AdityaDees: Linux

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label Linux. Show all posts
Showing posts with label Linux. Show all posts

04 August 2014

Memindahkan Direktori Database MySQL di Ubuntu GNU/Linux

19:14 0


Baru baru ini saya meng-install sistem operasi desktop Ubuntu versi 14.04.1 LTS ke laptop dan salah satu aplikasi "wajib" adalah database server MySQL, karena hampir semua aplikasi web yang saya bangun menggunakan MySQL sebagai backend-nya. Salah satu kebiasaan saya ketika meng-install MySQL adalah memindahkan direktori tempat MySQL menyimpan semua databasenya ke lokasi non-standar, yang by default berlokasi di /var/lib/mysql, saya pindahkan ke lokasi /home/direktori/mysql misalnya. Hal ini saya lakukan agar memudahkan pemindahan dan backup data apabila Ubuntu-nya akan saya upgrade ke versi major.


Ternyata memindahkan direktori database MySQL di distro GNU/Linux populer seperti Ubuntu dan CentOS tidak semudah zaman dahulu, seperti zaman Ubuntu versi 8.04 dulu (lama banged yak :p) misalnya. Kalau dulu cukup ubah konfigurasi di file konfigurasi /etc/my.cnf, ubah permission direktori, restart daemon semua langsung jalan. Dengan semakin tinggi-nya keamanan di lapisan aplikasi ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk memindahkan direktori database MySQL di distro Ubuntu 14.04. Berikut akan saya paparkan caranya.


Ubah konfigurasi di my.cnf


Tahap pertama adalah dengan mengubah/memodifikasi file konfigurasi utama MySQL, my.cnf, yang pada Ubuntu terletak pada direktori /etc/mysql. Pada konfigurasi default kita akan melihat konfigurasi seperti ini:

...
[mysqld]
#
# * Basic Settings
#
...
datadir = /var/lib/mysql/
...


Ubah file my.cnf dengan text editor favorit anda, dan ubah pada bagian parameter datadir dan pada bagian InnoDB menjadi sebagai berikut:

...
[mysqld]
#
# * Basic Settings
#
...
datadir = /home/adityadees/mysql # sesuaikan dengan direktori baru database MySQL yang kita inginkan
...
#
# * InnoDB
#
# InnoDB is enabled by default with a 10MB datafile in /var/lib/mysql/.
# Read the manual for more InnoDB related options. There are many!
innodb_data_home_dir = /home/adityadees/mysql/
innodb_log_group_home_dir = /home/adityadees/mysql/
innodb_data_file_path = ibdata1:10M:autoextend
...


Simpan perubahan file tersebut.


Selanjutnya buka program Terminal dan ubah ownership direktori baru database MySQL kita (dalam hal ini /home/adityadees/mysql), agar bisa diakses oleh daemon server MySQL, sekaligus kita copy-kan isi direktori /var/lib/mysql ke direktori baru kita dengan perintah:

adityadees@localhost:~$ sudo cp -R /var/lib/mysql/* /home/adityadees/mysql/
adityadees@localhost:~$ sudo chown -R mysql /home/adityadees/mysql



Ubah setting AppArmor



Distro GNU/Linux populer biasanya menggunakan AppArmor, sebuah modul sistem keamanan kernel Linux yang salah satu fungsinya adalah membatasi aplikasi-aplikasi tertentu di lingkungan GNU/Linux, agar hanya bisa mengakses berkas atau direktori tertentu. Untuk lebih jelasnya mengenai AppArmor bisa kita baca di Wiki AppArmor. Agar daemon server MySQL bisa mengakses direktori database baru yang sudah kita ubah di file my.cnf, kita harus mengubah konfigurasi AppArmor MySQL dengan memodifikasi file /etc/apparmor.d/local/usr.sbin.mysqld. Tambahkan baris berikut pada berkas tersebut:

# Site-specific additions and overrides for usr.sbin.mysqld.
# For more details, please see /etc/apparmor.d/local/README.
/home/adityadees/mysql/* rw


Simpan perubahan berkas tersebut kemudian jalan perintah berikut pada Terminal:
adityadees@localhost:~$ sudo /etc/init.d/apparmor reload


Restart server MySQL



Selanjutnya adalah me-restart server MySQL kita dengan perintah:

adityadees@localhost:~$ sudo /etc/init.d/mysql restart


Apabila semua berjalan lancar, maka kita telah berhasil memindahkan direktori database MySQL kita ke lokasi yang baru yang kita inginkan. Ada kemungkinan cara ini juga berhasil untuk database server MariaDB, tetapi saya belum mencobanya. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba :).

Read More

23 August 2010

Kompilasi HandBrake di Ubuntu 10.04 Lucid Lynx

13:13 0
Mungkin sebagian dari Anda pengguna Ubuntu, sudah tahu bahwa HandBrake tidak keluar versi binary untuk distro Ubuntu dan Fedora. Padahal HandBrake menurut saya adalah salah satu aplikasi terbaik buat nge-rip DVD/encode video ke format MKV atau MP4. Alasan resmi dari developernya adalah:


"0.9.4 is no longer available due to compatibility issues with the newer version of gnome. "

Ada juga cara dengan mendownload Nightly build-nya di Launchpad-nya John Stebbins.
Buat yang demen cara susah, biar keliatan lebih geek, bisa juga install dengan kompilasi dari Source Code. Sebelumnya coba cara susah ini, pastiin komputer anda terkoneksi ke Internet dan pastikan paket-paket development berikut ini sudah terinstall:



  • yasm

  • build-essential

  • autoconf

  • libtool

  • zlib1g-dev

  • libbz2-dev

  • intltool

  • libglib2.0-dev

  • libdbus-glib-1-dev

  • libgtk2.0-dev

  • libgudev-1.0-dev

  • libwebkit-dev

  • libnotify-dev

  • libgstreamer0.10-dev

  • libgstreamer-plugins-base0.10-dev


Bagaimana cara installnya? buka console, lalu seperti biasa ketikkan perintah:

sudo apt-get install yasm build-essential
autoconf libtool zlib1g-dev libbz2-dev intltool libglib2.0-dev
libdbus-glib-1-dev libgtk2.0-dev libgudev-1.0-dev
libwebkit-dev libnotify-dev libgstreamer0.10-dev
libgstreamer-plugins-base0.10-dev




Setelah paket-paket tersebut sudah terinstall dengan baik, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut:



  1. Download source code HandBrake (Ya iya lahh!!!) (Pada saat tulisan ini dibuat HandBrake berada pada versi 0.9.4)

  2. Buka console kesayangan anda dan arahkan ke direktori tempat anda mendowload source code HandBrake tadi.

  3. Extract file tarball source code HandBrake dengan perintah:
    tar xvf HandBrake-0.9.4.tar.bz2

  4. masuk ke direktori hasil ekstraksi tadi dengan perintah:
    cd HandBrake-0.9.4/

  5. Jalankan perintah: ./configure --prefix=/usr/local

  6. Setelah proses selesai, lalu masuk ke direktori build dengan perintah:
    cd ./build

  7. Jalankan make dengan perintah: make

  8. Tunggu proses-nya yang cukup lama selesai (tergantung spesifikasi komputer Anda), dan beberapa dependancies akan didownload otomatis ketika proses berjalan, seperti faac, faad, ffmpeg, dsb.








  9. Setelah proses kompilasi selesai tanpa error, jalankan perintah install:
    sudo make install

  10. Untuk mencoba apakah HandBrake sudah berjalan coba jalankan perintah: HandBrakeCLI untuk versi command line-nya dan juga ghb untuk versi dengan GUI GTK2.0-nya

  11. Bagi yang masih penasaran mengenai cara kompilasinya, silahkan baca manual kompilasi aslinya di Compiling HandBrake on GNU/Linux.



Selamat! sekarang HandBrake sudah bisa digunakan untuk me-rip DVD kesayangan anda dalam format MKV atau MP4, bisa lewat GUI ataupun kalo mau merasa lebih geeky lagi buang jauh-jauh GUI, pake versi command line-nya :P :D!!
Read More

26 May 2010

Mengatasi problem "wget" ketika mendownload di balik proxy (Ubuntu Lucid Lynx)

10:32 0


Beberapa waktu yang lalu saya meng-upgrade OS GNU/Linux Ubuntu Karmic Koala (9.10) di MacbookPro saya ke versi LTS terbaru, Lucid Lynx (10.04). Saya upgrade menggunakan versi alternate yang saya download dari Kambing. Semua proses berjalan lancar, Lucid terinstall dengan ciamik-nya di MacbookPro dan hampir semua tombol fungsi spesial di Mac berjalan dengan baik.



Masalah muncul ketika saya akan mendownload website untuk mirroring dengan program command-line favorit saya, wget. Kantor saya menggunakan proxy untuk koneksi Internet, sehingga untuk menjalankan perintah-perintah dari console yang menjalankan download seperti apt-get install atau apt-get update misalnya kita harus men-set environment variable http_proxy dan ftp_proxy terlebih dahulu. Pada desktop GNOME sudah disediakan aplikasi "Network Proxy" yang terletak di System->Preferences, yang memudahkan kita mengubah setting proxy jaringan. Enaknya lagi program ini mendukung multiple profile proxy yang memudahkan kita untuk menyimpan lebih dari satu setting proxy, kemudian tinggal mengubahnya sesuai dengan kebutuhan kita.





Sayangnya, pada Ubuntu Lucid Lynx, entah kenapa wget tidak terpengaruh dengan setting proxy ini, tetapi tools apt dan yang lainnya terpengaruh.
Setelah berkeliling internet mencari-cari solusinya, dan akhirnya menemukan solusinya di Lauchpad, ternyata masalahnya sangat simple!!! Ternyata masalahnya ada di environment variable no_proxy yang secara "tidak sengaja" menaruh karakter "," (koma) di bagian akhir!!! PLLOOOKKKK!!! (tepok jidat)





Solusinya adalah dengan menghilangkan tanda koma di bagian akhir tersebut, dengan cara men-set ulang variable no_proxy di console:
$export no_proxy=daftar-alamat-tidak-kena-proxy1,daftar-alamat-tidak-kena-proxy2,daftar-alamat-tidak-kena-proxy3
dan kemudian wget bisa berjalan dengan normal kembali seperti biasa walau ada proxy. Jangan lupa juga cek file konfigurasi wget yang terletak di "/etc/wgetrc" dan pastikan setting use_proxy=on aktif dan setting no_proxy ditulis dengan benar (bila ada).

Read More

30 October 2007

Kembali Ke Linux!!

22:06 0

Kalo kata Tukul :


"Kembali Ke Laptop!!"


Kalo kata gw :


"Kembali Ke Linux!!"




Yahh betul, memang agak cukup memalukan, setelah sebelumnya gw "mendeklarasikan" diri sebagai pengguna si "setan merah" (baca: FreeBSD), akhirnya gw kembali switch ke Linux. Pilihan jatuh kepada distro turunan "slackware", Zenwalk Linux. Udah hampir setaon gw nginstall Zenwalk di laptop gw, sejak versi 4.4, dan baru-baru ini gw upgrade ke rilis stable terbaru, versi 4.8 .















Desktop Zenwalk Linux baru gw





Kenapa gw akhirnya milih Zenwalk, yang notabene turunan Slackware (yang konon katanya instalasinya susah, karena masih pake "curses" alias berbasis teks biasa)? Ada beberapa alasan :


  • Instalasinya menantang!! (ga penting), partisi hard disknya berbasis teks pake cfdisk!!, tapi cepet bro proses instalasinya, ga nyampe setengah jam Zenwalk is ready to rocks!!


  • Slackware itu agak-agak mirip FreeBSD desainnya, simple, fast dan secure


  • Performance, gw butuh performance yang kenceng dari sebuah Linux di laptop gw dan Zenwalk yang di-desain untuk kelas Pentium III adalah pilihan pas (laptop gw pake Intel Centrino, RAM 768, VGA Intel 915 Onboard)


  • Software bawaan default Zenwalk udah asoy banget dan cukup lengkap, tools development kaya GCC, glibc, make dll udah ada, untuk multimedia hampir semua codec video dan format file musik bisa "langsung" dimaenin


  • Init scriptnya gampang dimodifikasi, tinggal cemplungin aje script kita ke dir /etc/rc.d/, trus buat filenya executable, langsung dah script kita jalan pas booting


  • Udah pake Kernel 2.6.22, udah ada wireless stacknya dan wireless card udah langsung ke-detect, tinggal install driver-nya atawa pake "ndiswrapper"



  • Untuk update package/software udah ada software xnetpkg, mirip2 sama synaptic gicuu dech



  • Desktop defaultnya XFCE 4, which is very light, fast, simple and easy. I Loveee the XFCE file manager, Thunar, very fastttttttt......



  • Untuk urusan "desktop eye candy", semua icons dan themes punya GNOME bisa kita pake di XFCE (secara mereka punya fondasi yang sama)


Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.