Kalian bisa menganggap melakukan investasi saham sebagai salah satu cara dalam meraih impian untuk hidup yang lebih baik dan nyaman di masa depan. Oleh karena itu, dalam mewujudkan impian tersebut, dibutuhkan proses dan waktu untuk mewujudkannya. Kalian bisa memaksimalkan proses dan waktu yang Kalian butuhkan untuk memenuhi pengetahuan dalam mempelajari investasi saham, sehingga Kalian punya gambaran yang sesuai untuk mulai berinvestasi demi menjalani hidup nyaman di masa depan.
Apa itu investasi?
Sebelum kita mulai membahas tentang investasi saham, ada baiknya Kalian mengenal terlebih dahulu apa itu investasi. Pengertian investasi, secara mudah untuk dimengerti, investasi merupakan kegiatan dalam mengupayakan penanaman modal yang dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan ini mengacu pada kondisi finansial Kalian yang berkembang dan stabil dalam kurun waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jenis investasi yang Kalian pilih. Termasuk investasi saham. Hingga saat ini,penanaman modal dalam bentuk uang merupakan cara yang paling populer dalam melakukan investasi.
Uang yang Kalian tanamkan sebagai modal tersebut nantinya akan dikonversikan ke dalam aset finansial yang dapat berupa saham salah satunya. Investasi saham atau investasi lainnya yang Kalian pilih didasari dari kemungkinan untuk menghadirkan keuntungan pada modal awal yang Kalian keluarkan. Orang yang melakukan aktivitas investasi biasanya dikenal dengan sebutan investor. Secara singkat, prinsip investasi ini dapat disamakan dengan kegiatan menabung, yaitu Kalian mengalokasikan dana untuk disimpan untuk dapat digunakan di kemudian hari. Namun yang jadi pembeda adalah, ada kemungkinan akan hadirnya keuntungan yang lebih baik.
Pengertian dasar tentang investasi
Perlu dipahami bahwa tujuan atau rencana memiliki peranan penting dalam menentukan kesuksesan Kalian dalam berinvestasi. Tujuan atau rencana yang Kalian miliki ini nantinya akan dapat membantu Kalian dalam menentukan jenis apa yang cocok dengan keadaan serta kebutuhan Kalian di masa depan. Secara umum, jenis investasi ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang
Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek merupakan sebuah kegiatan investasi dengan skema yang akan memberi kemungkinan bagi Kalian dalam mendapatkan keuntungan selama kurun waktu 1 hingga 3 tahun ke depan. Dengan memilih investasi jangka pendek, maka Kalian menyadari bahwa jenis investasi ini akan cocok untuk Kalian yang sedang memiliki keinginan atau kebutuhan dan perlu direalisasikan dalam kurun waktu yang lebih singkat.
Contoh tujuan investasi jangka pendek yang bisa Kalian implementasikan adalah, perencanaan biaya untuk liburan yang telah Kalian persiapkan untuk tahun mendatang. Memahami persiapan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, Kalian tidak perlu harus melakukan perhitungan yang dapat mengganggu kestabilan kondisi finansial Kalian.
Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang merupakan jenis investasi yang membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang Kalian harapkan. Investasi ini biasanya memakan jangka waktu mulai dari 3 hingga 15 tahun. Tidak jarang juga melebihi dari ekspektasi waktu tersebut. Jangka waktu tersebut berlaku dengan penyesuaian tujuan utama Kalian dalam melakukan investasi. Meskipun begitu, investasi jangka panjang memiliki kemungkinan lebih besar dalam menghasilkan keuntungan yang besar pula, dibandingkan dengan investasi jangka pendek.
Apa itu investasi saham
Setelah Kalian memahami tentang investasi secara umum, hal berikutnya yang Kalian bisa lakukan adalah mulai mempelajari berbagai macam produk investasi yang ada saat ini. Salah satunya adalah investasi saham. Secara umum, saham bisa diartikan sebagai tanda penyertaan modal dari seseorang atau pihak, yang meliputi badan usaha, dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan penyertaan modal yang terdaftar, maka pihak tersebut berhak memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jadi, jika Kalian telah menjalankan bentuk investasi saham, secara tidak langsung Kalian dapat mendapatkan keuntungan terhadap modal awal yang digunakan untuk membeli saham dari satu atau lebih perusahaan. Meskipun begitu, Kalian perlu memahami bahwa modal yang Kalian salurkan untuk investasi saham tersebut memiliki peran untuk mendukung keperluan dalam peningkatan ekonomi pada suatu perusahaan atau perseroan. Keuntungan yang didapat dari peningkatan ekonomi tersebutlah yang nantinya akan dibagi kepada para penanam modal atau investor saham.
Jenis-jenis investasi saham
Perlu untuk Kalian ketahui bahwa saham ini datang dari berbagai sektor ekonomi. Maka dari itu, memilih investasi saham yang tepat akan meningkatkan kesempatan Kalian dalam mendapatkan keuntungan dari kegiatan investasi yang Kalian lakukan. Bursa Efek Indonesia mencatat kurang lebih ada 711 perusahaan yang memiliki saham terdaftar yang dibagi lagi ke dalam 9 sektor, berikut rinciannya.
Agriculture
Mining
Basic industry & chemicals:
Miscellaneous industry (usaha pembuatan mesin berat atau ringan, berikut dengan komponen penunjangnya)
Consumer goods industry
Property, real estate, and building construction
Infrastructure, utility, and transportation
Finance
Trade, service, and investment
Investasi saham juga terbagi dalam dua jenis, di antaranya adalah saham biasa dan saham preferen. Mengenai saham biasa, jenis investasi saham ini biasanya berupa surat berharga yang menyatakan tentang kepemilikan seseorang atas sebuah perusahaan.
Sedangkan saham preferen mengacu pada pemegang saham yang memiliki prioritas lebih tinggi dalam hal pembagian dividen dibandingkan investor saham biasa. Keuntungan berinvestasi saham preferen adalah, Kalian bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan hak istimewa untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Pengertian reksadana saham
Dalam meminimalisasi risiko dalam melakukan investasi saham, mungkin Kalian bisa memilih menginvestasikan dana Kalian untuk reksadana saham. Salah satu kemudahan yang Kalian dapatkan dalam memilih investasi saham adalah pengelolaan investasi yang dilakukan oleh pihak manajer investasi sebagai pihak penyelenggara yang memiliki peran untuk mengelola, membantu Kalian memilih, serta membeli yang Kalian inginkan. Biasanya manajemen investasi ini dilakukan oleh pihak bank dan penyedia asuransi. Selanjutnya Kalian hanya perlu memerhatikan pergerakan dan perkembangan investasi Kalian sembari menambah dana untuk meningkatkan nilai investasi Kalian semakin cepat.
Dalam memilih investasi saham melalui reksadana saham, Kalian perlu menentukan tujuan dan rencana keuangan yang Kalian perlukan sebagai landasan dalam berinvestasi. Hal ini diperlukan agar Kalian senantiasa memahami bahwa sangat sulit untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Oleh karena itu, tujuan dalam melakukan investasi saham melalui reksadana saham diperlukan agar Kalian dapat membangun kondisi finansial yang kuat di masa depan.
Tips Investasi Saham Agar Untung Besar
Jangan Masukkan Semua Telur dalam Satu Keranjang
Meletakkan semua telur yang Kalian miliki dalam satu keranjang bisa menyebabkan semuanya pecah jika keranjang terjatuh. Saat Kalian berinvestasi, jangan masukkan seluruh modal yang Kalian punya dalam satu investasi saja. Alokasikan dana Kalian di beberapa investasi. Diversifikasi yang Kalian lakukan akan melindungi Kalian. Bayangkan jika investasi yang satu sedang turun, setidaknya Kalian masih punya investasi lain yang positif. Sewaktu Kalian butuh uang, Kalian bisa mencairkan investasi yang memberikan imbal hasil positif lebih dulu.
Dengan diversifikasi, Kalian dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalisir resiko pasar. Diversifikasi sangat berguna untuk menjaga kestabilan aset Kalian. Sebagai contoh, Kalian dapat memilih tiga jenis saham blue chip di sektor yang berbeda, misalnya perbankan, konsumsi serta energi. Ketika sentimen suku bunga mempengaruhi pergerakan saham perbankan, Kalian masih bisa bernafas lega karena saham konsumsi yang Kalian miliki masih aman-aman saja.
Tanamkan Komitmen dalam Diri Kalian
Ketahuilah bahwa berinvestasi saham tidak melulu soal kemahiran, tapi juga soal pentingnya menjaga semangat Kalian agar tetap konsisten. Seperti halnya menanam benih, Kalian perlu rajin menyiram secara rutin agar benihnya dapat tumbuh menjadi tunas, lalu menjadi tanaman yang berbuah. Proses pertumbuhan juga tidak terjadi dalam waktu semalam saja bukan? Semua ada prosesnya.
Kalian harus sabar dan konsisten dalam mempelajari saham-saham yang dapat Kalian pilih, kemudian membeli dan memantau pergerakannya. Tentukan dulu jangka waktu investasi Kalian. Jika Kalian pemula, sebaiknya berinvestasi jangka panjang pada saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) yang kinerjanya sudah cukup stabil. Biasanya “buah” dihasilkan dari “benih” yang Kalian tabur setelah beberapa tahun, dari hasil dividen yang dibagikan untuk pemegang saham serta capital gain yang Kalian peroleh saat menjual saham Kalian.
Jangan Beli Kucing dalam Karung
Investasi bukan spekulasi! Jangan tebak-tebak buah manggis. Seperti membangun bisnis, Kalian wajib melakukan riset, apakah potensi bisnis yang ingin Kalian pilih bagus di masa depan. Kinerja suatu perusahaan di masa depan biasanya tercermin dari pergerakan sahamnya. Semakin percaya diri investor akan suatu saham, harga sahamnya biasanya cenderung naik.
Jangan membeli saham hanya karena ikut-ikutan. Pelajari sepak terjang perusahaan dan kinerja keuangannya selama beberapa tahun terakhir. Jika pengelolaan perusahaannya bagus, likuiditas sahamnya juga terjaga, tidak perlu ragu untuk menginvestasikan jerih payah Kalian dalam saham tersebut. Lebih baik membeli saham perusahaan yang sehat dengan nilai ekuitas lebih banyak daripada nilai utang. Kalian pun akan semakin yakin untuk berinvestasi dan memetik hasilnya di masa yang akan datang.
Selalu mempertimbangkan risiko
Investor pemula biasanya ingin cepat untung. Padahal setiap keuntungan pasti akan ada risikonya. Risiko ini yang harus kamu pertimbangkan. Misalnya harga saham terus menanjak, kamu menikmati keuntungan lumayan. Namun harus juga dipikirkan, bahwa pasti ada saatnya harga saham turun. Atur strategi agar risiko tersebut tidak membuatmu rugi. Investasikan uang dengan jumlah yang siap kamu tanggung bila amit-amit tekor.
Gunakan dana menganggur
Investasi saham pakai utang sebetulnya boleh-boleh saja asal sanggup membayarnya, termasuk ketika investasi merugi. Namun lebih baik investasi pakai dana nganggur. Misalnya punya dana nganggur di rekening tabungan. Jika dana darurat sudah terpenuhi, gunakan dana tersebut untuk investasi. Lebih aman dan nyaman ketimbang utang. Sebab, pasar saham sangat fluktuatif. Dalam hitungan menit atau detik, harga saham dapat berubah. Kalian bisa kaya atau miskin dalam sekejap. Jika menggunakan utang, ada pokok dan bunga yang harus dibayar. Bunga pinjaman online misalnya bisa mencapai satu sampai dua persen per hari. Sedangkan investasi saham, cuan tiga persen per bulan saja sudah besar. Apakah kalian mampu membayar utang dari return investasi tersebut?
Konsisten Mengelola Investasi Saham
Investasi di instrumen apapun, termasuk saham bisa sukses dan mencapai tujuan keuangan yang diinginkan bila kamu fokus dan konsisten. Terus menambah ilmu tentang investasi saham, serta saham-saham incaranmu. Agar lebih aman, kalian dapat berinvestasi jangka panjang pada saham-saham unggulan di indeks LQ45 misalnya. Setidaknya kinerjanya sudah cukup stabil, tidak membuatmu khawatir.
11 Kesalahan Investasi Saham yang Harus Kalian Hindari
Hanya Terpaku pada Satu Saham
Hanya terpaku pada satu saham sangatlah berbahaya karena membuat investor saham menjadi tidak rasional dalam menilai sahamnya. Saat seorang investor sudah jatuh cinta kepada sebuah saham, Ia pun cenderung mengabaikan hal buruk tentang saham favoritnya, hanya ingin mendengar hal baik saja (confirmation bias). Gunakanlah saham sebagai media atau alat yang dapat menuntun Kalian kepada tujuan keuangan Kalian, tetapi jangan terlalu terpaku padanya karena pada akhirnya saham tersebut tetap akan Kalian lepas untuk memenuhi tujuan keuangan Kalian.
Tidak Paham Sisi Fundamental
Fundamental perusahaan seharusnya menjadi analisis mendasar dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah saham. Sayangnya banyak investor lebih suka melihat tren sesaat dalam analisis teknikal. Hasrat ingin menghasilkan profit cepat di pasar modal, membuat investor saham cenderung mengabaikan fundamental perusahaan. Padahal laba rugi perusahaan yang menjadi pemicu harga saham sangat tergantung fundamental perusahaan. Kalian dapat membayangkan risiko yang mengancam investor jika sisi fundamental diabaikan.
Mudah Putus Asa
Memiliki saham artinya memiliki sebagian kecil persentase dari sebuah bisnis. Investasi saham pun dapat dianalogikan dengan berbisnis. Kalian pun harus siap dengan risiko yang ada, yaitu ketidakpastian. Artinya, Kalian harus siap bukan hanya ketika mendapat keuntungan, tapi juga siap terhadap risiko kerugiannya. Pengusaha yang sukses pasti pernah mengalami jatuh bangun dalam menjalankan bisnisnya, demikian pula dengan investor saham. Ketika Kalian sebagai investor saham pemula membuat kesalahan dalam investasi, jangan mudah putus asa dan meninggalkan bursa. Belajarlah dari kegagalan tersebut dan perbaiki cara Kalian berinvestasi sehingga dapat menjadi investor cerdas bermental baja.
Terjebak Saham Murah, Padahal Tidak Potensial
Sudah menjadi hukum bisnis, seorang investor ingin mendapatkan harga murah dan menjual saat harga tinggi. Tidak terkecuali di dunia saham. Sayangnya, banyak investor pemula salah memahami strategi investasi ini dengan mengambil saham dengan harga murah namun sejatinya memang saham tersebut berasal dari perusahaan yang tidak bagus. Hal yang mendorong investor pemula membeli saham dengan harga murah adalah karena keterbatasan modal. Banyak investor pemula membeli banyak saham bernilai kecil dengan harapan dapat untung banyak, padahal aksi investasi seperti ini justru cenderung merugikan.
Pengembalian tingkat investasi Kalian tidak bergantung pada berapa banyak jumlah lembar saham yang Kalian pegang, melainkan dari masa depan perusahaan yang sahamnya ada di tangan Kalian. Peluang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan dapat didapatkan apabila Kalian membeli sedikit saham unggul ketimbang membeli ribuan saham recehan.
Takut Membeli Saham Saat Pasar Turun
Kondisi ekonomi bergerak secara siklus, terkadang di atas dan terkadang di bawah. Saat perekonomian bagus, bursa saham bergairah dan mengangkat harga saham naik (bullish). Investor pun lebih menyukai membeli saham saat pasar bullish. Sebaliknya, saat ekonomi memburuk, bursa saham akan lesu, dan investor akan pesimis. Hal ini pun akan memengaruhi harga saham, sehingga nilainya akan turun (bearish). Jika kita lihat dengan seksama, pasar yang bearish menawarkan kesempatan investasi untuk membeli saham bagus dengan harga murah.
Misalnya pada awal tahun 2016, saham komoditas batu bara sedang tertekan sampai nilainya jauh di bawah ekuitasnya. Saat ekonomi membaik, dan harga batu bara kembali naik, saham-saham tersebut pun kembali naik sesuai harga wajarnya. Bagi pelaku investasi saham yang pintar ini adalah sebuah peluang yang bagus.
Terjebak Transaksi Jangka Pendek yang Berisiko
Transaksi jangka pendek (short selling) memang menggiurkan. Kalian dapat bayangkan jika punya modal besar hanya dalam beberapa menit saja dapat meraup keuntungan jutaan rupiah dengan sistem seperti ini. Namun sejatinya, transaksi seperti ini sangat menguras waktu, energi dan emosi. Di luar itu, risiko yang mengancam juga relatif besar. Harga yang berfluktuasi dengan cepat menuntut kemampuan investor saham yang berpengalaman dan dapat mengontrol emosi untuk melakukan transaksi pada saat yang tepat. Meraih profit dalam waktu singkat dengan model transaksi seperti ini akan sangat berisiko. Sejatinya Untuk hasil maksimal, pasar saham hampir selalu menghasilkan return positif dalam jangka panjang yaitu di kisaran tiga tahun atau lebih.
Tidak Peduli Portofolio
Ada kejadian investor yang membeli suatu perusahaan dan sengaja membiarkannya dalam jangka panjang dan setelah beberapa tahun kemudian perusahaan itu sudah besar dan sahamnya profit. Sekilas investasi seperti ini menguntungkan, namun sejatinya bukan suatu cara berinvestasi yang bagus. Berapapun portofolio saham yang Kalian miliki, Kalian harus memonitor secara berkala. Tujuannya adalah jika saham perusahaan yang Kalian miliki semakin bagus kinerjanya, maka Kalian bisa menambah portofolio sehingga potensi keuntungan semakin baik dan jika sahamnya turun Kalian tidak terlambat mengambil keputusan untuk menjualnya.
Mudah Terbawa Situasi Panik
Panic selling adalah peristiwa yang terjadi karena para investor berpanik ria akan kejatuhan harga saham. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh. Tindakan ini dipicu oleh emosi dan ketakutan daripada analisis yang rasional. Hindarilah menjual saham karena terbawa kepanikan. Analisislah saham yang ingin Kalian jual, apakah secara fundamental saham tersebut masih layak Kalian pegang. Ingat! Memiliki saham yang bagus sama saja seperti memiliki seperbagian kecil dari perusahaan yang bagus dan bonafit. Mengapa harus menjualnya dengan harga yang murah?
Terlalu Takut Rugi
Terlalu berani dan terlalu takut rugi dalam investasi saham sama berbahayanya. Salah satu kebiasaan investor saham yang keliru adalah gemar mencairkan profit kecil-kecilan, tetapi mereka seringkali enggan untuk menanggung rugi dengan cut loss pada saham-saham yang sedang ‘tenggelam’. Celakanya lagi saat harga saham turun drastis, investor tersebut tetap saja terus memegang saham yang sedang jatuh itu tanpa mempedulikan fundamentalnya dengan harapan bahwa harganya akan kembali naik. Tindakan seperti ini justru semakin membuat investor rugi semakin besar.
Salah Masuk Pasar Saham
Pasar saham sangat sensitif terhadap kondisi di luar yang dimasukkan oleh media, bisa saja naik ataupun turun drastis. Seringkali kepanikan pasar melahirkan harga saham yang overpriced atau underpriced. Idealnya, harga saham harus proporsional dengan total kapital dan prospek pendapatan sebuah perusahaan. Aksi ikut-ikutan beli saham saat kondisi pasar bullish, membuat investor terjebak membeli saham-saham yang overpriced. Seringkali investor tersebut terlewat optimistis dan mengharapkan harga terus menanjak. Sebaliknya, di pasar bearish, investor berubah pesimistis dan berusaha menjual saham justru di saat-saat mereka seharusnya berusaha membeli.
Investor saham yang sukses selalu mendasarkan investasinya pada nilai intrinsik saham dan mengejar saham-saham yang murah dengan basis itu. Mereka akan membeli saham perusahaan dengan fundamental kuat saat harganya di pasar turun, lalu baru menjualnya saat harga lebih tinggi. Kuncinya, jangan mengambil keputusan ekstrim saat kondisi pasar sedang bullish (sangat fluktuatif).
Salah Mengikuti Tips Saham
Teknologi memudahkan kita dalam berkomunikasi, salah satunya dalam berbagi tips jual beli saham. Namun sayangnya, tidak semua tips berasal dari sumber yang tepercaya. Lagi pula, dalam investasi tidak bisa diprediksi 100% bisa sukses atau gagal. Pahami juga bahwa nama besar saja tidak menjamin masa depan suatu perusahaan. Investor saham yang baik memiliki kestabilan emosi yang baik pula sehingga tidak mudah menerima tip maupun saran dari sumber yang tidak jelas, tanpa melakukan analisis terlebih dahulu.
Dalam berinvestasi saham, tak ada yang bisa menjamin sepenuhnya akan sukses. Selain butuh pengetahuan yang cukup untuk analisa fundamental perusahaan dan rajin mengamati kondisi makro ekonomi agar bisa melakukan jual dan beli saham di saat yang tepat. Kunci sukses lainnya adalah hindari beberapa kesalahan yang sering dilakukan investor saham seperti ulasan di atas. Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi saham, yaitu method, money, mind, dan management.