Aku berjalan masuk kedalam kafe yang masih tertutup.. beberapa teman
yang sudah datang melihatku dengan tatapan bingung.. mungkin setelah
kejadian tadi malam.. Aku manangis dengan salah satu pengunjung kami dan
aku pamit pulang duluan tanpa penjelasan, tentu saja itu memberikan
tanda tanya besar bagi mereka.. Dan sekarang aku dengan senyum yang
menawan masuk kedalam kafe seperti biasanya..
" sama siapa ? udah berubah pikiran ya ?" fida menepuk bahuku dari belakang
" eh.. temen.. pikiran apa fi ?"
" naik mobil tuh yang anter "
" owalah.. cuma temen fi "
" yakin ? tuh kan pelanggan kita yang sering duduk sendiri.. trus tadi malam kamu nangis2 sama dia.. "
" iyaa pelanggan kita dianya.. kenapa emangnya ?"
" jangan2 kamu hamil ya ?" dengan tampang menyelidik tanpa basa basi fida melontarkan pertanyaan yang membuatku seperti disambar petir " udah berapa bulan ? dia nggak mau tanggung jawab ? kok kamu nggak cerita ?"
" apaan sih.. aku nggak hamil fi "
" jangan boong.. trus kenapa nangis.. pulang sama dia. ini dianter dia.. hayooo "
" aduuuh.. nih anak pikirannya negatif muluk yaaa "
" lah.. trus apa dong.. kamu nggak cerita "
" tadi malam tara kecelakaan fi.. dia yang nemenin aku jagain tara n bantuin aku lah pokoknyaa "
" loh ? kok bisa ? kondisinya gimana sekarang ?"
" laah.. mana aku tau kok bisa.. aku ajah taunya dia udah dirumah sakit.. udah baikan kok, ini dianya lagi dijagain sama temen2 kuliah"
" keluarga tara kemana emangnya ?"
" keluarganya diluar pulau fi, sama kayak aku.. jadi ya kita2 ajah yang jagain.."
" ooh.. besok aku jenguk deh "
" iyaa.. makasih ya fi.. ini juga aku tidur di rumah sakit kok sesekali pulang kekos lah "
" iyalaah.. kan dia deketnya sama kamu.. tapi kok tumben pake baju kerja dari rumah " dia memperhatikanku
" iyaa.. malas ganti2 soalnya.. mumpung naik mobil jadi irit baju " aku tertawa ke fida
" anak kos banget kamu "
" iyaa dong "
Kami masih mengobrol sambil memakai topeng di wajah agar terlihat lebih cantik di depan pengunjung ( kata mereka, kalo tara bilang kayak lenong ). Dan dengan cepat saja kejadian tadi malam mendapatkan jawaban dari mulut ke mulut, sehingga tak ada tanda tanya besar dalam benak teman2ku..
-----------
Aku bekerja seperti biasa.. tama mengantarku hari ini, tapi kenapa dia tak duduk dikursi yang biasanya dia duduki.. aneh sekali.. apa dia mempunyai jadwal untuk duduk disana, dan aku tak tau bagaimana kabarnya setelah aku tinggal tadi.. tapi sudahlah.. jika dia tak menunggu atau menjemputku pun tak masalah, aku hanya perlu mengeluarkan ongkos taxi untuk ke rumah sakit.. demi tara itu tak masalah..
-----------
Aku melirik jam ditanganku, sudah jam set 2 malam.. Ah.. hari ini begitu banyak pengunjung dan tak mungkin kami usir.. dan tak mungkin aku melimpahkan pekerjaanku ke rio lagi.. Dia sudah terlalu sering baik padaku, walau dia menawarkan tapi aku tak enak jika selalu merepotkannya.. Terlebih aku masih baru dibanding yang lainnya, walau mereka semua baik.. aku tak ingin seperti memanfaatkan mereka.. yaa.. mereka keluarga baruku yang bisa membuatku tertawa disaat kami capek dan bosan dengan pekerjaan kami..
" jemputan mu udah didepan tuh " fida lagi2 nyelonong didepanku
" jemputan siapa ?"
" cowok bermobil " dia menajwab dengen senyum jahilnya
" kok kamu selalu perhatian sama yg jemput aku ya ?" aku bertanya curiga ke arahnya
" yeee.. pede amat.. aku kan abis ketemu jemputanku didepan.. nggak kayak kamu.. kamu anggurin sampe siap kerja "
" ngejleb banget sih kamu "
" iyaa lah.. harusnya kamu jumpain dulu, basa basi bilang bentar lagi kek apa kek.. ini main suruh tunggu ajah.. cowok bete tau disuruh nunggu lama "
" eh.. gitu yaa.. bodok ah.. kalo nggak mau nunggu yodah "
" hadeeehh.. untung ajah kamus manis queen kalo nggak udah nggak ada yang mau deket kamu "
" eh.. manis gimana ?"
" iyaa. lucu anaknya.. buat gemes kadang " fida mencubit pipiku
" iih.. sakit tauuu.. "
" makin marah makin manis loh " dia menggodaku
" dasar nggak normal.. " aku menajwab dengan sewot
" yee.. dibilang nggak normal.. pelanggan ku ajah banyak "
" itukan kedok.. "
" kamu kali yang nggak normal.. pacar ajah nggak punyaa " dia mengejekku sambil berlalu meninggalkanku
" fida gilaaaa " aku hanya bisa meneriakinnya seperti itu, dan anak kafe tak akan kaget.. karena memang aku suka di godain sama seisi kafe.. mereka bilang menggodaku asik dan bisa membuat tak bosan.. malangnya nasibku..
--------------
" lama amat " aku terkejut dengan suara tama yang tiba2 nongol saat aku sampai didepan pintu kafe.
" kebiasaan deh buat kaget "
" baru gitu doang juga.. yuk pulang "
" eh.. kamu nungguin aku ya "
" nggak, jemput kamu.. jangan tanya kenapa, jangan bawel.. " dia meninggalkanku dengan enaknya.. sementara aku sudah sebel setengah mati dibuatnya.. dasar aneh..
Aku mengikuti langkah kakinya dengan perlahan, mungkin karenasudah terlalu lelah dan capek jadi aku hanya bisa mengerahkan sisa tenagaku untuk pergi keruma sakit.
Dia membuka pintu mobil tanpa basa basi atau sebagainya, dan ekspresinya biasa ajah.. Nih anak kadang emang aneh, kadang bisa tersenyum kadang mala bersikap dingin dan kadang seperti orang lain.. yaa dia memang aneh..
--------------
" tara udah baikan, paling 1 minggu ada dia di rumah sakit " tama membuka obrolan
" kok kamu tau ?"
" diih.. tanya muluk.. pokoknya dia udah baikan.. bukannya kamu seneng ya "
" iyalah.. seneng banget mala "
" aku bakal nepati janjiku sampe tara beneran sembuh.. selebihnya kita nggak ada apa2 lagi "
" eeh.. maksudnya ?"
" yaa.. selepas tara sembuh.. ya kita seperti dulu.. paling juga butuh waktu sebulan dia untuk normal lagi.. jadi ya kamu tahan ajah sebulan ketemu aku trus.. " dia berkata datar
" bukan itu maksudku ? kenapa kita nggak bakal ketemu lagi ?" aku mencoba memperjelas maksud dari pembicaraannya.
" yaa.. aku bilang dari sekarang biar nggak kaget nantinya " dia mencoba mengalihkan pertanyaanku
" nggak nyambung kamu.. aku tanya, kenapa nggak bisa seperti ini kalo tara udah sembuh ?"
" ada pertanyaan yang nggak harus ada jawabnya queen "
" tapi aku masih punya sejuta pertanyaan ke kamu "
" aku nggak punya sejuta jawaban yang kamu mau " dia masih saja dengan ekspresi datarnya.. sementara aku sudah ingin rasa menimpuknya denga sepatuku.
" tapi kamu harus jawab semua pertanyaanku " dia hanya diam menembus kegelapan dini hari kota ini.. bahkan rasa dingin pun sudah tak kuhiraukan karena sosok yang ada di sebelahku..
" tamaa.. jawab dong " aku mulai sebal dengan tingkahnya
" nggak semua hal harus ada jawabannya " tanpa merasa apapun dia berkata dengan semaunya. dan masih saja wajah sendu itu menghiasi nya (lagi).
" pake jaket dibangku belakang geh.. dingin soalnya " dia berkata tanpa melirikku.. aku yang sudah terlalu sebel dan memilih mendiamkanya.
Suasana malam ini begitu tak mengenakan.. dan aku tak suka.. aku memandang keluar kaca mobil, melihat jalan yang kami telusuri.. tan entah mengapa dia berhenti mendadak dipinggir jalan..
" mau ngapain ?" aku sudah taku dia akan melakukan hal buruk terhadapku " kenapa berenti ? ayoo jalan lagi "
" kalo kamu nggak mau pake jaket, kita tetep disini " dia mengancamku dengan suara datarnya.
" kalo kamu maksa, aku turun disini " aku balik mengancamnya
" yodah turun ajah, nggak ada yang larang.. " dia mengancamku balik. Aku yang benar sebal, tanpa melihat sekeliling langsung turun dari mobil " oke.. "
Aku pergi meinggalkan mobilnya, berharap dia akan memanggilku dan memintaku atau bahkan merayuku agar kembali kepadanya.. Aku menurunkan gengsiku untuk menoleh ke arahnya.. " pliiisss.. panggil aku.. pliiis.. disini serem banget ternyata " Aku hanya bergumam dalam hati.. Setelah 5 menit berlalu, aku merasa ada yang aneh.. Aku memberanikan diri melihat kebelakang, ternyata dia sudah tak ada.. Aku melihat sekeliling yang gelap dan mengerihkan.. Gimana kalo ada orang jahat yang datangin aku.. gimana kalo aku diculik atau diperkosa dan gimana kalo aku mengalami hal buruk.. Dasar cowok sialan.. tega banget ninggalin aku dipinggir jalan.. Tanpa sadar aku menangis sambil berjalan menyusuri jalan yang gelap ini, berharap TUHAN berbaik hari menemaniku dan menjagaku..
Yaaa.. TUHAN.. tega banget si dia.. jahat banget.. ninggalin aku dijalan gelap, sepi, dini hari, sendirian pake baju sedikit mini.. tega banget dia.. dan aku hanya bisa menangis seperti anak kecil, ya anak kecil yan ditinggal ditengah keramaian bingung mencari ibunya.. Aku mengusap air mataku sambil berjalan kesal, sesekali mengumpat cowok sialan itu..tega banget dia ninggalin aku sendiri disini.. tegaaa... dasar cowok sialan.. seumur hidup aku baru sekali diginiin..
Aku bahkan tak memperhatikan beberapa mobil atau motor yang melewatiku sesekali.. aku hanya fokus dalam kesedihanku malam ini.. bagaimana nasibku nanti.. dan aku masih tetap berjalan.. sesekali mungkin ada yang sedikit iseng memperlambat laju kendaraan beranggapan aku ini hantu atau wanita malam.. tapi aku mencoba berjalan secepat mungkin.. Aku mendengar langkah kaki dari arah belakang, sepertinya ada orang jahat yang hendak mengikutiku. Kupercepat langkah kakiku walau tenagaku sudah diujung batas.. Dan langkah kaki itu juga semakin cepat dan aku memutuskan lari sekuat tenaga namun hanya sia-sia.. hanya lari kecil yang aku bisa dengan rok mini dan sepati semi tinggi ini.. sialan.. matilah aku malam ini..
yaaa.. TUHAN.. aku pasrah.. tangisanku masih tak terhenti.. deg.. jantungku berdegup kencang dan akan keluar dari tubuhku.. ada tangan yang menarik lengan kananku.. seketika aku mejerit dan berbalik memukul sosok itu dengan tasku.. Tanpa basa basi dengan brutal aku memukulinya dan mencoba melepas cengkaraman tangannya.. dan bersiap berlari sekencang yang aku mampu..
" lepasiiin.. tolooong " beberapa kali kata itu keluar dari mulutku..
" quuueen... ini aku.. " beberapa kali suara itu terdengar samar, namun kali ini lebih kencang.. Aku mencoba menelaah suara siapa itu.. dan memang benar itu tama.. Tama yang membuat aku jantungan..
" maaf " dia memelukku dengan lembut " maaf aku ninggalin kamu.. "
" jahat.. " aku memukul dadanya perlahan.. " jahat banget kamu.. " air mataku bercucuran memikirkan nasib burukku malam ini..
" ssstttt... udah.. jangan nangis lagi.. aku udah balik kok " dia mengusap air mataku. sementara aku hanya menangis mencoba menenangkan diri.. " udaah yuuk.. " dia membimbingku berjalan ke mobilnya.. tak jauh dari jarak ia mengejarku.. aku sudah naik kedalam mobilnya dengan keadaan semi kacau.. " aku bakal balik buat kamu.. " itu kata yang dia ucapkan sebelum menutup pintu mobilku.. dan aku hanya diam membisu..
Dan memang, dia kembali untukku.. malam ini...
" sama siapa ? udah berubah pikiran ya ?" fida menepuk bahuku dari belakang
" eh.. temen.. pikiran apa fi ?"
" naik mobil tuh yang anter "
" owalah.. cuma temen fi "
" yakin ? tuh kan pelanggan kita yang sering duduk sendiri.. trus tadi malam kamu nangis2 sama dia.. "
" iyaa pelanggan kita dianya.. kenapa emangnya ?"
" jangan2 kamu hamil ya ?" dengan tampang menyelidik tanpa basa basi fida melontarkan pertanyaan yang membuatku seperti disambar petir " udah berapa bulan ? dia nggak mau tanggung jawab ? kok kamu nggak cerita ?"
" apaan sih.. aku nggak hamil fi "
" jangan boong.. trus kenapa nangis.. pulang sama dia. ini dianter dia.. hayooo "
" aduuuh.. nih anak pikirannya negatif muluk yaaa "
" lah.. trus apa dong.. kamu nggak cerita "
" tadi malam tara kecelakaan fi.. dia yang nemenin aku jagain tara n bantuin aku lah pokoknyaa "
" loh ? kok bisa ? kondisinya gimana sekarang ?"
" laah.. mana aku tau kok bisa.. aku ajah taunya dia udah dirumah sakit.. udah baikan kok, ini dianya lagi dijagain sama temen2 kuliah"
" keluarga tara kemana emangnya ?"
" keluarganya diluar pulau fi, sama kayak aku.. jadi ya kita2 ajah yang jagain.."
" ooh.. besok aku jenguk deh "
" iyaa.. makasih ya fi.. ini juga aku tidur di rumah sakit kok sesekali pulang kekos lah "
" iyalaah.. kan dia deketnya sama kamu.. tapi kok tumben pake baju kerja dari rumah " dia memperhatikanku
" iyaa.. malas ganti2 soalnya.. mumpung naik mobil jadi irit baju " aku tertawa ke fida
" anak kos banget kamu "
" iyaa dong "
Kami masih mengobrol sambil memakai topeng di wajah agar terlihat lebih cantik di depan pengunjung ( kata mereka, kalo tara bilang kayak lenong ). Dan dengan cepat saja kejadian tadi malam mendapatkan jawaban dari mulut ke mulut, sehingga tak ada tanda tanya besar dalam benak teman2ku..
-----------
Aku bekerja seperti biasa.. tama mengantarku hari ini, tapi kenapa dia tak duduk dikursi yang biasanya dia duduki.. aneh sekali.. apa dia mempunyai jadwal untuk duduk disana, dan aku tak tau bagaimana kabarnya setelah aku tinggal tadi.. tapi sudahlah.. jika dia tak menunggu atau menjemputku pun tak masalah, aku hanya perlu mengeluarkan ongkos taxi untuk ke rumah sakit.. demi tara itu tak masalah..
-----------
Aku melirik jam ditanganku, sudah jam set 2 malam.. Ah.. hari ini begitu banyak pengunjung dan tak mungkin kami usir.. dan tak mungkin aku melimpahkan pekerjaanku ke rio lagi.. Dia sudah terlalu sering baik padaku, walau dia menawarkan tapi aku tak enak jika selalu merepotkannya.. Terlebih aku masih baru dibanding yang lainnya, walau mereka semua baik.. aku tak ingin seperti memanfaatkan mereka.. yaa.. mereka keluarga baruku yang bisa membuatku tertawa disaat kami capek dan bosan dengan pekerjaan kami..
" jemputan mu udah didepan tuh " fida lagi2 nyelonong didepanku
" jemputan siapa ?"
" cowok bermobil " dia menajwab dengen senyum jahilnya
" kok kamu selalu perhatian sama yg jemput aku ya ?" aku bertanya curiga ke arahnya
" yeee.. pede amat.. aku kan abis ketemu jemputanku didepan.. nggak kayak kamu.. kamu anggurin sampe siap kerja "
" ngejleb banget sih kamu "
" iyaa lah.. harusnya kamu jumpain dulu, basa basi bilang bentar lagi kek apa kek.. ini main suruh tunggu ajah.. cowok bete tau disuruh nunggu lama "
" eh.. gitu yaa.. bodok ah.. kalo nggak mau nunggu yodah "
" hadeeehh.. untung ajah kamus manis queen kalo nggak udah nggak ada yang mau deket kamu "
" eh.. manis gimana ?"
" iyaa. lucu anaknya.. buat gemes kadang " fida mencubit pipiku
" iih.. sakit tauuu.. "
" makin marah makin manis loh " dia menggodaku
" dasar nggak normal.. " aku menajwab dengan sewot
" yee.. dibilang nggak normal.. pelanggan ku ajah banyak "
" itukan kedok.. "
" kamu kali yang nggak normal.. pacar ajah nggak punyaa " dia mengejekku sambil berlalu meninggalkanku
" fida gilaaaa " aku hanya bisa meneriakinnya seperti itu, dan anak kafe tak akan kaget.. karena memang aku suka di godain sama seisi kafe.. mereka bilang menggodaku asik dan bisa membuat tak bosan.. malangnya nasibku..
--------------
" lama amat " aku terkejut dengan suara tama yang tiba2 nongol saat aku sampai didepan pintu kafe.
" kebiasaan deh buat kaget "
" baru gitu doang juga.. yuk pulang "
" eh.. kamu nungguin aku ya "
" nggak, jemput kamu.. jangan tanya kenapa, jangan bawel.. " dia meninggalkanku dengan enaknya.. sementara aku sudah sebel setengah mati dibuatnya.. dasar aneh..
Aku mengikuti langkah kakinya dengan perlahan, mungkin karenasudah terlalu lelah dan capek jadi aku hanya bisa mengerahkan sisa tenagaku untuk pergi keruma sakit.
Dia membuka pintu mobil tanpa basa basi atau sebagainya, dan ekspresinya biasa ajah.. Nih anak kadang emang aneh, kadang bisa tersenyum kadang mala bersikap dingin dan kadang seperti orang lain.. yaa dia memang aneh..
--------------
" tara udah baikan, paling 1 minggu ada dia di rumah sakit " tama membuka obrolan
" kok kamu tau ?"
" diih.. tanya muluk.. pokoknya dia udah baikan.. bukannya kamu seneng ya "
" iyalah.. seneng banget mala "
" aku bakal nepati janjiku sampe tara beneran sembuh.. selebihnya kita nggak ada apa2 lagi "
" eeh.. maksudnya ?"
" yaa.. selepas tara sembuh.. ya kita seperti dulu.. paling juga butuh waktu sebulan dia untuk normal lagi.. jadi ya kamu tahan ajah sebulan ketemu aku trus.. " dia berkata datar
" bukan itu maksudku ? kenapa kita nggak bakal ketemu lagi ?" aku mencoba memperjelas maksud dari pembicaraannya.
" yaa.. aku bilang dari sekarang biar nggak kaget nantinya " dia mencoba mengalihkan pertanyaanku
" nggak nyambung kamu.. aku tanya, kenapa nggak bisa seperti ini kalo tara udah sembuh ?"
" ada pertanyaan yang nggak harus ada jawabnya queen "
" tapi aku masih punya sejuta pertanyaan ke kamu "
" aku nggak punya sejuta jawaban yang kamu mau " dia masih saja dengan ekspresi datarnya.. sementara aku sudah ingin rasa menimpuknya denga sepatuku.
" tapi kamu harus jawab semua pertanyaanku " dia hanya diam menembus kegelapan dini hari kota ini.. bahkan rasa dingin pun sudah tak kuhiraukan karena sosok yang ada di sebelahku..
" tamaa.. jawab dong " aku mulai sebal dengan tingkahnya
" nggak semua hal harus ada jawabannya " tanpa merasa apapun dia berkata dengan semaunya. dan masih saja wajah sendu itu menghiasi nya (lagi).
" pake jaket dibangku belakang geh.. dingin soalnya " dia berkata tanpa melirikku.. aku yang sudah terlalu sebel dan memilih mendiamkanya.
Suasana malam ini begitu tak mengenakan.. dan aku tak suka.. aku memandang keluar kaca mobil, melihat jalan yang kami telusuri.. tan entah mengapa dia berhenti mendadak dipinggir jalan..
" mau ngapain ?" aku sudah taku dia akan melakukan hal buruk terhadapku " kenapa berenti ? ayoo jalan lagi "
" kalo kamu nggak mau pake jaket, kita tetep disini " dia mengancamku dengan suara datarnya.
" kalo kamu maksa, aku turun disini " aku balik mengancamnya
" yodah turun ajah, nggak ada yang larang.. " dia mengancamku balik. Aku yang benar sebal, tanpa melihat sekeliling langsung turun dari mobil " oke.. "
Aku pergi meinggalkan mobilnya, berharap dia akan memanggilku dan memintaku atau bahkan merayuku agar kembali kepadanya.. Aku menurunkan gengsiku untuk menoleh ke arahnya.. " pliiisss.. panggil aku.. pliiis.. disini serem banget ternyata " Aku hanya bergumam dalam hati.. Setelah 5 menit berlalu, aku merasa ada yang aneh.. Aku memberanikan diri melihat kebelakang, ternyata dia sudah tak ada.. Aku melihat sekeliling yang gelap dan mengerihkan.. Gimana kalo ada orang jahat yang datangin aku.. gimana kalo aku diculik atau diperkosa dan gimana kalo aku mengalami hal buruk.. Dasar cowok sialan.. tega banget ninggalin aku dipinggir jalan.. Tanpa sadar aku menangis sambil berjalan menyusuri jalan yang gelap ini, berharap TUHAN berbaik hari menemaniku dan menjagaku..
Yaaa.. TUHAN.. tega banget si dia.. jahat banget.. ninggalin aku dijalan gelap, sepi, dini hari, sendirian pake baju sedikit mini.. tega banget dia.. dan aku hanya bisa menangis seperti anak kecil, ya anak kecil yan ditinggal ditengah keramaian bingung mencari ibunya.. Aku mengusap air mataku sambil berjalan kesal, sesekali mengumpat cowok sialan itu..tega banget dia ninggalin aku sendiri disini.. tegaaa... dasar cowok sialan.. seumur hidup aku baru sekali diginiin..
Aku bahkan tak memperhatikan beberapa mobil atau motor yang melewatiku sesekali.. aku hanya fokus dalam kesedihanku malam ini.. bagaimana nasibku nanti.. dan aku masih tetap berjalan.. sesekali mungkin ada yang sedikit iseng memperlambat laju kendaraan beranggapan aku ini hantu atau wanita malam.. tapi aku mencoba berjalan secepat mungkin.. Aku mendengar langkah kaki dari arah belakang, sepertinya ada orang jahat yang hendak mengikutiku. Kupercepat langkah kakiku walau tenagaku sudah diujung batas.. Dan langkah kaki itu juga semakin cepat dan aku memutuskan lari sekuat tenaga namun hanya sia-sia.. hanya lari kecil yang aku bisa dengan rok mini dan sepati semi tinggi ini.. sialan.. matilah aku malam ini..
yaaa.. TUHAN.. aku pasrah.. tangisanku masih tak terhenti.. deg.. jantungku berdegup kencang dan akan keluar dari tubuhku.. ada tangan yang menarik lengan kananku.. seketika aku mejerit dan berbalik memukul sosok itu dengan tasku.. Tanpa basa basi dengan brutal aku memukulinya dan mencoba melepas cengkaraman tangannya.. dan bersiap berlari sekencang yang aku mampu..
" lepasiiin.. tolooong " beberapa kali kata itu keluar dari mulutku..
" quuueen... ini aku.. " beberapa kali suara itu terdengar samar, namun kali ini lebih kencang.. Aku mencoba menelaah suara siapa itu.. dan memang benar itu tama.. Tama yang membuat aku jantungan..
" maaf " dia memelukku dengan lembut " maaf aku ninggalin kamu.. "
" jahat.. " aku memukul dadanya perlahan.. " jahat banget kamu.. " air mataku bercucuran memikirkan nasib burukku malam ini..
" ssstttt... udah.. jangan nangis lagi.. aku udah balik kok " dia mengusap air mataku. sementara aku hanya menangis mencoba menenangkan diri.. " udaah yuuk.. " dia membimbingku berjalan ke mobilnya.. tak jauh dari jarak ia mengejarku.. aku sudah naik kedalam mobilnya dengan keadaan semi kacau.. " aku bakal balik buat kamu.. " itu kata yang dia ucapkan sebelum menutup pintu mobilku.. dan aku hanya diam membisu..
Dan memang, dia kembali untukku.. malam ini...
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah