Yang tak Diharapkan - AdityaDees

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.

09 August 2014

Yang tak Diharapkan

Hidup sendiri membuatku lebih baik.. Entah apa yang mereka pikirkan tetangku.. Aku tak perduli.. Inilah hidup yang aku jalani saat ini.. Sampai dia mulai masuk dalam hidupku.. Dia orang yang paling aku benci.. Entah darimana dia muncul dan ada dihadapanku..

--------------------
Aku berjalan keluar dari kampusku selesai ujian.. Aku mendapat jadwal siang dan pulang disore hari.. Entah mengapa aku enggan melihat taman tempat aku biasa menghabiskan waktu jika ingin melakukan hal dengan sendiri.. Hari terakhir ujian.. Selanjutnya libur dan aku akan menunggu waktu pengumuman nilai, demo projek dan fokus untuk istirahat di siang harinya.. Setidaknya hariku tak akan berat dengan kondisi yang seperti ini.. Dan memang tak berat karena aku sudah menonaktifkan diri dari segala kegiatan.. Biarlah teman aktifisku menghujat.. setidaknya mereka tak mengerti aku..

Masih sama jalan yang telusuri dengan berjalan kaki, sampai dikos.. fida sudah meng sms ku untuk segera bersiap.. Karena dia ingin berangkat cepat ke kafe.. Akupun menyiapkan diriku..

Tak berapa lama benar saja fida sudah nongol didepan kamarku yang sengaja aku buka..

"queeennnn " dengan nada manja dia memanggilku seperti biasanya
" iya bentar fi "
" pasti belum siap nih.. " dia sudah masuk didalam kamarku " tuhkan bener " dia sedikit manyun..
" sabar yaaa " aku masih dengan ekspresi datarku
" aku kangen queen " aku hanya diam tanpa kata..
" queeenn.."
" iyaaa.. "
" aku kangen "
" sama siapa.?"
" kamu "
" kenapa.?" masih dengan ekspresi yang sama " kan aku disini "
" bukan kamu yang sekarang, kamu yang dulu.. "
" udahlah nggak usah dibahas.. yuk berangkat " aku sudah siap dengan semuanya..
" iya deh.. yodaaah " dia memilih mengalah terhadapku..

-------------------
" heeeii " aku tak menyadari seseorang menyapaku dan hanya diam tak bersuara.. " heeeii queen " dia kembali berusaha mendapatkan perhatianku.. dengan tatapan yang kosong, aku menyadari bahwa ada yang memanggil namaku.. akhirnya aku memutuskan untuk melihatnya.. dan betapa terkejutnya aku.. siapa yang ada dihadapanku..

" kenapa.? ada yang salah ?"
" ngapain kamu disini.? "
" nemuin kamu lah.. jemput kamu pulang " dia tersenyum lebar
" nggak, makasih "

" ayooolah.. aku udah hampir gila nyari kamu kemana-mana.. " aku hanya berlalu meninggalkannya ke arah parkiran, dimana motor fida diparkir

" pliss queen " dia menarik tanganku
" lepasin " aku semakin emosi menghempaskan tangannya " lo mau apa lagi.. hah ?" teriakku semakin emosi

" nggak usah marah-marah dulu lah.. nggak bisa apa ngomong baik-baik "
" ngapain ngomong baik-baik sama bajingan kayak lo "
" gue emang bajingan, tapi gue cuma tidur sama lo "
" heh.. sekalian ajah lo umumin kesemua orang kalo lo pernah nidurin gue "
" bukan gitu queen.. plis.. dengerin gue.. gue mohon "
" gue nggak mau denger apa-apa dari lo "

" tolong queen.. sekali ini ajah.. gue nggak minta lebih.. sekali ini ngobrol sama gue.. kenal sama gue " belom lagi aku membuka mulut fida keluar dan berkata

" eh.. lo disini.." mengarah ke cowok itu
" kamu kenal dia fi.? " aku bertanya bingung ke fida

" eh.. kemaren dia nyariin kamu dikosan ku.. katanya ada penting.. jadi ya aku bilang kita satu kerjaan.. emang kenapa queen ?"

" nggak apa-apa.. aku pulang bareng dia fi.. nggak apa-apa kan ?"

" ooh.. iyaa nggak apa queen " fida terlihat bingung dengan keputusanku "hati-hati yaa.. jangan lupa kasih kabar ke aku " dan aku hanya mengangguk.. " duluan ya fi.. " aku menarik tangannya dan meninggalkan fida yang menuju parkiran dengan kebingungan..sementara dia menjadi bingung akan sikapku yang berubah dan memilih mengikuti perkataan yang aku katakan kepada fida..
"mobilku disana " dia memberitahukan posisi mobilnya
" aku udah tau " jawabku ketus.. tentu saja aku sudah mencari dimana posisi mobilnya..

Kami berjalan tanpa kata ke arah mobilnya.. dia membukakan pintu terhadapku.. Sekilas aku melihat rio menatapku dari kejauhan.. Ah.. entah apa yang dipikirkannya, aku sudah tak memikirkan pandangan rio atau anak lain terhadap diriku.. yang aku mau, masalah dengannya selesai saat ini juga..

Dan kami hanya diam sepanjang perjalanan.. Aku memandang kearah luar jendela.. Aku tau dia memperhatikanku.. Aku memang terlihat kacau dan sangat kacau.. mungkin dia menyadarinya.. Tapi aku tetap tak memalingkan wajahku.. Rasanya berada disini seperti berada dineraka bagiku.. Entah baginya, tapi bagiku ini mengorek kenangan yang lalu dalam hidupku.. ya kenangan yang membuatku menjadi wanita yang berharga sedikitpun dimata lelaki nantinya..

" kamu sakit ?" terdengar suara lemahnya menyadarkan lamunanku dan aku hanya diam..
" kamu kenapa.?" dia mencoba mengajakku berbicara dengan semampunya. " queen.. kamu baik-baik ajah kan ?" dia sekarang tau namaku, besok dia tau apalagi tentangku.. aaah.. sudahlah..
" aku nggak apa, kamu mau ngomong apa ?" aku menajwabnya dengan datar tanpa melihatnya
" sampe kapan kamu ngindari aku ?"
" sampe aku nggak bakal liat kamu "
" queen.. aku nggak tau seberapa bencinya kamu sama aku.. walau kamu nggak sadar, kamu udah ngusik pikiranku "
" aku nggak minta kamu mikirin aku "
" iyaa emang.. tapi aku mau kamu mikirin aku "
" aku udah cukup mikirin kamu.. itu buat aku sakit "
" bisa nggak lupain salahku "
" bisa nggak balikin apa yang udah kamu ambil ?" kali ini aku memandangnya.. sejenak suasana menjadi hening dan dia hanya diam.. ya diam.. " nggak bisa kan.? aku juga nggak bisa "
" boleh aku jadi temanmu "
" teman bercinta iya.. teman hidup nggak "
" terlalu tinggi kah egomu.?"
" bahkan seorang pelacurpun nggak berhak punya ego.. trus aku berhak apa.? " aku seakan tak bisa menahan emosiku terhadapnya.. entahlah.. mau sebaik apapun dia aku tak bisa.. dan dia berhenti sejenak dipinggir jalan yang gelap.. dia tak akan menyentuhku, jika dia menyentuhku.. dia memang benar bajingan..
" bukan itu maksudku.. biarin aku tanggung jawab sama yang udah aku lakuin ke kamu "
" aku nggak butuh tanggung jawab.. aku cuma butuh sendiri.. tolong ngertiin aku " kalau ajah ini bukan malam hari.. aku bakalan keluar dari mobil ninggalin dia sendiri.. tapi apa daya aku nggak bakal bisa ninggalin dia..
" oke.. kalo itu maumu.. aku mau bercinta sama kamu.." dia berkata seolah-olah aku harus menjadi pelacurnya dan dia semakin mendekatkan dirinya kepadaku.. entah apa yang dala dipikiran ku "PLAAK!!" tanganku mendarat dipipinya.. dan aku mendorong badanny..
" aku bukan pelacur!!!" teriakku sekencang-kencang, sementara dia tertawa meringis menyentuh pipinya dengan ujung tangannya.. dan tanpa sadar air mataku jatuh dengan sendirinya.
" kamu nawarin satu cara, tapi kamu benci cara itu.? trus aku harus pake cara apa.?" aku hanya diam dan diam " terserah.. aku nggak bakal nyerah sama kamu.. aku bisa lakuin apa ajah buat dapetin kamu "
" aku nggak kayak yang kamu bayangin.. tolong tinggalin aku sendiri "
" nggak akan " hanya itu kata yang keluar dari mulutnya dan dia kembali mengantarku pulang..

Selebihnya hanya keheningan yang ada diantara kami.. Setelah beberapa saat aku baru sadar.. Jangan sampai dia mengantarku sampai dikosan ku.. Dan akhirnya aku memutuskan untuk membuka perkataan ke dia sebelum kami terlalu jauh tak ada tujuan dan dia hanya diam tak bertanya..

" tolong anterin aku ke kos fida "
" setelah semuanya kamu masih bisa bilang tolong.. kasih aku alasan buat aku bisa jauhin kamu "
" jangan mulai lagi.. aku mohon "
" aku nggak akan berhenti queen "
" berhenti manggil namaku "

" manggil namamu pun nggak boleh.. trus apa yang aku boleh.? beli badanmu.? cuma itu.?" pertanyaan yang sangat menyayat hatiku.. dan maafkan aku.. memang kamu hanya boleh membeli badanku, bukan memiliki seutuhnyaa.. " bahkan tanya namaku siapa pun nggak.? tersenyum sama aku pun nggak.? bersikap ramah sama aku pun nggak.? apa yang bisa dapetin darimu queen.. tolong jawab "

" kamu nggak bisa dapet apa-apa.. aku nggak bisa terlibat cinta sama orang yang membeli ku "
" sampe segitunya egomu.. aku nggak ngerti jalan pikiranmu "
" memang aku gitu.. jadi tolong berhenti ganggu urusan pribadiku "
" aku nggak bisa.. udah terlanjur "
" terserah.. aku capek "
" dan kamu nggak ngasih aku pilihan "
"-----"

Tak ada yang bersuara disini.. tapi aku seakan tak menyadari kemana kami akan pergi.. sama sekali tak menyadarinya.. entahlah.. entah apa yang ada dipikiranku sehingga konsentrasiku berkurang.. ya memang berkurang.. Malam ini setidaknya aku tak mengerti apa yang terjadi dalam diriku..

No comments:

Post a Comment

Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah

https://payclick.com/

Contact us for advertising.