Hari berjalan dengan baik sekali.. ya semenjak kejadian lalu.. Mungkin
TUHAN berpesan terhadapku agar aku menjadi wanita yang sabar dan kuat..
Karena sejatinya sabar itu tak berbatas dan sabar itu bisa membawaku
menjadi dewasa bahkan berpikir bijak dalam setiap langkah yang aku
ambil.. ya idealisme yang harusnya aku jaga dengan kesucianku.. Namun
apalah daya.. kesucian tak bisa berirama dengan pribadiku yang
mengsankan bahkan mempesona, yang membuat beberapa pasang mata iri atau
kagum atas sifat baik yang bersarang ditubuhku.. Dan dibalik itu semua..
terukir masa kelamku sebagai wanita yang tidak akan pernah menjadi
baik..
-------------------
" kamu masih ketemu tama ?" tara melontarkan pertanyaan yang sebenernya tak ingin ku dengar.. dan dengan lemah aku menggelengkan kepalaku.
" gimana kabar tuh anak ya? kangen juga aku " dia menggumam kembali dan aku hanya menghela nafas beratku.. berucap dalam hati " sebenernya aku yang paling kehilangan ra.. yaa.. sangat kehilangan dia " mungkin tara mengetahui ekspresi dan dia mencoba menghilangkan kesuraman dalam suasana kami..
" eh.. masih sanggup makan bakso nggak ?" di menyikut lenganku.. spontan aku menoleh kearahnya bingung sambil bertanya " heh ?"
" kuat nggak makan bakso ?" dia bertanya sekali lagi memastikan
" kenapa?"
" ah.. lama.. tunggu sini ya "
" eh.. mau kemana ?"
" udah tunggu ajah.. jangan kemana-mana ya ?" dia sudah pergi meninggalkanku di dudukan taman tempat kami biasa bersama.. sebenernya tempatku sendiri.. tapi teman sekampus bisa menemukanku karena aku suka membaca, bermain internet bahkan kadag mengobrol dengan siapapun yang mau duduk disana.. Aku menunggunya.. dan dia kembali untukku.. Tapi tama.. dia pergi dan mungkin tak akan kembali.. Seketika kenangan akan malam dimana dia berjanji untuk kembali terukir sudah.. ya dia kembali untuk sementara dan sejenak saja.. bukan untuk selamanya.. karena dia pergi sesuai perkataannya.. Setelah tara sembuh dia tak akan ada disisiku.. ah.. entahlah.. dia kenangan manisku..
*******
" ikut yuk "
" kemana.? kan aku mau kerja"
" sebentar ajah.. lagian aku nanti yang ijinin kamu di kafe.."
" ehm... oke.. tapi kemana ?"
" udah.. santai ajah.. pokoknya ikut " tama meyakinkanku untuk ikut bersamanya. Dan beberapa waktu kami hanya hening karena aku masih bingung akan diajak kemana.
" eh.. loh.. kok kesini ?"
" iyaa.. lagi pengen ajah "
" mau ngapain ?"
" ngajakin kamu makan dong.."
" makan doang ajah pake kesini "
" susah ah ngomongnya. "
" eh.. "
" yaudah yuk turun " dia telah selesai memakirkan mobilnya.. Sementara aku, bukan bermaksud untuk tak mengerti tempat romatis yang disugukannya untukku.. Tapi justru ini menimbulkan banyak pertanyaan bagiku.. Sebuah Tempat di sebelah jembatan dengan pintu masuk asri nan menggoda di padukan remang lilin dan kemerlap lampu romantis malam itu.. Dan kami duduk dipinggir kali yang terbentang melihat keseberang dan ke jembatan lalu lalang keindahan kota dan lampu malam yang menggoda.. Dengan penerangan lilin yang begitu romantis.. alunan lagu senduh tentang cinta.. ya malam yang sempurna untukku.. Kubiarkan diriku sedikit larut dalam menikmati malam yang indah ini.. Entah apa yang dia pikirkan tapi dia sudah mencuri sedikit hatiku (lagi).. Dia mencurinya dengan perlahan dan diam...
**********
" woi... nih baksonya.. ngelamun ajah " tara sudah menyadarkan ku dari lamunanku.. Aku menatapnya dan ternsenyum.. " makasih " ya senyum terbaikku..
" ngelamun apa kamu ?"
" nggak ada.. nungguin kamu ajah "
" lama banget yak ?"
" nggak kok.. udah makan jangan ngomong trus "
" ya sambilan lah.. abis kalo fokus makan molok kayak orang rakus ntar " dia tertaa kepadaku.. dan aku membalasnya..
" bukannya emang ya "
" enak ajah.. "
" pake nggak gaku juga "
" dih,. fitnah " dia mulai sewot dan itu membuatku senang..
