Harapanku - AdityaDees

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.

09 August 2014

Harapanku

Aku tak begitu mengingat kejadian di masalaluku, karena saat dimana aku harus berjuang menahan segala sakitnya telah aku lupakan.. ya aku melupakan.. dan jika ada yang bertanya.. " punyakah kau kenangan saat kuliah ? punyakah kau kenangan indah didalamnya ?" aku akan otomatis mengambil beberapa kenangan yang memang aku ingat dan membuang kisah sedih dalam hidupku.. Tapi, bagaimanapun kisah itu sebagian dalam hidup dan membentuk diriku yang baru.. sampai saat ini.. dan membekas tajam..

--------------------------
Entah apa yang merasuki hati nuraniku, saat semua tak ada lagi disisiku.. Tara yang menjauh dari diriku yang kotor, reza dan tama yang menghilang dengan tiba-tiba.. dan aku yang sendiri dalam kisah cintaku.. Aku masih mengecek emailku, aplikasi chat ku, semua yang berhubungan dengan reza.. dan entah apa yang ada dibenakku di minggu pagi yang kelam ini aku berusaha menghubungi kembali nomer hapenyaa.. dan...


" halooo " terdengar sosok wanita dari ujung sana.. dan seketika jantungku hendak berhenti.. wanita.. siapa ini.. dan kenapa wanita yang mengangkatnya.. pacar ? istri ? atau apakah dia ini.. aku memilih menguatkan diri untuk menjawab sapaan yang terdengar berulang ulang "haloo.. halooo.. halooo "
Dan dengan sedikit perasaan gugup aku menjawab perlahan..
" halo.. reza nya ada mbak ?"
" ini siapa yaa ?" terdengar kebingungan dari suaranya.. dan semakin membuatku takut " halo.. ini siapa ya ?" dan aku masih berusaha untuk menjawabnya..
" ini queen.. temennya reza mbak.. rezanya ada ?" aku menjelaskan lembut..
" queensha ? ini queensha ya ?" dia terdengar seperti terkejut dan sama sepertiku yang terkejut dalam kejauhan..
" iya mbak.. rezanya ada ?"
" kamu bisa main kerumah reza queen ?" kali ini dia justru menawarkanku main kerumah reza, hal yang sama sekali tak pernah aku bayangkan sebelumnya.. melihat wajahnya saja aku tak pernah, dan ini justru main kerumahnya.. ada apa dengan semua ajakan ini ? aku tak sempat bertanya dan berpikir saat itu yang aku tau aku merasa bahagia bisa bertemu dengannya..
" eh.. bisa mbak " aku menjawab dengan gugup..
" kamu dimana ini queen ?"
" saya di kos " jawaban polos yang keluar dari mulutku..
" bukan, maksud saya kamu dikota mana ?"
" ooh.. maaf mbak.. saya di S** "
" bener perkiraanku.. yaudah kalo kamu bisa siang ini main kerumah reza ya.. naik taxi ajah kesininya.. nanti aku sms kan alamatnya ke nomer ini.. makasih ya queen "
" eh... iya mbak "
" iyaa.. aku tunggu yaa "
" iya mbak " aku menjawab pelan..


Tanpa basa basi, obrolan kami berakhir dengan apa adanya.. Harapan yang selama ini terpendam akan tuntas siang ini, baru saja aku masih berkhayal indah.. benar adanya hapeku berbunyi dan menandakan sms dari orang yang menjanjikannya padaku.. Aku membuka dan membacanya.. Alamat yang kiranya hanya dihuni oleh orang-orang yang mampu tinggal disana dan aku akan kesana dengan apa.. tak mungkin aku kerumah orang yang membantuku dengan ala kadarnya.. namun untuk tampil cantik bahkan anggun aku tak bisa.. Kecuali, baju pemberian tama yang aku jaga dengan baik sampai saat ini masih tersimpan rapi di lemariku.. Dan benar saja aku seperti akan peri kencan dengan orang yang aku nantikan selama hidupku.. Sibuk mempersiapkan segalanya..

Bahkan aku meminta fida untuk datang kekosan ku membantuku mempersiapkan diriku yang sebenarnya tak perlu bahkan terlalu berlebihan ku rasa, tapi.. dia dengan senang hati ada disampingku saat aku bahagia (dia bahagia) saat aku bersedih (dia bersedih) dan kami seperti saling melengkapi..

" emang mau ketemu siapa sih ?" dia bertanya menggodaku
" temen fi "
" alaah.. boong.. mana ada ketemu temen sampe sebegininya " dia masih mencoba menggodaku
" yodah kalo nggak percaya "
" ya jelas nggak lah.. apalagi aku sampek dipanggil kesini buat nemenin kamu ritual ini itu.. kayak mau nikahan ajah rempongnya "
" udahlaah.. ikhlas loh "
" tuuuh.. pinter amat kalo ngeles kamunya " dia sedikit ngambek
" ilang cakepnya kalo cemberut gitu " aku menggodanya
" mau apa juga aku tetep cakep kok " dia berkata cuek
" diiih.. dasaaar " aku hanya tertawa kepadanyaa..

Dan kami seperti wanita lain yang sedang kasmaran, lebih tepatnya aku.. Fida bersama ku siang ini memanjakan diri dan membersihkan diri dikosan.. sementara anda, kubiarkan dia menikmati masa mudanya bersama temannya.. Karena dia pantas mendapatkannya dan aku rasa dia butuh kesenangan sejenak karena terlalu mengejar nilai untuk beasiswa agar kami bisa memenuhi kebutuhan kami.. Hari ini senyumku mengembang penuh ketulusan..

" jangan yang itu, kependekan roknya.. "
" masak sih ?" aku masih berpikir sambil melihat bawa rok ku
" kan kamu mau kerumah bukan jalan diluar, agak panjang dikitlah.. bakal ketemu ortunya juga kan " fida menjelaskan, kalau urusan ini dia lebih pintar sepertinya " eh.. tapi kamu dijemputkan ?" dia bertanya kepadaku dengan tatapan polosnya
" nggak, aku naik taxi kesananya," aku menjawab santai
" laah ? kok naik taxi.. harusnya dijemput dong.. nanti kamu dikira cewek apa lagi main kerumah cowok sendirian "
" maksudnya ?" aku bertanya polos ke fida
" logikanya cuma cewek ganjen yang main kerumah cowok queen.. nah masak kamu nggak dijemput "
" diiih.. kamu mikirnyaa.. mbaknya yang suruh aku kerumahnya naik taxi.. jadi mungkin dia nggak bisa jemput fi " aku berkata lembut
" yodah terserah, awas ajah kamu dipermaluin.. aku bakal balas mereka "
" laah.. kalo dipermaluin ya biarin ajah lah " aku menjwab santai
" nggak bisa dong, harus bikin perhitungan "
" nih anak.. bikin perhitungan sama ajah nunjukin kita sama kayak mereka.. udah aah.. mikir positif ajah.. lagian jadi yang ngerti lebih baik dari yang membalas atau membenarkan.. " aku masih mencari-cari baju untuk ku pakai..
" Nah.. itu kayaknya bagus queen "
" yang mana ?"
" itu yang barusan kamu keluarin sebelum yang kamu pegang, corak merak marun sama pink "
" yang ini " aku mengambil baju dari atas kasurku
" iyaa.. coba, kayaknya juga panjang.. "

Dan aku mencobanyaaa...

"nggak usah pake kaos dalam queen "
" nggak ah.. nanti nerawang "
" nggak loh.. bagusan nggak pake, kesannya lebih rapi, tapi ya tetep pake sot lah "
" gila ajah nggak pake sot, kalo ngangkang keliatan semua entar "
" emang kamu mau ngangkang2 didepan mereka " fida tertawa sambil mencontohkan duduk mengangkang " yang ada bakal diusir kamu "
" kamu ajah deh pake ngangkang sana.. " aku membalasnya dengan bercanda dan masih memakai baju yang disarankannya
" naah, gitukan bagus.. sini dirapihin dulu " dia beranjak dari duduknya dan merapihkan bagian baju yang terlihat kusut. " ini nggak pernah kamu pake ya ?"
" iyaaa.. " aku menjawab singkat
" kenapa ? padahal bagus loh.. pas lagi sama kamu.. warna kesukaan kamu juga kan ?"
" nggak apa fi.. sayang ajah.. " aku masih memandang dirku dikaca kamarku, yaa aku terlihat anggun dan mempesona saat ini, setidaknya dimataku dan fida..
" nah.. udah rapih.. sekarang tinggal dempul mukakmu ajah nih "
" jangan tebel2 laaah " aku protes sebelum dia membuat wajahku seperti lenong
" kamu nggak perlu didempul banget.. cuma dibedakin dikit ajah sama pake pelembab bibir ajah udah cukup."
" yakin ?" aku bertanya heran
" eh.. tambahan maskara dikit ajah deh biar bagus bulu matanyaa "
" okee.. jangan tebel2 yaaa.. "
" yodah sendiri ajah sana bedakannyaa "
" diiih... ngambek "
" yaa abisnya kamu.. dandanin orang bisa, dandani diri sendiri nggak bisa "
" yaa gimana lagi, udah nasib "
" udah pake sendiri sana, nanti aku yang komentari "

Dan aku terpaksa melakukannya sendiri, setidaknya fida sudah membantu dalam urusan lain..

" lehernya jangan lupa, nanti kayak hantu " dia tertawa cekikikan membayangkan warna wajah dan leherku berbeda
" iyaa bawel "
" maskaranya pake waterproff ajah.. trus buat bibir pake yang biasa ajah. jangan mengkilap atau berwarna "
" iyaa.. bawel amat sih.. " aku masih menyelesaikan saran yang dia lakukan.. dan sepertinya tak butuh waktu lama.. aku sudah siap dengan saran yang dia berikan..

" gimana ?" aku berbalik ke arahnyaa dan dia cuma diem ajah.. buat aku sebel. " heh.. gimana fi ?" aku mulai tak sabar melihat tingkahnyaa
" cantik " dia berkata sambil tersenyum.. " sekarang rambutnya dibiarkan ajah tergerai, pasti lebih cantik..
" nggak diapa2in nih ?" aku bertanya kepadanya
" ngapain, rambutnya kan udah lurus trus hitam ya udah biarin ajah gitu.. cantik dibiarkan apa adanya.. nggak usah dipoles.. sama kayak mukamu "
" serius fi ?"
" iyyaaa... udah pede ajah "
" kalo jelek gimana ? berantakan ?"
" justru itu yang jadi daya tarik.. udah aku tlp taxi nih.. "
" eeh.. jangan dulu "
" udaah nanti nggak pergi2 kamu.. " dia sudah beranjak keluar kamar dan menelepon taxi..

Aku masih gugup didalam kamarku.. Kulihat sepasang sepatu yang dibawahkan fida kepadaku.. warna merah.. bagus sekali.. warna kesukaanku.. dan fida sepertinya memang membantuku menyiapkan hal ini.. entah karena dia tau aku pantas merasakan bahagia setelah masa sulitku.. atau entah karena dia terlalu bersemangat karena mengetahui aku merasakan kencan pertama, walau hanya sekedar disuruh main kerumah reza.. Dan aku tak cerita sepenuhnya kepada fida, hanya beberapa bagian yang memang dia layak tau.. Seperti kepada kalian yang membaca ini, hanya beberapa bagian yang memang ingin ku ceritakan..

-----------------------------
Dan.. hari ini hidupku bak sinetron yang penuh dengan segala kebetulan yang terjadi di kehidupan nyata.. Terlihat konyol memang, namun itulah adanyaa.. Aku bahagia diatas ribuan derita dalam hdupku.. Aku tak menangis sepanjang hari, tak mendapat masalah sepanjang hari namun aku mempunyai kisah kelam sepanjang perjalanan hidupku.. Bhkan kisah kelam itu tak lengkap tanpa kisah sedih pengiring romansa cintaku..

Berharap menjadi puteri dalam dongeng yang akan bertemu pangerannya mesti tak dijemput.. Mendambakan saat bersamanya walau hanya sesaat, dia yang memiliki ruang dalam hatiku meski tak pernah kulihat.. Manusia saja bisa mencintai TUHAN nya yang tak berwujud, kenapa aku tak bisa mencintai manusia yang belum aku lihat.. Memang cinta ini sedikit gila dirasa, namun cinta dalam hatiku sudah terbagi untuk beberapa lelaki yang pernah mengisi hidpku.. Jika aku salah.? Maafkan, tapi memang benar adanya.. Aku bukan wanita sempurna yang jatuh hati dengan satu lelaki.. Namun, aku wanita biasa yang jatuh hati dengan mereka yang pernah mengisi hidupku.. Ada saatnya aku akan bertahan dengan satu hati dan menetapkan pilihan.. Tapi saat ini.. Biarlah aku menikmati keegoisan dari yang pergi menyambut yang datang kembali.. Harapanku...

No comments:

Post a Comment

Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah

https://payclick.com/

Contact us for advertising.