Aku sedang mencari lowongan
pekerjaan paruh waktu yang bisa aku ambil jika aku kuliah di Univ.
Negeri yang serba padat ini, temanku merekomendasikan mengajar les..
Lumayan hasilnya perjam nya bisa 50ribu, Setidaknya aku tak perlu
meminta uang jajan ke Ortu dan bisa mengirimi mereka, jika dalam sehari
aku bisa memperoleh 2jam dikalikan 6 hari..Dikarenakan yang akan aku
ajar les merupakan anak dari SMA yang bags dikota ini, ongkos lesnya
lumayan mahal. Tapi resikonya, aku berasal dari SMK dan terpaksa aku
harus belajar ekstra mensejajarkan ilmu ku ke anak SMA. Namun aku tak
butuh waktu banyak dan susah, cukup membaca dan belajar sendiri, aku
sudah bisa mengikutinya.
Sepulang dari mengajar les, tlp ku berbunyi.. rumah, mungkin mama atau odi..
" ya ma ? "
" ini odi kak "
" kenapa dek ?" aku bertanya sedikit kahwatir.
" odi udah lakuin yang kakak suruh, kata mama kemungkinan bakal jual semua yang ada dulu kak, kecuali rumah, itu jalan satu2nya " Odi menjelaskan dengan lemah
" ayah belom membaik dek ?"
" belom kak "
" kapan ayah pulang dek ?"
" belum tau kak, kalau pun pulang, ayah masih tetep dirawat jalan kak, kemungkinan semua biaya jual kebun abis untuk di rumah sakit ajah, biaya rawat jalannya masih belum tau "
" yaudah jangan dipikirkan dulu, kamu tenangin diri sama yang lain ya.. kakak akan usahain apapun untuk ayah"
" iya kak, tapi kakak jangan maksain diri atau berenti kuliah ya "
" eh.. kenapa dek ?"
" ayah pernah bilang sama mama, apapun yang papa alamin. kakak nggak boleh tau dan harus tetap kuliah disana "
" iya.. kakak bakal kuliah trus kok.. odi tenang ajah ya "
" iya kak.. jaga diri ya kak.. odi nggak mau kakak sakit juga "
" iya di.. salam buat semuanya yaa.. "
" iya kak "
" kakak matiin yaaa "
Aku mematikan tlp ku.. Berpikir, sudah berapa uang yang habis untuk ayahku.. dan mungkin hanya rumah yang tersisa, jika aku berhenti kuliah tak akan membuat ayahku baik.. Setidaknya semester ini dan beberapa semester kedepan, uang semesterku sudah ditanggung oleh beasiswa A*tr* yang aku ajukan karena IP yang lumayan dan aku merupakan aktivis kampus. Mama tak perlu pusing, sekarang bagaimana aku memikirkan biaya ayah dan adikku yang masih sekolah karena biayaku yang sudah aman, aku harus memikirkan jalan untuk mereka.
-------------
Aku selalu berpikir TUHAN menyayangiku dan akan membawaku kedalam lindunganNYA.. Dan dia akan mengirimkan seseorang untukku dalam amsalah ini, ntah bagaimana caranya pasti dia akan mengirimkannya.. Aku suka bermain ym dan chat dalam hal positif tentunya..
Aku punya teman dunia maya, sebut saja dia "reza" ku. Aku bercerita kepadanya semua yang aku rasakan, karena dia merupakan teman yang tak akan melihatku, kami berbagi hal posistif walau tak pernah bertemu sama sekali.. Dan untuk hal materi, dia membantuku, sangat membantuku tanpa balasan.. Sesekali aku mengirimkan uang hasil bekerja paruh waktuku ke ibu, walau ibu sering berkata.
" udahlah kak, nggak perlu kerja.. tapi kalo kakak maksa ya nggak apa, asal kerjaan kakak nggak ganggu kuliah kakak "
" iyaa ma, nggak ganggu kok ma.. jadi mama jangan kahwatir ya ma" akus elalu mencoba menenangkan mama, walau dia tak tau aku tau semua kejadian disana dari odi.. Odi merupakan adik yang tak bisa berbohong padaku, walau dia diminta merahasiakannya, dia pasti akan bilang.. ya odi, adik manisku.
----------
Hari ini ayah akan keluar dari rumah sakit, odi sudah bercerita bahwa semua kebun tlah dijual habis.. hanya tersisa beberapa tabungan dari hasl jual kebun dan rumah yang tak akan dijual.. Aku bingung dan menceritakan ini kepada reza.
Aku : " za.. sibuk lu ? BUZZ!! BUZZ!! "
reza : " sorry queen.. lagi di kamar mandi tadi, nape ?"
Aku :" bokap keluar nih "
reza : " syukurlah, selamat ya "
Aku : " makasih za.... "
reza : " kenapa lu ? cerita sini "
Aku : " biaya bokap za, gue mulai bingung mesti gimana ? penghasilan gue pas2an banget soalnya "
reza : " udah lu tenang, ada jalannya.. lagian ada gue aa eza..wkwkwkwk "
aku : " iya sih.. tapi masak gue sama lu muluk.. kan nggak enak za "
reza : " santai aja queen, selama lu nggak nyoba jalan buruk.. semua ada jalannya.. gue nih perantara yang dikirim TUHAN buat bantu lu "
aku : " jalan buruk ? -.-a "
reza : " halalin yang haram, jangan lu coba ya "
aku : " ooh.. iya za "
Inilah sepenggal pembicaraanku dan reza yang membuatku berpikir panjang dalam malam-malamku.. apa yang harus aku lakukan, haruskah ku korbankan kebahagianku demi keluargaku.. Dan jika aku hina, apakah semua akan terbalas dengan kebahagiaan keluargaku.. Kumantapkan hatiku memikirkannya lebih jauh.. Semua seperti cahaya, cepat namun tak dapat dirangkai.. peristiwa masa kecil yang bahagia dan indah menjadi peristiwa kedewasaan yang kelam dan hina.
Aku masih berpikir.. Mencoba menjauhkan egoku demi semuanyaa.. dan yang aku korbankan hanya sebagian kecil dari diriku.. walau itu sangat berharga, tapi mereka jauh lebih berharga.. Dan keputusan gila itu aku ambil dengan keadaan sadar dan waras demi mereka.. walau aku tau mereka tak akan menyukainya dan akan melarangku dan sangat melarangku.. Tapi biarlah aku berkorban hidup dan kebahagiaanku demi kalian..
Walau aku tahu yang aku beri berasal dari kekelaman.. setidaknya kalian tak mengetahuinya, dan urusan dosa.. Cukuplah aku dan TUHAN yang tau.. Urusan manusia, biarlah mereka memandang rendah dan menghinaku, setidaknya kalian disana akan bahagia dan terus bahagia..
Sepulang dari mengajar les, tlp ku berbunyi.. rumah, mungkin mama atau odi..
" ya ma ? "
" ini odi kak "
" kenapa dek ?" aku bertanya sedikit kahwatir.
" odi udah lakuin yang kakak suruh, kata mama kemungkinan bakal jual semua yang ada dulu kak, kecuali rumah, itu jalan satu2nya " Odi menjelaskan dengan lemah
" ayah belom membaik dek ?"
" belom kak "
" kapan ayah pulang dek ?"
" belum tau kak, kalau pun pulang, ayah masih tetep dirawat jalan kak, kemungkinan semua biaya jual kebun abis untuk di rumah sakit ajah, biaya rawat jalannya masih belum tau "
" yaudah jangan dipikirkan dulu, kamu tenangin diri sama yang lain ya.. kakak akan usahain apapun untuk ayah"
" iya kak, tapi kakak jangan maksain diri atau berenti kuliah ya "
" eh.. kenapa dek ?"
" ayah pernah bilang sama mama, apapun yang papa alamin. kakak nggak boleh tau dan harus tetap kuliah disana "
" iya.. kakak bakal kuliah trus kok.. odi tenang ajah ya "
" iya kak.. jaga diri ya kak.. odi nggak mau kakak sakit juga "
" iya di.. salam buat semuanya yaa.. "
" iya kak "
" kakak matiin yaaa "
Aku mematikan tlp ku.. Berpikir, sudah berapa uang yang habis untuk ayahku.. dan mungkin hanya rumah yang tersisa, jika aku berhenti kuliah tak akan membuat ayahku baik.. Setidaknya semester ini dan beberapa semester kedepan, uang semesterku sudah ditanggung oleh beasiswa A*tr* yang aku ajukan karena IP yang lumayan dan aku merupakan aktivis kampus. Mama tak perlu pusing, sekarang bagaimana aku memikirkan biaya ayah dan adikku yang masih sekolah karena biayaku yang sudah aman, aku harus memikirkan jalan untuk mereka.
-------------
Aku selalu berpikir TUHAN menyayangiku dan akan membawaku kedalam lindunganNYA.. Dan dia akan mengirimkan seseorang untukku dalam amsalah ini, ntah bagaimana caranya pasti dia akan mengirimkannya.. Aku suka bermain ym dan chat dalam hal positif tentunya..
Aku punya teman dunia maya, sebut saja dia "reza" ku. Aku bercerita kepadanya semua yang aku rasakan, karena dia merupakan teman yang tak akan melihatku, kami berbagi hal posistif walau tak pernah bertemu sama sekali.. Dan untuk hal materi, dia membantuku, sangat membantuku tanpa balasan.. Sesekali aku mengirimkan uang hasil bekerja paruh waktuku ke ibu, walau ibu sering berkata.
" udahlah kak, nggak perlu kerja.. tapi kalo kakak maksa ya nggak apa, asal kerjaan kakak nggak ganggu kuliah kakak "
" iyaa ma, nggak ganggu kok ma.. jadi mama jangan kahwatir ya ma" akus elalu mencoba menenangkan mama, walau dia tak tau aku tau semua kejadian disana dari odi.. Odi merupakan adik yang tak bisa berbohong padaku, walau dia diminta merahasiakannya, dia pasti akan bilang.. ya odi, adik manisku.
----------
Hari ini ayah akan keluar dari rumah sakit, odi sudah bercerita bahwa semua kebun tlah dijual habis.. hanya tersisa beberapa tabungan dari hasl jual kebun dan rumah yang tak akan dijual.. Aku bingung dan menceritakan ini kepada reza.
Aku : " za.. sibuk lu ? BUZZ!! BUZZ!! "
reza : " sorry queen.. lagi di kamar mandi tadi, nape ?"
Aku :" bokap keluar nih "
reza : " syukurlah, selamat ya "
Aku : " makasih za.... "
reza : " kenapa lu ? cerita sini "
Aku : " biaya bokap za, gue mulai bingung mesti gimana ? penghasilan gue pas2an banget soalnya "
reza : " udah lu tenang, ada jalannya.. lagian ada gue aa eza..wkwkwkwk "
aku : " iya sih.. tapi masak gue sama lu muluk.. kan nggak enak za "
reza : " santai aja queen, selama lu nggak nyoba jalan buruk.. semua ada jalannya.. gue nih perantara yang dikirim TUHAN buat bantu lu "
aku : " jalan buruk ? -.-a "
reza : " halalin yang haram, jangan lu coba ya "
aku : " ooh.. iya za "
Inilah sepenggal pembicaraanku dan reza yang membuatku berpikir panjang dalam malam-malamku.. apa yang harus aku lakukan, haruskah ku korbankan kebahagianku demi keluargaku.. Dan jika aku hina, apakah semua akan terbalas dengan kebahagiaan keluargaku.. Kumantapkan hatiku memikirkannya lebih jauh.. Semua seperti cahaya, cepat namun tak dapat dirangkai.. peristiwa masa kecil yang bahagia dan indah menjadi peristiwa kedewasaan yang kelam dan hina.
Aku masih berpikir.. Mencoba menjauhkan egoku demi semuanyaa.. dan yang aku korbankan hanya sebagian kecil dari diriku.. walau itu sangat berharga, tapi mereka jauh lebih berharga.. Dan keputusan gila itu aku ambil dengan keadaan sadar dan waras demi mereka.. walau aku tau mereka tak akan menyukainya dan akan melarangku dan sangat melarangku.. Tapi biarlah aku berkorban hidup dan kebahagiaanku demi kalian..
Walau aku tahu yang aku beri berasal dari kekelaman.. setidaknya kalian tak mengetahuinya, dan urusan dosa.. Cukuplah aku dan TUHAN yang tau.. Urusan manusia, biarlah mereka memandang rendah dan menghinaku, setidaknya kalian disana akan bahagia dan terus bahagia..
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah