AdityaDees: keunikan

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label keunikan. Show all posts
Showing posts with label keunikan. Show all posts

18 August 2021

Ask Keunikan Suku Asli Indonesia, Suku Cia-Cia menggunakan Abjad Korea AdityaDees

18:26 0
Indonesia merupakan negara yang di kenal memiliki beragam suku dan budaya, termasuk ragam bahasa daerahnya. Di Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara tepatnya di kota Bau-bau ada bahasa daerah yang unik. Di sini para warga kampung, dari anak kecil hingga dewasa, sudah pintar menulis dengan abjad Korea yang disebut aksara Hangeul.

Huruf ini sering digunakan sebagai petunjuk tempat umum ,nama jalan atau plang sekolahan, dengan di tulis nama resmi bahasa Indonesia dengan aksara Latin,serta di kombinasikan dengan tulisan abjad Korea.

Buton terkenal dengan sejarahnya sebagai pusat penyebaran agama Islam. Mungkin harusnya aksara dengan arab gundul yang tepat di gunakan bahasa suku Cia-Cia. Namun stetapi, penggunaan arab gundul dirasa kurang tepat karena ketika bahasa Cia-Cia dituliskan dengan arab gundul, maknanya jadi berubah.

Mata pencaharian Suku Cia-Cia adalah bercocok tanam ,seperti jagung, padi dan singkong. Sebagian juga penduduk Cia-Cia bekerja sebagai pencari ikan atau pembuat kapal. seluruh jumlah penduduk Cia-Cia sekitar 80 ribu jiwa.

Suku Cia-cia pernah menjadi sorotan berita di Korea karena menggunakan huruf hangul dalam buku pelajarannya.


Aksara korea masuk dan berkembang di Cia-Cia sejak Tahun 2008,saat seorang pemakalah asal Korea, Prof Chun Thay Hyun datang. Aksara ini diajarkan kepada anak sekolah ,mulai dari tingkat SD hingga SMA.

Alasan suku Cia Cia menggunakan aksara Hangul karena untuk melestarikan bahasa daerahnya, karena aksara hungeul dinilai ada kesamaan dalam pelafalan dan struktur bahasa dengan Korea.

Dalam postingan Korea Times sendiri menyebutkan jika penggunaan Hangul Korea untuk memberikan kemudahan kepada para masyarakat suku Cia-cia dalam berkomunikasi lewat tulisan, pasalnya pengucapan bahasa Cia-cia sangat mirip dengan Korea.

Kemudian Pemkot Bau-Bau bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan menggelar Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara.

Pemerintah Kota Bau-Bau juga bekerja sama dengan Hunminjeongeum Research Institute, lembaga riset bahasa Korea, untuk menyusun bahan ajar kurikulum muatan lokal mengenai bahasa Cia Cia dengan huruf Korea pada anak sekolah.

Beberapa siswa, guru, serta masyarakat suku Cia Cia, dan pihak Pemkot Bau-Bau pernah diundang ke Korea untuk menunjukan kemampuan menulis huruf Hangul untuk bahasa Cia-Cia. Bahkan, beberapa guru dari Korea juga pernah didatangkan langsung ke Bau-Bau untuk mengajarkan huruf Hangul.

Sebelum mengenai hangeul, bahasa Cia-cia merupakan salah satu bahasa lokal atau bahasa etnik yang ada di Indonesia. Bahasa ini dituturkan oleh etnis-etnis Cia-cia yang sebagian besar tinggal di kecamatan Sorawalio Kota Bau-Bau.

Etnis Cia-cia merupakan salah satu etnis besar di Buton. Penutur bahasa Cia-cia berasal dari empat subetnis, yaitu :

  • Laporo
  • Burangasi
  • Wabula
  • dan Lapandewa


Pengambilan kebijakan pemerintah tentang penggunaan aksara Hangeul di Cia-cia menjadikan bahasa lokal mereka terancam punah. Meski keputusan itu berdasarkan beberapa aspek yang menguntungkan masyarakat.

Namun, nilai-nilai kebudayaan di Cia-cia akan terkikiss dengan masuknya budaya luar ke daerah tersebut. Secara logis tentu masyarakat Cia-cia mampu berkiprah di ranah internasional dengan menggunkan bahasa Hangeul.

Sehingga tercipta jalinan komunikasi antar budaya. Sayangnya hal itu akan berdampak negatif pada generasi berikutnya, di mana mereka tidak akan mengenal bahasa nenek moyang mereka.

Read More

06 August 2021

Ask Keindahan mata biru warga Kaimbulawa pulau Siompu mirip orang Kaukasia dan Eropa AdityaDees

18:04 0
Siompu merupakan Pulau yang letaknya di barat daya dari Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau ini dikelilingi oleh laut biru yang masih terjaga kelestariannya. Dari Pasir pantainya yang putih bersih hingga terumbu karangnya masih alami.

Ternyata bukan itu saja, pulau ini juga mempunyai ikon flora endemik berupa jeruk Siompu. Selain itu, ada lagi pesona tersimpan di pulau ini yaitu warga dengan ciri tubuh unik. Mereka mempunyai bola mata biru atau mirip bangsa Kaukasia atau orang eropa.

Warga ini mendiami tempat yang bernama Kaimbulawa, sebuah desa dengan luas 9.6 km2 di kecamatan Siompu Timur.


La Ode Yusrie merupakan orang di balik penemuan kelompok masyarakat bermata biru. Ketika Summer Institute Linguistic (SIL) bersama peneliti budaya dan sejarah sedang melakukan penelitian tentang dialek lokal di Siompu Timur pada 2016. Penelitian berlangsung selama enam bulan di sana.

Di penghujung kegiatannya disana, Yusrie mendapat informasi tentang ciri warga yang unik mirip dengan orang eropa. Ditemani warga setempat, Yusrie pun akhirnya bertemu dengan warga Kaimbulawa bermata biru.

Menurut garis keturunannya mata biru ini merupakan warisan portugis , saat bangsa Eropa berlomba menguasai rempah-rempah dunia, para pelaut Portugis menjadikan Pulau Siompu sebagi persinggahan sebelum menuju ke Maluku.

Selama berlabuh ini, Portugis menjalin hubungan baik dengan warga lokal, bahkan beberapa pria Portugis diijinkan mempersunting gadis Siompu.

Cerita ini termuat dalam naskah kuno peninggalan Kesultanan Buton Kanturuna Mohelana yang bermakna Pelitanya Orang Berlayar.


Pelaut Portugis masuk Nusantara pada abad 16. Tujuan utama mereka adalah Kepulauan Maluku, yang merupakan rumah bagi tanaman rempah yaitu cengkeh dan pala.

Mereka melintasi jalur utara, lewat Pulau Mindanao, Filipina. Namun, karena banyak aksi perompak, Portugis kemudian memindahkan rute pelayaran ke selatan.

Dalam perjalananya mereka menemukan Pulau Buton untuk dijadikan persinggahan bagi pelaut Portugis saat menuju ke Maluku. Selama berlabuh, mereka mengisi perbekalan serta menjalin hubungan dagang Kesultanan Buton.

Mata biru merupakan ciri anak-anak hasil perkawinan silang Buton-Portugis. Namun ketika Belanda mengambil alih kekuasaan di Buton ,mereka melancarkan stigma negatif terhadap warga keturunan Portugis.

Akibatnya warga keturunan ini memilih menyingkir ke beberapa wilayah, seperti Liya di Kabupaten Wakatobi, Ambon, hingga Malaysia. Stigma penjajah Belanda terus membekas pada komunitas bermata biru di Siompu selama berpuluh tahun dan mereka semakin menutup diri.

Para pemilik mata biru pun menjauh dan membangun tempat tinggal termasuk di wilayah perbukitan Kaimbulawa. Penduduk bermata biru tersisa saat ini, tak lebih dari 10 orang, perlahan mulai membuka diri. Sejumlah warga bermata biru Siompu kini mulai sering diundang dalam acara-acara di lingkungan Kesultanan Buton.

note :

Tidak hanya Warga Siompu yang memiliki mata biru, suku lain juga terdapat mata biru ,di antaranya Lamno(Aceh), Halmahera Timur (Maluku) dan Kisar (Maluku).
Sumber

Read More

04 August 2021

Ask Tradisi unik tidur di atas pasir masyarakat Sumenep ,Madura AdityaDees

16:48 0
Madura memang terkenal dan identik dengan tradisi karapan sapi nya atau makanan khasnya sate, namun tetapi ,tahukah anda ? bahwa ada tradisi unik lainya yang di lakukan masyarakat madura yaitu tidur di atas pasir .

Tradisi demikian bisa di temukan ketika kita berkunjung ke Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura. Menurut masyrakat tradisi tidur di atas pasir ini sudah berlangsung dari antar generasi dan di percaya memiliki manfaat untuk kesehatan.

Salah satu manfaat tersebut adalah efek relaksasi sekaligus menyembuhkan penyakit, seperti gatal di kulit hingga keluhan nyeri punggung sampai rematik.

Pasir yang digunakan juga bukan pasir sembarangan, pasir ini berasal dari Pantai Lombang. dengan warna putih kecoklatan dan tidak berbau, selain itu teksturnya juga sangat halus dan lembut.

Warga biasanya memilah pasir yang ada di bawah pohon cemara. Sebelum digunakan, pasir diayak dulu menggunakan alat penyaring. Hal ini demi menghilangkan material lain seperti kerikil kecil, sisa cangkang hewan laut, atau kotoran yang menempel.

Berbeda dengan masyarakat modern yang memilih rumah dengan tempat tidur nyaman, bersih dan lembut, masyarakat Desa Legung lebih dikenal dengan nama kampung pasir karena tradisi uniknya tidur di atas pasir.

Setiap rumah warga umumnya memiliki satu kamar atau lebih dengan fasilitas kasur pasir, yang menurut mereka dapat menyejukkan sekaligus bisa menghangatkan.

Pememanfaatan kasur pasir sebagai tempat tidur, tidak hanya mereka yang kelas ekonomi menengah ke bawah, melainkan warga yang sudah mempunyai kemampuan lebih, juga masih tetap tidur di atas pasir.

Sensasi tidur di atas pasir ini sangatlah unik dan berpotensi untuk menjadi destinasi wisata yang menarik.

Read More

10 April 2021

Ask Asal usul istilah hidung belang AdityaDees

21:04 0

Pengetahuan

istilah hidung belang digunakan dan di lekatkan untuk menggambarkan laki-laki cabul yang suka mempermainkan wanita atau konotasi negatif lainya. Sebenarnya, seperti apa awal mula munculnya istilah itu? Berbagai literasi mencatat, istilah itu sudah di kenal sejak Ibu Kota Jakarta masih bernama Batavia dan dikepalai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Jan Pieterszoon Coen pada abad ke-17.

Kisah ini bermula atas Kemarahan JP Coen yang mengetahui anak angkatnya Sarah Spexc melakukan tindakan tak terpuji dengan Pieter J Cortenhoeff.

ia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan dua tiang gantungan di depan Stadhuisplein (Museum Fatahillah sekarang). Namun akhirnya hukuman skandal tersebut diputuskan di meja pengadilan sesuai dengan peraturan yang berlaku kala itu.

Sara dikenai hukuman cambuk dan Pieter dijatuhi hukuman pancung. Mereka berdua dihukum di depan Stadhuisplein di hadapan ratusan orang. Sebelum dipenggal, wajah Pieter di coreng terlebih dahulu dengan arang yang merupakan bentuk penghinaan terhadap pelaku tindakan cabul. Ketika kepala Pieter pasca dipenggal menggelinding ke tanah, orang-orang Betawi melihat hidung Pieter yang belang karena dicoreng oleh algojo.

Sejak saat itu, laki-laki yang tertangkap basah sedang berzina akan ditangkap, dan dicoreng hidung sebelum dieksekusi, dan hidung belang pun menjadi istilah populer untuk para laki-laki yang selalu menggoda wanita.

Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.