" eh.. tapi kok kayaknya baksoku lebih banyak ya?" aku bertanya heran
" emang.. pak nya tanya tadi.. ya aku bilang buat kamu.. ditambahin.. "
" pantesan ajah.. " pak bakso merupakan bakso kesukaanku dan dia sering memberikan bonus kepada mahasiswa/i yang membeli baksonya.. orangnya lucu dan baik..
" kalo kamu nggak abis, aku siap nampung "
" nggak usah diingetin.. kan emang kamu tong sampahku " dia hanya melanjutkan makannya tanpa berkata.. namun sempat mengembangkan cengirannya..
" mau minum dawet ?" tara beratanya setelah selesai makan dan meletakkan mangkuknya.
" lah.. ini ajah belom abis akunya "
" kan ada aku.. gimana mau nggak ?"
" yodah lah.. "
" tunggu ya.. " dia beranjak pergi meninggalkanku
" es nya dikit ya.. jangan lupa "
" udah tau.. " dia semakin menjauh.. dan menuju gerobak es dawet yang ada dipinggi jalan..
Aku menunggunya dan dia akan kembali.. yaa.. Aku tak akan melanjutkan kenangan malam itu.. dan memilih menghabiskan bakso ku dengan perasaan yang semakin teraduk=aduk.. sangat.. karena malam itu pertama kalinya dalam seumur hidupku merasakan keindahan disekelilingku dengan seseorang yang tak ku harapkan tapi kurindukan.. dan benar saja.. hatiku telah tercuri olehnya.. hanya olehnya..
Dan semakin aku mengingkarinya.. semakin kenangan bersamanya muncul dalam hari-hariku.. dan semakin nyata tak bisa aku hindari.. ya hanya aku yang tau.. dan aku.. mungkin tara tau.. tapi dia memilih menjadikan kami seperti ini.. ya seperti ini..
Dia kembali membawa dua gelas dawet segar.. dan memang aku membutuhkannya..
" kok nggak pake plastik ajah ?"
" males, gelas ajah.. sekalian balikin mangkok baksonya ntar "
" iyalah "
" belom abis juga ?"
" iya.. hehehe.. yuk makan bareng "
" ini kamu yang ngajak ya.. bukan aku yang nawarin diri "
" iyaa.. takut amat diledekin "
" nggak sih.. cuma jaim dikit ajah tadi "
" diih.. pake jaim segala " aku dan dia sama2 tertawa.. dan kami menghabiskan bakso serta dawet bersama.. sedikit bercanda dan mengobrol apa saja yang bisa diobrolkan walau kadang nggak penting.. ya itulah kami..
Mengenang tama memang menyenangkan dan menyiksa tapi bersama tara akan membuatku mengerti bahwa dia selalu ada untukku mengubah rona sendu menjadi bahagia mengukir tawa.. Dan untuk reza yang tak pernah aku tau kabarnya.. Semoga kau baik saja disana.. Salam sayangku untukmu..
-------------------
" kamu masih ketemu tama ?" tara melontarkan pertanyaan yang sebenernya tak ingin ku dengar.. dan dengan lemah aku menggelengkan kepalaku.
" gimana kabar tuh anak ya? kangen juga aku " dia menggumam kembali dan aku hanya menghela nafas beratku.. berucap dalam hati " sebenernya aku yang paling kehilangan ra.. yaa.. sangat kehilangan dia " mungkin tara mengetahui ekspresi dan dia mencoba menghilangkan kesuraman dalam suasana kami..
" eh.. masih sanggup makan bakso nggak ?" di menyikut lenganku.. spontan aku menoleh kearahnya bingung sambil bertanya " heh ?"
" kuat nggak makan bakso ?" dia bertanya sekali lagi memastikan
" kenapa?"
" ah.. lama.. tunggu sini ya "
" eh.. mau kemana ?"
" udah tunggu ajah.. jangan kemana-mana ya ?" dia sudah pergi meninggalkanku di dudukan taman tempat kami biasa bersama.. sebenernya tempatku sendiri.. tapi teman sekampus bisa menemukanku karena aku suka membaca, bermain internet bahkan kadag mengobrol dengan siapapun yang mau duduk disana.. Aku menunggunya.. dan dia kembali untukku.. Tapi tama.. dia pergi dan mungkin tak akan kembali.. Seketika kenangan akan malam dimana dia berjanji untuk kembali terukir sudah.. ya dia kembali untuk sementara dan sejenak saja.. bukan untuk selamanya.. karena dia pergi sesuai perkataannya.. Setelah tara sembuh dia tak akan ada disisiku.. ah.. entahlah.. dia kenangan manisku..
*******
" ikut yuk "
" kemana.? kan aku mau kerja"
" sebentar ajah.. lagian aku nanti yang ijinin kamu di kafe.."
" ehm... oke.. tapi kemana ?"
" udah.. santai ajah.. pokoknya ikut " tama meyakinkanku untuk ikut bersamanya. Dan beberapa waktu kami hanya hening karena aku masih bingung akan diajak kemana.
" eh.. loh.. kok kesini ?"
" iyaa.. lagi pengen ajah "
" mau ngapain ?"
" ngajakin kamu makan dong.."
" makan doang ajah pake kesini "
" susah ah ngomongnya. "
" eh.. "
" yaudah yuk turun " dia telah selesai memakirkan mobilnya.. Sementara aku, bukan bermaksud untuk tak mengerti tempat romatis yang disugukannya untukku.. Tapi justru ini menimbulkan banyak pertanyaan bagiku.. Sebuah Tempat di sebelah jembatan dengan pintu masuk asri nan menggoda di padukan remang lilin dan kemerlap lampu romantis malam itu.. Dan kami duduk dipinggir kali yang terbentang melihat keseberang dan ke jembatan lalu lalang keindahan kota dan lampu malam yang menggoda.. Dengan penerangan lilin yang begitu romantis.. alunan lagu senduh tentang cinta.. ya malam yang sempurna untukku.. Kubiarkan diriku sedikit larut dalam menikmati malam yang indah ini.. Entah apa yang dia pikirkan tapi dia sudah mencuri sedikit hatiku (lagi).. Dia mencurinya dengan perlahan dan diam...
**********
" woi... nih baksonya.. ngelamun ajah " tara sudah menyadarkan ku dari lamunanku.. Aku menatapnya dan ternsenyum.. " makasih " ya senyum terbaikku..
" ngelamun apa kamu ?"
" nggak ada.. nungguin kamu ajah "
" lama banget yak ?"
" nggak kok.. udah makan jangan ngomong trus "
" ya sambilan lah.. abis kalo fokus makan molok kayak orang rakus ntar " dia tertaa kepadaku.. dan aku membalasnya..
" bukannya emang ya "
" enak ajah.. "
" pake nggak gaku juga "
" dih,. fitnah " dia mulai sewot dan itu membuatku senang..
" eh.. tapi kok kayaknya baksoku lebih banyak ya?" aku bertanya heran
" emang.. pak nya tanya tadi.. ya aku bilang buat kamu.. ditambahin.. "
" pantesan ajah.. " pak bakso merupakan bakso kesukaanku dan dia sering memberikan bonus kepada mahasiswa/i yang membeli baksonya.. orangnya lucu dan baik..
" kalo kamu nggak abis, aku siap nampung "
" nggak usah diingetin.. kan emang kamu tong sampahku " dia hanya melanjutkan makannya tanpa berkata.. namun sempat mengembangkan cengirannya..
" mau minum dawet ?" tara beratanya setelah selesai makan dan meletakkan mangkuknya.
" lah.. ini ajah belom abis akunya "
" kan ada aku.. gimana mau nggak ?"
" yodah lah.. "
" tunggu ya.. " dia beranjak pergi meninggalkanku
" es nya dikit ya.. jangan lupa "
" udah tau.. " dia semakin menjauh.. dan menuju gerobak es dawet yang ada dipinggi jalan..
Aku menunggunya dan dia akan kembali.. yaa.. Aku tak akan melanjutkan kenangan malam itu.. dan memilih menghabiskan bakso ku dengan perasaan yang semakin teraduk=aduk.. sangat.. karena malam itu pertama kalinya dalam seumur hidupku merasakan keindahan disekelilingku dengan seseorang yang tak ku harapkan tapi kurindukan.. dan benar saja.. hatiku telah tercuri olehnya.. hanya olehnya..
Dan semakin aku mengingkarinya.. semakin kenangan bersamanya muncul dalam hari-hariku.. dan semakin nyata tak bisa aku hindari.. ya hanya aku yang tau.. dan aku.. mungkin tara tau.. tapi dia memilih menjadikan kami seperti ini.. ya seperti ini..
Dia kembali membawa dua gelas dawet segar.. dan memang aku membutuhkannya..
" kok nggak pake plastik ajah ?"
" males, gelas ajah.. sekalian balikin mangkok baksonya ntar "
" iyalah "
" belom abis juga ?"
" iya.. hehehe.. yuk makan bareng "
" ini kamu yang ngajak ya.. bukan aku yang nawarin diri "
" iyaa.. takut amat diledekin "
" nggak sih.. cuma jaim dikit ajah tadi "
" diih.. pake jaim segala " aku dan dia sama2 tertawa.. dan kami menghabiskan bakso serta dawet bersama.. sedikit bercanda dan mengobrol apa saja yang bisa diobrolkan walau kadang nggak penting.. ya itulah kami..
Mengenang tama memang menyenangkan dan menyiksa tapi bersama tara akan membuatku mengerti bahwa dia selalu ada untukku mengubah rona sendu menjadi bahagia mengukir tawa.. Dan untuk reza yang tak pernah aku tau kabarnya.. Semoga kau baik saja disana.. Salam sayangku untukmu..
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah