentum HUT ke 76 RI, ia berharap agar jasanya sebagai atlet yang pernah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional tak dilupakan oleh negara.

Read More

09 August 2021

Ask Joe ligon di penjara saat umur 15 tahun dan keluar ketika sudah menua umur 83 tahun AdityaDees

13:02 0
Joe Ligon masuk penjara pada bulan Februari tahun 1953, pada usia 15 tahun. Ia di hukum seumur hidup ,setelah mengaku bersalah atas tuduhan perampokan dan penusukan di Philadelphia yang menyebabkan ia mendekam di penjara hampir 70 tahun.

Melansir dari CNN, Ligon sdipenjara atas kasus perampokan dan pembunuhan tingkat pertama di Philadephia pada tahun 1953, di mana insiden ini menyebabkan enam orang terluka dan dua orang meninggal dunia.

"Saya terjebak, dalam hal berada di jalanan," kata Ligon kepada CNN setelah dibebaskan .


Pengacara nya , Bradley Bridge mengatakan kini kliennya yang telah bebas sudah bertumbuh, berubah, dan bukan lagi menjadi ancaman masyarakat. Tidak hanya itu, Bridge merasa bahwa ia telah menghabiskan masa tuanya dengan kebebasan.

“Saya sudah dewasa dan bukan lagi anak kecil. Tidak hanya dewasa, saya juga orang tua yang semakin menua setiap harinya,” ujar Ligon.


Jalan kebebasan Ligon membutuhkan proses yang lama, awalnya ia pada tahun 1970an dengn beberapa rekannya sempat mendapatkan grasi dari gubernur Pennysylvania tetapi ia menolaknya sedangkan dua orang lainnya menerima tawaran tersebut.

Pada tahun 2016, tawaran kembali datang setelah pengadilan memutuskan bahwa hukuman seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat bagi tahanan di bawah umur dianggap melanggar hukum dan perlu diterapkan.

Aturan ini sebenarnya membuat Ligon bisa bebas mengingat ia sudah melewati 35 tahun masa tahanan dan telah berada di penjara selama 60 tahun.

Dia kemudian mendapatkan kesempatan pembebasan bersyarat pada tahun-tahun berikutnya ,setelah muncul keputusan Mahkamah Agung AS yang membuatnya memenuhi syarat tersebut.

Akan tetapi, semuanya ia tolak dengan alasan bahwa grasi dan pembebasan bersyarat tak menjamin kebebasan yang ia inginkan selama puluhan tahun dipenjara.

“Dewan pembebasan bersyarat tingkat negara bagian mungkin akan membebaskannya dengan syarat bahwa ia akan diawasi seumur hidupnya. Dia memilih untuk tidak mengambilnya di bawah persyaratan tersebut,” jelas Bridge.


Kebebasan Ligon tercapai pada November 2020, setelah ia mengajukan gugatan kepada pengadilan tingkat federal terkait hukuman seumur hidup untuk kejahatan yang dilakukan kliennya saat masih remaja dianggap tidak sesuai konstitusi.

Bridge, Pace, dan beberapa orang lainnya telah mendampingi Ligon demi mengatasi shock saat memasuki dunia baru. Termasuk, berupaya menemukan rumah.

"Akan selalu ada orang yang berpikir Joe harus dipenjara selama sisa hidupnya," kata Pace.


Melalui kisahnya, Ligon bercerita bahwa dia ingin berbagi pengalamannya kepada orang lain agar mereka mampu belajar darinya.

“Saya berharap untuk mampu menyenangkan orang lain dan membantu mereka seperti apa yang mereka lakukan terhadap saya,” tambahnya.


Bertemu dengan beberapa anak muda, dengan beberapa generasi yang lebih tua, dan beberapa reporter ... untuk berbagi beberapa cerita saya," tuturnya.

Saat ditanya bagaimana rasanya setelah satu hari setengah dibebaskan, Ligon mengatakan, "Indah, indah."

Read More

04 August 2021

Ask Kisah Inspiratif dari salah satu pendiri WhatsApp Jan Koum AdityaDees

13:59 0
WhatsApp merupakan salah satu Applikasi instan messaging yang paling sukses, ini terbukti WhatsApp paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pendiri WhatsApp yaitu Jan Koum bersama dengan Brian Acton.

Meski begitu , kesuksesan yang di raih para pendiri WhatsApp tidak mudah, salah satunya adalah Jan Koum, yang telah mengalami pasang surut dalam perjuanganya berkarir mendirikan WhatsApp.

Jan Koum lahir pada tahun 1976 di Kiev, Ukraina, yang saat itu merupakan bagian dari bekas Uni Soviet. Koum tumbuh dan besar di sebuah kota di luar Kiev ,ia menghabiskan sebagian besar masa mudanya di sana sampai pada tahun 1992, ketika dia dan ibunya beremigrasi ke Amerika Serikat.

Privilege keluarga Jan Koum biasa saja, daerah tempat tinggalnya sangat memprihatinkan,sebab segala fasilitas sangat terbatas seperti listrik. Bahkan untuk mandi pun mereka harus mengantri di tempat mandi umum.

Kepindahanya ke Amerika Serikat itu di Karena tingginya intensitas gejolak politik di tempat Koum, maka untuk menghindari hal tersebut, keluarga Jan Koum memutuskan untuk pindah pada tahun 1990. Mereka pindah ketika Jan Koum berusia 16 tahun dan tinggal di wilayah Mountain View, Amerika Serikat.

Keluarga tersebut tinggal di sebuah apartemen sederhana dengan 2 kamar tidur di Mountain View, California yang mereka peroleh melalui bantuan atau program dukungan yang dijalankan oleh pemerintah. Rencananya ayahnya akan menyusul mereka, namun sayangnya, ayah Jan Koum meninggal pada tahun 1997 ketika masih di Ukraina.

Disana Koum bekerja sebagai pembersih di toko kelontong lokal untuk menghidupi dirinya dan ibunya bekerja sebagai pengasuh anak, mereka juga masih mengandalkan kupon makanan gratis dari dukungan pemerintah untuk sementara waktu.

Pada usia 18, Koum menemukan kecintaannya pada teknologi dan belajar sendiri secara otodidak jaringan komputer melalui buku yang ia dapat. Di karenakan Koum tidak punya uang untuk membeli buku baru ,jadi dia membelinya dari toko buku bekas dan mengembalikannya lagi setelah dia membacanya untuk menghemat uang.

Koum juga pernah tergabung dalam grup Hacker bernama w00w00 pada tahun 1996 di mana ia di groub itu Koum meningkatkan keterampilan dan skill komputernya berjejaring dengan calon pendiri Napster, Sean Fanning.

Meskipun belajar sendiri dalam pemrograman komputer, Koum melanjutkan ke pendidikan tinggi dan belajar di Universitas Negeri San Jose. Saat belajar ia bekerja paruh waktu sebagai penguji keamanan di Ernst & Young, di mana ia bertemu dengan salah satu pendiri WhatsApp Brian Acton pada tahun 1997.

Ketika menginjak umur 20-an ,Koum di tinggal oleh ibunya dan ayahnya kemudian ia tinggal sendiri. Dia bersandar pada teman baiknya Acton untuk dukungan dan bersama-sama mereka meninggalkan Ernst & Young untuk bekerja di Yahoo!.

Dengan pertimbangan karirnya ,Jan Koum keluar dari universitas pada tahun 1997, sehingga ia dapat memusatkan pikirannya dan fokus pada pekerjaannya sebagai insinyur infrastruktur.

Jan bekerja di Yahoo! selama kurang lebih 9 tahun sebelum pergi dan kemudian memulai perusahaannya sendiri bersama Acton.


Jan Koum kemudian memiliki kesuksesan bisnis yang signifikan di sektor teknologi, karena membuild up aplikasi perpesanan populer WhatsApp. Meskipun ia dianggap sebagai salah satu pengusaha paling sukses , ia tidak menyukai pendapat ini karena ia percaya pengusaha berjuang untuk uang sementara ia bekerja hanya untuk membangun produk yang hebat.

Kesuksesan instan tidak datang untuk Jan Koum. Ketika WhatsApp pertama kali dirilis ke publik, itu sangat tidak populer. Produk memiliki jumlah pengguna yang sangat terbatas dan terus-menerus mengalami masalah.

Dalam situasi ini Jan sudah berpikir untuk menyerah dan mencari pekerjaan lain, tetapi berkat motivasi dan dorongan dari Acton dia memilih untuk tidak menyerah pada mimpinya.

Namun, titik terang Koum datang ketika Apple merilis pemberitahuan push yang memungkinkan WhatsApp untuk memberi tahu pengguna setelah mereka menerima pesan.

Aplikasi ini diadaptasi menjadi aplikasi pengirim pesan instan di mana pengguna akan mengirim pesan ke kontak secara global tanpa biaya apa pun. Fitur seperti SMS mendapat perhatian dan popularitas serta basis pengguna WhatsApp mulai tumbuh.

Sejak 2009 WhatsApp terus berkembang dan selama 10 tahun terakhir, keberhasilan aplikasi telah meroket, membuat 1,5 miliar pengguna aktif, 1 juta pendaftaran baru setiap hari dan 300 juta pengguna harian pada 2019. Aplikasi ini digunakan di 180 negara dan adalah yang terbesar dari semua jaringan pesan.

Sebelum Marck Zuckerberg mengakuisisi WhatsApp pada tahun 2014 dengan harga $19 miliar, baik Koum maupun Acton pernah melamar pekerjaan di Facebook pada 2007 namun ditolak.

Koum duduk di dewan direksi di Facebook selama 4 tahun hingga mengundurkan diri pada 2018 karena perselisihan dengan Facebook karena perbedaan pendapat tentang privasi pengguna .

Pengalaman Jan Koum untuk memulai dari bawah dan bekerja dengan cara ini menaiki tangga keuangan mengajarinya pentingnya memberi kembali. Pekerjaan amal Jan berfokus pada penyediaan untuk komunitas yang berbeda serta mendukung pengembangan teknologi.

Pada tahun 2014 ia menyumbangkan hampir $556 juta dolar ke Silicon Valley Community Foundation dan sekitar $1,5 juta ke The FreeBSD Foundation dari 2014 – 2016.

Read More

30 July 2021

Ask Pembunuhan Berantai tersadis sepanjang sejarah AdityaDees

08:34 0
Diogo Alves merupakan sosok pembunuh berantai sangat teramat sadis yang terkenal di Portugal ,ia berkebangsaan Spanyol. Dia di hukum mati pada tahun 1840 dan kepalanya di awetkan untuk di teliti.

Konsekuensi itu akibat dari perbuatannya yang telah membunuh banyak sekali orang yaitu sekitar 70 orang dari tahun 1836 sampai 1840, ia harus menanggung semua ganjaran dan konsekuensi dari perbuatannya tersebut.

Ilmuwan dari Medical-Surgical School of Lisbon tertarik untuk meneliti struktur otak pembunuh berantai pertama di Portugal itu, mereka kemudian memisahkan kepala Diogo dari badan untuk di pelajari.


Diogo Alves lahir di Galicia pada tahun 1810 dan melakukan perjalanan ke Lisbon sebagai pada usia muda untuk bekerja sebagai pelayan di rumah-rumah mewah di ibu kota.

Sangat sulit baginya untuk mencari pekerjaan, terutama karena usianya yang masih muda, sehingga ia menjadi pelayan bagi keluarga kaya. Inilah yang dia lakukan selama hidupnya.

Diogo Alves dikenal sebagai pembunuh Aqueduto das guas Livres pada tahun 1836 , karena di sanalah dia melakukan sebagian besar kejahatannya. Dia juga di kenal sebagai pembunuh berantai pertama di Portugal.

Dalam kehidupan asmara, ia punya seorang kekasih, pemilik penginapan Palhava Maria Gertrudes. Diduga bahwa berawal dari hubungan dengan pemilik penginapan inilah yang menyebabkan Diogo mulai suka membunuh.

Diogo biasa melakukan tindak kriminal suka mencuri dan memalsukan kunci. Keahlian ini pula yang membuatnya berhasil membobol akses ke Reservato de Mae Aguas das Amoreiras.

Diogo Alves merampok korbannya, menutup matanya, pergi ke atas saluran air bersama mereka dan melemparkan mereka.

Bagaimana Polisi tidak curiga dengan korban pembunuhan yang begitu banyak ?

Banyak orang meninggal, semuanya di lokasi yang sama, yang itu sangat aneh. Jadi muncul pertanyaan kenapa polisi tidak mengusut kasus itu sangat wajar.

Pada masa itu, sedikit waktu berlalu sejak Revolusi Liberal tahun 1820. Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tanggal 24 Agustus 1820 di kota Porto.

Itu memiliki dampak besar pada orang-orang Portugis. Negara ini sedang mengalami krisis politik dan ekonomi. Oleh karena itu, pihak berwenang tidak curiga, mereka hanya mengira itu adalah gelombang bunuh diri karena kelas sosial bawah harus menghadapi kelaparan dan kesulitan keuangan.

Dapat dikatakan bahwa Diogo Alves cukup pintar, karena dia tahu bahwa jika dia melemparkan orang-orang dari atas saluran air, setelah merampok mereka, polisi tidak akan terlalu curiga. Inilah sebabnya mengapa pihak berwenang tidak pernah menyelidiki kematian sejak pertama.

Pada tahun 1837, Aqueduto das guas Livres harus ditutup, karena orang-orang mulai curiga dan berpikir sangat aneh bahwa begitu banyak orang yang sekarat. Mereka menjadi takut, dan diputuskan bahwa saluran air akan ditutup. Itu benar-benar tetap ditutup selama beberapa dekade.

Setelah penutupan Aqueduto das guas Livres , Diogo Alves harus mencari tempat baru untuk merampok dan membunuh orang. Kemudian dia membentuk sekumpulan geng ,di mana mereka akan merampok dan membunuh keluarga.

Pada titik inilah mengapa dia begitu terkenal dan dikenal sebagai pembunuh berantai Lisbon.

Pada tahun 1840, ia akhirnya ditangkap oleh pihak berwenang dan dijatuhi hukuman mati Keputusan hukumannya dikeluarkan pada 19 Februari 1841.

Setelah kejadian itu, banyak ilmuwan dan dokter dari Escola Médico-Cirúrgica Lisbon terpesona oleh kepala Diogo Alves.


Mereka memisahkan kepala dari tubuh dan mempelajarinya selama beberapa tahun. Tujuannya adalah untuk memahami alasan yang memotivasi dia untuk membunuh begitu banyak orang.

Saat ini, Anda masih bisa melihat kepalanya. Kepala Diogo Alves, pembunuh berantai Portugis pertama dapat ditemukan di Faculdade de Medicina da Universidade de Lisboa , Fakultas Kedokteran Universitas Lisbon .

Kepala Diogo Alves diawetkan selama bertahun-tahun, karena ditempatkan dalam larutan formalin. Bahkan hari ini, Anda akan dapat melihat ekspresi wajahnya yang sangat santai.

Read More

19 July 2021

Ask Cerita di balik foto The Kiss Of Life AdityaDees

12:22 0
Foto itu Diambil pada tahun 1967 oleh Rocco Morabito, berjudul "The Kiss of Life" ,yang menunjukkan pekerja utilitas JD Thompson menyelamatkan rekan kerja Randall G. Champion setelah setelah ia pingsan mendapat kontak dengan saluran tegangan listrik.

Ketika kedua rekan kerja itu sedang melakukan perawatan rutin, Champion secara tidak sengaja menyentuh salah satu saluran tegangan listrik di bagian atas tiang .

Kemudian dia pingsan, untungnya, sabuk pengamannya mencegahnya terjatuh ke tanah. Thompson, yang telah naik di bawahnya, dengan cepat mencapai Champion dan melakukan resusitasi dari mulut ke mulut.

Awal Foto itu tercipta ,ketika Rocco Morabito sedang mengemudi di West 26th Street pada Juli 1967 pada tugas lain ketika dia melihat ke atas dan melihat Champion tergantung dari tiang. Dia memanggil ambulans dan mengambil kameranya.

"Saya melewati orang-orang ini bekerja dan melanjutkan tugas saya”, kata Morabito. “Saya mengambil delapan foto saat mogok kerja. Saya pikir saya akan kembali dan melihat apakah saya dapat menemukan gambar lain”.

Saat Morabito kembali ke linemen, “saya mendengar teriakan. Saya melihat ke atas dan dia melihat orang ini tergantung. Ya Tuhan. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Saya mengambil gambar dengan cepat.


Ketika peristiwa itu JD Thompson segera berlari menuju tiang dan Morabito pergi ke mobilnya untuk segera memanggil ambulan. Ketika Morabito kembali ke pole dan ia melihat JD Thompson sedang memberikan bantuan pernafasan lewat mulut ke Champion.

Saya mundur, jauh sampai saya menabrak sebuah rumah dan saya tidak bisa pergi lebih jauh lagi. Aku mengambil gambar lain. Kemudian saya mendengar Thompson berteriak: Champion telah bernafas!”.

Dengan jepretan foto itu , Rocco Morabito memenangkan Penghargaan Pulitzer 1968 untuk Fotografi Spot News untuk “The Kiss of Life”. Foto itu dimuat di surat kabar di seluruh dunia.

Morabito, lahir di Port Chester, New York, pindah ke Florida saat berusia 5 tahun, dan pada usia 10 tahun bekerja sebagai tukang koran, menjual koran untuk Jacksonville Journal.

Dia bertugas di Perang Dunia II di Angkatan Udara Angkatan Darat sebagai penembak menara bola di B-17. Setelah perang, ia kembali ke Jacksonville Journal dan memulai karir fotografinya dengan menembak acara olahraga untuk koran.

Dia bekerja untuk Journal selama 42 tahun, 33 di antaranya sebagai fotografer, hingga pensiun pada 1982. Morabito meninggal pada 5 April 2009 saat dirawat di rumah sakit.

Read More

Ask Kisah Tyke, Gajah yang di tembak 87 kali AdityaDees

04:16 0
Seperti yang dicatat dalam film dokumenter Tyke Elephant Outlaw 2015 , Tyke tidak memiliki kehidupan yang mudah. Dan sayangnya, pengalamannya bukanlah sebuah anomali.

Seperti banyak gajah yang ditangkap di alam liar dan dijual ke Hawthorn Corporation, Tyke gajah betina Afrika dipaksa menjadi pemain sirkus sejak dini.

Lahir pada awal 1970-an di Mozambik, Tyke diculik saat masih bayi dan dipaksa menjalani pelatihan keras sejak usia muda. Beberapa mantan pelatihnya ,seperti Tyrone Taylor mengaku sangat menyayangi Tyke.

Tapi tidak diragukan lagi bahwa kondisi hidup Tyke tidak manusiawi. Ia dirantai selama 22 jam per hari, Tyke si gajah menghabiskan sisa waktunya dalam sesi pelatihan yang sering kali melibatkan kekerasan.

Mantan pawangnya Sally Joseph mengakui bahwa dia adalah "seorang kemping yang tidak bahagia."


Tapi bukannya mundur , Tyke justru malah semakin memberontak. Dari menyerang pelatih hingga mengamuk di arena, terlihat jelas bahwa Tyke ingin meninggalkan dunia sirkus yang membelenggunya.

Dan pada April 1993, Tyke menjadi sangat marah selama pertunjukan di Altoona, Pennsylvania. Selama pertunjukan itu, dia benar-benar memberontak pawangnya dan berusaha melarikan diri.

"Lalu aku tahu dia berlari," kata Taylor.


kemudian Pada tanggal 20 Agustus 1994, Tyke baru saja tiba di Hawai dan Dia telah dikirim ke Honolulu untuk tampil di Neal S. Blaisdell Center, di mana orang banyak yang bersorak menunggu pertunjukan Tyke.

Pada saat Tyke dibawa ke arena , tiket pertunjukan itu terjual habis, namun Tyke sepertinya marah saat berada di sana ,mengingat dirinya berada di penangkaran hampir sepanjang hidupnya.

Itu terbukti ketika Tyke tiba-tiba menentang pelatihannya yang selama bertahun-tahun bersamanya . Tyke juga melukai dengan menendang perawatnya William Beckworth seperti boneka kain.

Awalnya, penonton tidak terlalu khawatir :
"Kami pikir itu adalah bagian dari pertunjukan," seorang Anonym saksi menjelaskan.


Tapi banyak orang tahu ada sesuatu yang salah ketika pelatih Allen Campbell masuk. Meskipun Campbell mencoba membuat Tyke menyerah, usahanya sia-sia.

Gajah seberat 9.500 pon dengan cepat menghancurkan Campbell sampai mati. Dan saat Beckworth prrawatnya masih hidup, dia terluka parah.

Setelah membunuh pelatihnya dan melukai perawatnya, Tyke si gajah menyerbu keluar arena dan berlari liar di jalanan Honolulu selama sekitar setengah jam.

Yang terjadi selanjutnya adalah upaya panik untuk menghentikannya membunuh orang lain. Dan tak lama, Tyke dilacak oleh polisi.


Polisi menembaknya 87 kali saat itu , dia langsung menyeringai menghancurkan mobil warga dalam amukanya, ia kemudian jatuh tewas ke tanah.

Petugas pria yang dikirim untuk memulihkan tubuhnya kemudian mengklaim bahwa Tyke menangis , terlihat di matanya meneteskan air mata .

Setelah peristiwa di Honolulu, menyebabkan kemarahan dan usulan larangan penggunaan hewan liar dalam pertunjukan langsung.

Meskipun larangan itu akhirnya dibatalkan, banyak sirkus di Hawaii yang mulai mencabut hewan dari agenda mereka. Dan pada 2018, negara secara resmi melarang impor hewan liar termasuk gajah untuk digunakan di sirkus.

Adapun Hawthorn Corporation, dinyatakan bersalah melanggar Undang-Undang Kesejahteraan Hewan pada tahun 2004. Hawthorn terpaksa melepaskan gajah-gajahnya ke fasilitas yang lebih manusiawi — di mana mereka diharapkan dapat menjalani hidup mereka dengan damai.

Read More

29 April 2021

Ask Korban Radiasi yang bertahan hidup 83 hari AdityaDees

18:36 0
Hisashi Ouchi merupakan salah satu teknisi yang bekerja di sebuah fasilitas yang dioperasikan oleh JCO (formerly Japanese Nuclear Fuel Conversion Co) di Tokai, Ibaraki Perfecture.

Hisashi Ouchi tidak pernah menyangka kehidupan indahnya terenggut dan berakhir dengan siksaan rasa sakit di 83 hari terakhir masa hidupnya. Semua karena paparan radiasi besar yang dialami dirinya. pada 30 September 1999, Hisashi Ouchi terkena kejadian buruk di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Tokaimura yang membuat organ internalnya hancur dan kulitnya mengelupas.

Hisashi Ouchi tidak sendiri,Dan dia adalah satu dari tiga orang yang menjadi korban jiwa dari kecelakaan nuklir Tokaimura.ia bekerja saat itu dengan dua rekannya untuk mengisi tangki pengendapan.Hisashi Ouchi, 35 tahun, Masato Shinohara, 39 tahun, dan Yutaka Yokokawa, 59 tahun, bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir yang berbasis di Jepang.

Perlu Anda tahu bahwa kecelakaan nuklir Tokaimura menjadi kecelakaan nuklir terburuk di Jepang sepanjang sejarah.

Kecelakaan itu terjadi pada 30 September 1999, ketika Hisashi Ouchi (35) dan dua rekannya sedang memindahkan tujuh ember uranil nitrat ke tangki pengendapan.

Setelah ia hampir mencapai tangki, tiba-tiba terjadi reaksi berantai yang tidak terkontrol dan memuntahkan partikel radiasi.Jumlah energi yang mengenai Ouchi setara dengan hiposenter bom atom Hiroshima.

Ouchi adalah orang terdekat dengan tangki, sedangkan dua rekannya berjarak sekitar empat meter.Kecelakaan nuklir ini menjadi bencana nuklir terburuk setelah yang terjadi di Fukushima dan Daiichi.

Dalam tragedi tersebut, Ouchi terkena radiasi sebesar 17 Sievert (satuan efek biologis akibat radiasi), padahal 8 Sievert saja sudah sangat fatal.Masing-masing dua rekan yang saat itu bersamanya, Shinohara terkena 10 Sv dan Yokokawa 3 Sv.

Paparan radiasi yang terjadi pada Ouchi sangat parah sehingga kromosomnya hancur dan jumlah sel darah putihnya anjlok mendekati nol. Ouchi juga mengalami nyeri di sekujur tubuh serta mual dan kesulitan bernapas. Sebagian besar tubuhnya mengalami luka bakar parah, hingga organ bagian dalamnya pun rusak.

Karena kondisinya semakin memburuk, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo dan kabarnya menjalani transfusi sel induk perifer pertama di dunia.Ia diberi banyak darah, cairan, dan obat-obatan yang bahkan saat itu belum tersedia di Jepang.Dia juga harus menjalani transplantasi kulit karena semua jaringan kulit dan pori-porinya rusak.

Setelah sempat berjuang selama 83 hari, Ouchi meninggal karena gangguan akut pada sistem organnya.Kisah ini sampai diangkat sebagai buku berjudul ‘A Slow Death: 83 Days of Radiation Sickness'.
Read More

03 March 2021

Ask Hacker Bom waktu AdityaDees

17:17 0

 

Timothy Lloyd

Timothy Lloyd adalah mantan administrator jaringan Omega Engineering Corporation. Pada tanggal 9 Mei 2000, Timothy Lloyd dihukum karena menulis enam baris kode terlarang, yang melenyapkapan program desain dan produksi Omega Engineering Corporation.

Timothy lloyd sangat mengetahui sistem omega dengan baik, karena ia telah bekerja di Omega Enginering Corporation selama sudah hampir 10 tahun lebih , yang membuatnya menjadi sebagai administrator jaringan.

Menurut laporan yang di terbitkan, Timothy di pecat pada sekitar tahun 1996 karena ia tak bisa bergaul dengan rekan-rekan kerjanya. Tiga minggu setelah kejadian pemecatan Timothy, seorang pekerja di pabrik Omega Engineering Corporation letaknya di Bridgeport, New Jersey, masuk kedalam terminal komputer, saat itu 31 juli 1996, tanggal dimana "bom" itu akan meledak.

Antara pukul 08:00 dan 08:30 pagi, seorang pekerja di pabrik produksi Omega Engeenering Corporation  memulai aktivitas masuk ke server file pusat, alih-alih melakukan booting ternyata sebuah pesan muncul di layar yang mengatakan bahwa area sistem operasi sedang di perbaiki. Kemudian server macet, dan dalam sekejap semua dari 1.000 data file program  dan manufaktur pabrik hilang.

Dinas rahasia mengatakan bahwa Timothy telah melakukan tindakan sabotase pada komputer terkait pekerja, yang berdampak menyebabkan Omega Engeering Corporation kehilangan penjualan dan merugi hampir $10 juta.

Timothy lloyd di hukum atas tuduhan tindakan sabotase komputer  pada bulan Mei tahun 2000, namun hukuman itu hanya berjalan berumur jagung ,atau lebih tepatnya sangat singkat.

Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.