Mari kita berlalu dalam kenangan sedih itu.. walau saat ini air mataku
masih bisa menetes dalam.. tapi sudah cukuplah aku mengenangnya dibagian
cerita yang lalu.. dan aku akan melanjutkan kisah ini sebagaimana
adanya.. dengan bagian yang hilang dan bagian yang tampak untuk kalian..
setidaknya kalian mengerti sisi lain dari hidup seorang yang menjadikan
dirinya sebagai pelacur.. dan sisi lain kebahagiaan seorang pelacur
yang tak pernah mempunyai hati..
------------------------
Gerimis pengantar kepulanganku malam ini, aku merasa sudah cukup mengenangnya.. namun apa daya gerimis mengingatkanku tentangnya.. yaa.. kami berdua penyuka gerimis dan hujan.. pasangan yang terdengar sempurna jika dia masih ada didunia.. dan aku memilih menjadikannya kenangan manis.. bukan kenangan pahit.. Selamat datang reza.. selamat datang dalam kisah hidupku.. Dan aku tak akan mengucapkan selamat tinggal.. karena kau masih disini.. dihati ini..
Kubiarkan diriku basah dalam hujan ini.. didepan kosan ku, aku berdiri.. seperti reza yang pernah memandangku disini bersama tama.. ternyata mereka pernah kesini.. ya mereka pernah berdiri disini.. didepan kos ku.. menunggu untuk melihatku secara nyata.. dan impian terkabulkan.. tidak dengan impianku.. Kenapa saat dia dihadapanku aku tak meliriknya sama sekali.? Sebuah sisi kehidupan yang aku tak akan pernah tau..
Biarlah dalam hujan ini aku habiskan semua air mataku.. karena menangis dalam hujan itu lebih baik dan kau akan merasa tak sendiri.. seperti diriku..
Setelah beberapa saat kuhabiskan waktuku menikmati hujan, aku beranjak ke dalam kosanku.. Langkah pertamaku untuk bangkit dan menerima, bahwa reza adalah bagian dari hatiku yang hilang.. dan aku menerimanya.. ya menerimanya..
---------------------
Aku membuka pintu kamar dengan keadaan basah kuyup.. tak dikunci.. entah fida atau anda yang ada didalam.. entahlah, aku sudah tak memikirkannya lagi.. aku hanya ingin membereskan diriku dan merebahkannya dari segala kelelahan yang ada hari ini.. dan mencoba menjejaki langkah baru tanpa bayangan reza, karena aku sudah tau bagaimana kabarnya disana..
" queen.. kamu kok ujan-ujanan ?" suara fida menyambutku saat pintu sudah terbuka..
" nggak apa fi, lagi pengen " aku menjawab dengan nada datar
" kamu kenapa ?" fida bertanya dengan nada serius
" nggak apa fi ?"
" kamu diapain disana.? cerita queen "
" nggak ada.. aku baik-baik aja " ekspresiku tak berubah sama sekali
" jujur queen.. kamu kenapa ?" fida masih mendesakku untuk bercerita.. sementara aku sudah duduk di samping pintu kamarku bersandar dalam keletihanku.
" queen.. ada yang salah atau ada yang tak tersampaikan ?" fida bertanya tepat disebelahku dengan nada lembutnya dan.. seakan hatiku terhenyak aku menangis sejadinyaa.. ya sejadi-jadinya.. tapi dalam hatiku.. sementara tangisku hanya tangis tertahan dalam rintihan..
" keluarin semua biar lega " bukan isak ku yang pecah dengan perkataan fida.. justru tangis tertahan yang bisa aku keluarkan.. aku tak bisa mengekspresikan kesedihan mendalamku dengan leluasa.. aku hanya bisa menahannya ya menahannyaa..
" kalo kamu nggak mau cerita nggak apa.." dia hanya berkata lembut kepadaku dan aku hanya mengangguk tertahan.. dan aku kuatkan diriku lagi..
" kamu tau queen.. aku selalu iri samamu.. disaat semua orang berlomba-lomba mengumbar masalahnya dengan orang lain.. kamu justru menutupnya rapat.. bahkan kamu bisa menahan tangisanmu walau itu sakit " fida berkata lemah terhadapku " kuatkan dirimu, trus mandi sama istirahat geh.." hanya itu perkataan terakhir yang bisa fida berikan untuk menghiburku dan itu sangat berarti bagiku..
Aku mencoba menguatkan hatiku.. dan ku ambil handukku.. kunikmati waktu mandiku dengan perasaan yang tak berarti, tanpa nyanyian sumbang.. hanya diam.. ya diam.. selesai mandi, aku membereskan semuanya.. dan ya aku dikamarku.. dikasurku.. menidurkan diriku dalam khayalanku..
Kurebahkan badanku menatap langit-langit kamarku.. sesaat aku mengingat saat reza meneleponmu..
" tau nggak.? impian itu kayak langit kamar.. dekat tapi nggak bisa diraih sama tangan kosong.. dan harus dengan bantuan "
Aaah,.. semua terasa mimpi.. dan aku larut dalam mimpi itu tanpa memikirkan kenapa anda belum ada dikamar sampai jam segini.. Tapi apa daya aku sudah terlelap terbalut kelelahan hatiku..
--------------------
" udah enakan.? tuh aku buatin sarapan sama coklat panas " fida sudah asik dikasur anda membaca buku.. sementara aku baru bangun dari tidurku dan merasa pusing..
" kenapa pusing.? " dia bertanya kepadaku dan aku hanya mengangguk..
" suruh siapa kemarin ujan-ujanan, kan sakit jadinya " dan seketika otakku mengenang kejadian kemarin, merasakan ekspresiku berubah fida mencoba mencari bahasan lain.
" udah buruan abisin, keburu dingin nggak enak."
" iyaaa" aku mencoba memakannya walau terasa ada yang tercekat di tenggorakanku.
" oyaa.. anda.." belom lagi fida melanjutkannya aku sadar bahwa aku melupakannya..
" anda dimana fi ?" aku langsung kebingungan mengingatnya..
" heem.. baru sadar kalo anda nggak ada ternyata " fida menghela nafas melihatku dan aku hanya diam tak berdaya " kemaren dia nginep di kosnya ana, katanya kamu kenal sama anaknya.. mereka mau liat film bareng-bareng soalnya " fida menjelaskan.
" iyaa.. kosnya no 132 kalo nggak salah.. masih satu deretan.. "
" pantesan ajah, ditanya naik apa dibilang jalan kaki.. ternyata deket sini doang "
" eh.. kamu nggak kerja tadi malam ?"
" nggak.. udah ambil ijin akunya "
" kamu kuliah jam berapa ?"
" hari ini kosong, jam ku tinggal dikit "
" enak banget kamu.. aku ajah masih banyak "
" iyaa.. tapi nilainya jelek semua.. soalnya aku nggak fokus, belajar ajah nggak " aku menghabiskan makanan yang dibuat fida sambil mengobrol dengannya.. ya beginilah aku.. seakan tak terluka dalam dengan segala yang ada.. menganggap semuanya baik-baik ajah.. padahal tidak sama sekali..
" hari ini mau kemana.? aku temenin deh .. " tanya fida
" taman angsa.."
" ngapain disana.? "
" ada kenangan disana, lagi pengen kesana "
" yodaah.. ntar kita kesana sambil bawa roti tawar buat angsanya yaa "
" iyaa.. " aku berkata singkat " aku beresin ini dulu ya " aku berlalu kedapur mencuci gelas dan piring..
Entah kenapa aku ingin kesana (lagi), taman angsa kenanganku dengan tara, tama bahkan reza.. Ternyata dia juga pernah kesana, saat aku bercerita kepadanya.. dia memutuskan untuk kesana.. Semua cerita tentangku selalu dia anggap istimewa.. dan entah kenapa, sekumpulan foto yang dia ambil memberikan cerita tersendiri.. Saat aku berkata aku sedang dimana dan sudut apa yang aku pandang di Kota ini, dia berusaha datang ketempat itu, seakan mencari bagian dari diriku yang pernah ada disana.. Dia begitu mencintaiku, seakan dia bisa berada disampingku hanya dengan mengetahui apa yang pernah aku lakukan dalam hidupku.. Semuanyaa.. Dan mencoba hal-hal yang aku lakukan dengan versinya.. hanya untuk mengerti bagaimana diriku dan seperti apa.. Seakan aku sebuah teka teki besar dalam hidupnya..
-----------------------------
Aku merapikan gelas dan piring di kamarku, merapikan kamarku meski sudah rapi.. melakukan apapun agar aku tidak berhenti dari aktifitas.. entah apa yang dipikirkan fida.. tapi entah apa pula yang merasuki pikiranku hari ini..
" queen.. semua udah bersih, rapi.? apalagi yang mau kamu buat ?" dia bertanya kepadaku, seakan hidupku sedikit merana.. dan aku hanya diam memilih mengangkat tumpukan baju kotor dan memilih mencucinya, walau hanya beberapa potong..
" queen.. udahlaah.. kamu mau ngapain juga sama ajah "
" aku cuma mau bersih-bersih "
" udah jangan boong.. orang bisa kamu boongin aku nggak "
" biarin aku fi "
" aku udah capek biarin kamu trus.. udah jangan lakuin hal konyol.. bersikaplah normal " dan aku hanya diam.. perlahan aku meletakkan baju yang hendak aku cuci ke tempat pakaian kotor dan aku beranjak ke kasurku berbaring disana memeluk bantalku..
" nih dengerin " fida meletakan headset di telingaku
" nggak ada suaranya fi " aku bingung menatap fida
" kamu pernah bilangkan, kadang kesunyian bisa buat kita bahagia dan mengerti makna kehidupan.. sekarang anggap ajah ini kesunyian kayak yang kamu bilang dan kamu ngerti selanjutnya apa " dan aku hanya terdiam..
" queen "
" iyaaaa "
" kamu ngajarin aku banyak, jadi aku cuma bisa ngasih apa yang kamu ajarin saat kamu butuh.. impaskan,?" dia tersenyum kepadaku, aku mengangguk dengan tersenyum kepadanya " makasih fi "
" jangan bilang makasih, soalnya aku yang banyak bilang makasih sama mu " dia melanjutkan membaca buku " udah dengerin ajah tuh..
Dan aku mencoba mendengarkan alunan kesunyian yang pernah aku bilang ke fida.. Terkadang mungkin aku tanpa sadar menjadi bagian yang berarti dalam hidup sebagian orang dan menjadi bagian indah dari mereka.. Tapi tak jarang aku menjadi bagian terburuk dalam hidup mereka juga.. Tapi apapun aku.. Aku harus menjadi bagian yang mengerti akan segala yang ada.. Walau terkadang aku tersakiti, tetap saja pembenaran bukan jalan terbaik untuk menyembuhkan sakit hatiku.. Namun dengan mengerti dan memahami itu merupakan jalan terbaik dalam semua perjalanan hidup dan kisahku..
Hari ini banyak sekali makna hidup yang aku pelajari dalam setiap kehilangan yang aku rasakan.. Bahkan aku mengerti bahwa aku benar-benar berharga dalam hidup seseorang.. Kekuranganku tak membuatku menjadi gadis yang tak diinginkan, justru dengan kekuranganku dia jatuh cinta denganku.. ya dia jatuh cinta dengan diriku bukan dengan fisikku..
Sekali lagi..
Jika manusia bisa mencintai TUHAN yang tak berwujud, kenapa manusia tak bisa mencintai manusia yang belum pernah dia lihat ? Dan aku menjawabnya lewat hidupku sendiri..
Aku mampu mencintaimu walau tak terlihat.. Aku mampu berada disisimu walau tak terlihat.. Aku mampu mengubah hidupmu walau tak terlihat.. Dan kau pun begitu bukan ?
------------------------
Gerimis pengantar kepulanganku malam ini, aku merasa sudah cukup mengenangnya.. namun apa daya gerimis mengingatkanku tentangnya.. yaa.. kami berdua penyuka gerimis dan hujan.. pasangan yang terdengar sempurna jika dia masih ada didunia.. dan aku memilih menjadikannya kenangan manis.. bukan kenangan pahit.. Selamat datang reza.. selamat datang dalam kisah hidupku.. Dan aku tak akan mengucapkan selamat tinggal.. karena kau masih disini.. dihati ini..
Kubiarkan diriku basah dalam hujan ini.. didepan kosan ku, aku berdiri.. seperti reza yang pernah memandangku disini bersama tama.. ternyata mereka pernah kesini.. ya mereka pernah berdiri disini.. didepan kos ku.. menunggu untuk melihatku secara nyata.. dan impian terkabulkan.. tidak dengan impianku.. Kenapa saat dia dihadapanku aku tak meliriknya sama sekali.? Sebuah sisi kehidupan yang aku tak akan pernah tau..
Biarlah dalam hujan ini aku habiskan semua air mataku.. karena menangis dalam hujan itu lebih baik dan kau akan merasa tak sendiri.. seperti diriku..
Setelah beberapa saat kuhabiskan waktuku menikmati hujan, aku beranjak ke dalam kosanku.. Langkah pertamaku untuk bangkit dan menerima, bahwa reza adalah bagian dari hatiku yang hilang.. dan aku menerimanya.. ya menerimanya..
---------------------
Aku membuka pintu kamar dengan keadaan basah kuyup.. tak dikunci.. entah fida atau anda yang ada didalam.. entahlah, aku sudah tak memikirkannya lagi.. aku hanya ingin membereskan diriku dan merebahkannya dari segala kelelahan yang ada hari ini.. dan mencoba menjejaki langkah baru tanpa bayangan reza, karena aku sudah tau bagaimana kabarnya disana..
" queen.. kamu kok ujan-ujanan ?" suara fida menyambutku saat pintu sudah terbuka..
" nggak apa fi, lagi pengen " aku menjawab dengan nada datar
" kamu kenapa ?" fida bertanya dengan nada serius
" nggak apa fi ?"
" kamu diapain disana.? cerita queen "
" nggak ada.. aku baik-baik aja " ekspresiku tak berubah sama sekali
" jujur queen.. kamu kenapa ?" fida masih mendesakku untuk bercerita.. sementara aku sudah duduk di samping pintu kamarku bersandar dalam keletihanku.
" queen.. ada yang salah atau ada yang tak tersampaikan ?" fida bertanya tepat disebelahku dengan nada lembutnya dan.. seakan hatiku terhenyak aku menangis sejadinyaa.. ya sejadi-jadinya.. tapi dalam hatiku.. sementara tangisku hanya tangis tertahan dalam rintihan..
" keluarin semua biar lega " bukan isak ku yang pecah dengan perkataan fida.. justru tangis tertahan yang bisa aku keluarkan.. aku tak bisa mengekspresikan kesedihan mendalamku dengan leluasa.. aku hanya bisa menahannya ya menahannyaa..
" kalo kamu nggak mau cerita nggak apa.." dia hanya berkata lembut kepadaku dan aku hanya mengangguk tertahan.. dan aku kuatkan diriku lagi..
" kamu tau queen.. aku selalu iri samamu.. disaat semua orang berlomba-lomba mengumbar masalahnya dengan orang lain.. kamu justru menutupnya rapat.. bahkan kamu bisa menahan tangisanmu walau itu sakit " fida berkata lemah terhadapku " kuatkan dirimu, trus mandi sama istirahat geh.." hanya itu perkataan terakhir yang bisa fida berikan untuk menghiburku dan itu sangat berarti bagiku..
Aku mencoba menguatkan hatiku.. dan ku ambil handukku.. kunikmati waktu mandiku dengan perasaan yang tak berarti, tanpa nyanyian sumbang.. hanya diam.. ya diam.. selesai mandi, aku membereskan semuanya.. dan ya aku dikamarku.. dikasurku.. menidurkan diriku dalam khayalanku..
Kurebahkan badanku menatap langit-langit kamarku.. sesaat aku mengingat saat reza meneleponmu..
" tau nggak.? impian itu kayak langit kamar.. dekat tapi nggak bisa diraih sama tangan kosong.. dan harus dengan bantuan "
Aaah,.. semua terasa mimpi.. dan aku larut dalam mimpi itu tanpa memikirkan kenapa anda belum ada dikamar sampai jam segini.. Tapi apa daya aku sudah terlelap terbalut kelelahan hatiku..
--------------------
" udah enakan.? tuh aku buatin sarapan sama coklat panas " fida sudah asik dikasur anda membaca buku.. sementara aku baru bangun dari tidurku dan merasa pusing..
" kenapa pusing.? " dia bertanya kepadaku dan aku hanya mengangguk..
" suruh siapa kemarin ujan-ujanan, kan sakit jadinya " dan seketika otakku mengenang kejadian kemarin, merasakan ekspresiku berubah fida mencoba mencari bahasan lain.
" udah buruan abisin, keburu dingin nggak enak."
" iyaaa" aku mencoba memakannya walau terasa ada yang tercekat di tenggorakanku.
" oyaa.. anda.." belom lagi fida melanjutkannya aku sadar bahwa aku melupakannya..
" anda dimana fi ?" aku langsung kebingungan mengingatnya..
" heem.. baru sadar kalo anda nggak ada ternyata " fida menghela nafas melihatku dan aku hanya diam tak berdaya " kemaren dia nginep di kosnya ana, katanya kamu kenal sama anaknya.. mereka mau liat film bareng-bareng soalnya " fida menjelaskan.
" iyaa.. kosnya no 132 kalo nggak salah.. masih satu deretan.. "
" pantesan ajah, ditanya naik apa dibilang jalan kaki.. ternyata deket sini doang "
" eh.. kamu nggak kerja tadi malam ?"
" nggak.. udah ambil ijin akunya "
" kamu kuliah jam berapa ?"
" hari ini kosong, jam ku tinggal dikit "
" enak banget kamu.. aku ajah masih banyak "
" iyaa.. tapi nilainya jelek semua.. soalnya aku nggak fokus, belajar ajah nggak " aku menghabiskan makanan yang dibuat fida sambil mengobrol dengannya.. ya beginilah aku.. seakan tak terluka dalam dengan segala yang ada.. menganggap semuanya baik-baik ajah.. padahal tidak sama sekali..
" hari ini mau kemana.? aku temenin deh .. " tanya fida
" taman angsa.."
" ngapain disana.? "
" ada kenangan disana, lagi pengen kesana "
" yodaah.. ntar kita kesana sambil bawa roti tawar buat angsanya yaa "
" iyaa.. " aku berkata singkat " aku beresin ini dulu ya " aku berlalu kedapur mencuci gelas dan piring..
Entah kenapa aku ingin kesana (lagi), taman angsa kenanganku dengan tara, tama bahkan reza.. Ternyata dia juga pernah kesana, saat aku bercerita kepadanya.. dia memutuskan untuk kesana.. Semua cerita tentangku selalu dia anggap istimewa.. dan entah kenapa, sekumpulan foto yang dia ambil memberikan cerita tersendiri.. Saat aku berkata aku sedang dimana dan sudut apa yang aku pandang di Kota ini, dia berusaha datang ketempat itu, seakan mencari bagian dari diriku yang pernah ada disana.. Dia begitu mencintaiku, seakan dia bisa berada disampingku hanya dengan mengetahui apa yang pernah aku lakukan dalam hidupku.. Semuanyaa.. Dan mencoba hal-hal yang aku lakukan dengan versinya.. hanya untuk mengerti bagaimana diriku dan seperti apa.. Seakan aku sebuah teka teki besar dalam hidupnya..
-----------------------------
Aku merapikan gelas dan piring di kamarku, merapikan kamarku meski sudah rapi.. melakukan apapun agar aku tidak berhenti dari aktifitas.. entah apa yang dipikirkan fida.. tapi entah apa pula yang merasuki pikiranku hari ini..
" queen.. semua udah bersih, rapi.? apalagi yang mau kamu buat ?" dia bertanya kepadaku, seakan hidupku sedikit merana.. dan aku hanya diam memilih mengangkat tumpukan baju kotor dan memilih mencucinya, walau hanya beberapa potong..
" queen.. udahlaah.. kamu mau ngapain juga sama ajah "
" aku cuma mau bersih-bersih "
" udah jangan boong.. orang bisa kamu boongin aku nggak "
" biarin aku fi "
" aku udah capek biarin kamu trus.. udah jangan lakuin hal konyol.. bersikaplah normal " dan aku hanya diam.. perlahan aku meletakkan baju yang hendak aku cuci ke tempat pakaian kotor dan aku beranjak ke kasurku berbaring disana memeluk bantalku..
" nih dengerin " fida meletakan headset di telingaku
" nggak ada suaranya fi " aku bingung menatap fida
" kamu pernah bilangkan, kadang kesunyian bisa buat kita bahagia dan mengerti makna kehidupan.. sekarang anggap ajah ini kesunyian kayak yang kamu bilang dan kamu ngerti selanjutnya apa " dan aku hanya terdiam..
" queen "
" iyaaaa "
" kamu ngajarin aku banyak, jadi aku cuma bisa ngasih apa yang kamu ajarin saat kamu butuh.. impaskan,?" dia tersenyum kepadaku, aku mengangguk dengan tersenyum kepadanya " makasih fi "
" jangan bilang makasih, soalnya aku yang banyak bilang makasih sama mu " dia melanjutkan membaca buku " udah dengerin ajah tuh..
Dan aku mencoba mendengarkan alunan kesunyian yang pernah aku bilang ke fida.. Terkadang mungkin aku tanpa sadar menjadi bagian yang berarti dalam hidup sebagian orang dan menjadi bagian indah dari mereka.. Tapi tak jarang aku menjadi bagian terburuk dalam hidup mereka juga.. Tapi apapun aku.. Aku harus menjadi bagian yang mengerti akan segala yang ada.. Walau terkadang aku tersakiti, tetap saja pembenaran bukan jalan terbaik untuk menyembuhkan sakit hatiku.. Namun dengan mengerti dan memahami itu merupakan jalan terbaik dalam semua perjalanan hidup dan kisahku..
Hari ini banyak sekali makna hidup yang aku pelajari dalam setiap kehilangan yang aku rasakan.. Bahkan aku mengerti bahwa aku benar-benar berharga dalam hidup seseorang.. Kekuranganku tak membuatku menjadi gadis yang tak diinginkan, justru dengan kekuranganku dia jatuh cinta denganku.. ya dia jatuh cinta dengan diriku bukan dengan fisikku..
Sekali lagi..
Jika manusia bisa mencintai TUHAN yang tak berwujud, kenapa manusia tak bisa mencintai manusia yang belum pernah dia lihat ? Dan aku menjawabnya lewat hidupku sendiri..
Aku mampu mencintaimu walau tak terlihat.. Aku mampu berada disisimu walau tak terlihat.. Aku mampu mengubah hidupmu walau tak terlihat.. Dan kau pun begitu bukan ?
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah