AdityaDees: Programming

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label Programming. Show all posts
Showing posts with label Programming. Show all posts

01 January 2018

Promise : Sebuah Janji Eksekusi dari Javascript

22:31 0


Judul artikel ini mungkin agak sedikit bombastis: "Promise : Sebuah Janji Eksekusi dari Javascript". Promise adalah sebuah mekanisme dari standar ECMAScript 2015 yang memungkinkan kita melakukan eksekusi kode fungsi Javascript asynchronous (salah satunya adalah request AJAX) dan mendapatkan nilai balik (return value) dari eksekusi kode tersebut tidak secara langsung, melainkan berupa objek "Promise" yang menjanjikan eksekusi di masa yang akan datang! Paham? Tidak? kalau teman-teman pembaca tidak paham itu wajar, saya juga awalnya bingung kenapa pula ini ada fitur di bahasa pemrograman pake "janji-janji" segala!? Mari kita tengok definisi dari Promise yang saya kutip dari dokumentasi Mozilla Developer Network :



A Promise is a proxy for a value not necessarily known when the promise is created. It allows you to associate handlers with an asynchronous action's eventual success value or failure reason. This lets asynchronous methods return values like synchronous methods: instead of immediately returning the final value, the asynchronous method returns a promise to supply the value at some point in the future.


Masih belum mudeng? sama saya juga hahaha🤣🤣🤣! Kalau begitu mari kita lihat contoh kode HTML dan Javascript sebagai berikut sebagai berikut:



promise.html


<!doctype html>
<html>
<head><title>Promise</title><meta charset="UTF-8">
<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/2.2.4/jquery.min.js"></script>
<script>
var datauser = [];
// fungsi untuk melakukan request AJAX
function getUsers(url) {
$.ajax({
url: url,
method: 'get'
}).done(function(hasil) {
// isi variabel global datauser dengan hasil dari AJAX
datauser = hasil;
});
}
// fungsi untuk mengubah data JSON ke list HTML
function ubahDataKeHTML(datauser) {
var html = '<ul>';
$.each( datauser, function( key, value ) {
html += '<li>'+value.name+' - '+value.email+'</li>'
});
html += '</ul>';
return html;
}
// panggil fungsi 'getUsers'
getUsers('https://jsonplaceholder.typicode.com/users');
// ubah data dari hasil AJAX ke list HTML
var datauserHTML = ubahDataKeHTML(datauser);
// tampilkan isi variabel ke log
console.log(datauser);
console.log(datauserHTML);
// tampilkan data user
$(document).ready(function() {
$('.container').html(datauserHTML);
});
</script>
</head>
<body>
<div class="container"></div>
</body>
</html>


Hasil yang muncul adalah sebagai berikut:





Apa yang terjadi? ternyata tidak sesuai apa yang kita harapkan! tag div kita tidak terisi dengan list data user seperti yang kita mau, dan juga ternyata variabel array datauser tidak terisi dengan data padahal tidak ada yang salah dengan kode ini, semua berjalan dengan baik. saya yakin banyak dari teman-teman web programmer yang pernah mengalami hal ini dan garuk-garuk kepala, lalu browsing cari jawaban di Stackoverflow kan? hehehe :D.

Loh mas ngapain ribet, heeellllooowwww?? ubah aja kode-nya, misalnya lakukan eksekusi fungsi ubahDataKeHTML ke dalam fungsi .done dari objek $.ajax()? atau ngapain juga bikin fungsi-fungsi segala?


Hehehe, silahkan saja dicoba, paling nanti ada saatnya kepentok lagi hehehe 😬😬😬. Kegagalan kode di atas terjadi karena eksekusi kode $.ajax dan .done berjalan secara asynchronous/paralel dan tidak terjadi secara berurutan sehingga variabel global datauser mungkin belum terisi dengan hasil dari request AJAX karena request AJAX belum selesai. Penyebab lain adalah karena Javascript hanya bisa mengakses variabel global satu tingkat di atas cakupan fungsi, dalam hal kode di atas variabel datauser berarti dua tingkat di atas cakupan fungsi .done. Cara yang elegan untuk masalah ini adalah dengan menggunakan Promise yang sudah menjadi standar default sejak spesifikasi ECMAScript 2015 atau serin disingkat ES2015. Berikut adalah kode Javascript yang sudah kita ubah dengan memanfaatkan Promise:



promise1.html


<!doctype html>
<html>
<head><title>Promise</title><meta charset="UTF-8">
<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/2.2.4/jquery.min.js"></script>
<script>
// fungsi untuk melakukan request AJAX dan mengembalikan objek Promise
function getUsers(url) {
return new Promise(function(resolve, reject) {
$.ajax({
url: url,
method: 'get'
}).done(function(hasil) {
// simpan hasil dari AJAX ke callback 'resolve' dari Promise
// untuk kemudian nanti dipakai oleh fungsi '.then'
resolve(hasil);
});
})
}
// fungsi untuk mengubah data JSON ke list HTML
function ubahDataKeHTML(datauser) {
var html = '<ul>';
$.each( datauser, function( key, value ) {
html += '<li>'+value.name+' - '+value.email+'</li>'
});
html += '</ul>';
return html;
}
// panggil fungsi 'getUsers' dan jalankan fungsi '.then'
// argumen dari fungsi '.then' adalah sebuah callback dengan argumen 'hasil'
// yang berisikan objek JSON hasil AJAX
getUsers('https://jsonplaceholder.typicode.com/users').then(function(hasil) {
console.log(hasil);
console.log('Janji telah dipenuhi!');
var datauserHTML = ubahDataKeHTML(hasil);
// tampilkan data user
$(document).ready(function() {
$('.container').html(datauserHTML);
});
});
</script>
</head>
<body>
<div class="container"></div>
</body>
</html>


Dengan kode ini kita akan melihat hasil seperti berikut ini:





Penjelasan sederhana dari kode ini adalah, ketika kita menggunakan Promise, maka kita menggunakan callback resolve untuk menyimpan hasil dari request AJAX kita, yang kemudian hasil ini akan tersedia pada argumen callback fungsi .then untuk selanjutnya diolah dan dijadikan HTML oleh fungsi ubahDataKeHTML.



Chaining


Salah satu kelebihan dari Promise adalah memungkinkan terjadinya chaining atau eksekusi Promise berantai, fitur ini berguna ketika kita ingin melakukan eksekusi kode secara berantai dimana eksekusi kode dilakukan benar-benar setelah eksekusi kode sebelumnya sudah selesai atau terpenuhi, seperti bisa kita lihat pada kode berikut:



promise2.html


<!doctype html>
<html>
<head><title>Promise</title><meta charset="UTF-8">
<link rel="stylesheet" href="https://maxcdn.bootstrapcdn.com/bootstrap/4.0.0-beta.2/css/bootstrap.min.css" integrity="sha384-PsH8R72JQ3SOdhVi3uxftmaW6Vc51MKb0q5P2rRUpPvrszuE4W1povHYgTpBfshb" crossorigin="anonymous">
<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/2.2.4/jquery.min.js"></script>
<script>
// fungsi untuk melakukan request AJAX dan mengembalikan objek Promise
function getUsers(url) {
return new Promise(function(resolve, reject) {
$.ajax({
url: url,
method: 'get'
}).done(function(hasil) {
// simpan hasil dari AJAX ke callback 'resolve' dari Promise
// untuk kemudian nanti dipakai oleh fungsi '.then'
resolve(hasil);
}).fail(function() {
reject('Error pada request AJAX!');
});
})
}
// fungsi untuk mengubah data JSON ke list dan tabel HTML
function ubahDataKeHTML(datauser) {
console.log('Janji pertama (request AJAX) telah dipenuhi');
var list = '<h3>Data users dalam format list</h3>';
list += '<ul>';
var tabel = '<h3>Data users dalam format tabel</h3>';
tabel += '<table class="table table-bordered">';
$.each( datauser, function( key, value ) {
list += '<li>'+value.name+' - '+value.email+'</li>'
tabel += '<tr><td>'+value.name+'</td><td>'+value.email+'</td></tr>'
});
list += '</ul>';
tabel += '</table>';
return {htmlList: list, htmlTable: tabel};
}
// fungsi untuk menginject HTML ke dalam div .container
function injectHTML(html) {
console.log('Janji kedua (ubah JSON ke HTML) telah dipenuhi');
return $('.container').append(html.htmlList).append(html.htmlTable);
}
// fungsi untuk menampilkan log pada console
function terakhir(objJquery) {
console.log('Janji terakhir (inject HTML ke .container) telah dipenuhi');
console.log('Berikut objek jQuery dari nilai balik callback Janji (Promise) sebelumnya:');
console.log(objJquery);
}

// setiap kali '.then' dipanggil maka akan mengembalikan objek Promise
// dan nilai balik dari callback bisa diakses pada callback berikutnya
// yang bisa kita 'chain' tanpa batas
// fungsi '.catch' menangkap hasil dari callback 'reject' yang apabila terjadi
// maka Promise tidak bisa terpenuhi
getUsers('https://jsonplaceholder.typicode.com/users')
.then(hasil => ubahDataKeHTML(hasil))
.then(html => injectHTML(html))
.then(objJquery => terakhir(objJquery))
.catch(error => {
console.log(error);
$('.container').html('<div class="alert alert-danger">Data users gagal diambil disebabkan oleh : '+error+'</div>');
});
</script>
</head>
<body>
<div class="container"></div>
</body>
</html>


Kita akan melihat hasil sebagai berikut untuk kode di atas:





Syntax alternatif untuk chaining Promise menggunakan standar ES2017 adalah dengan menggunakan async/await seperti berikut ini:



promise3.html


<script>
...

// alternatif chaining dengan menggunakan 'async/await'
async function ambilUserDanTampilkan(url) {
try {
let hasil = await getUsers(url);
let html = await ubahDataKeHTML(hasil);
let objJquery = await injectHTML(html);
terakhir(objJquery);
} catch(error) {
console.log(error);
$('.container').html('<div class="alert alert-danger">Data users gagal diambil disebabkan oleh : '+error+'</div>');
}
}
// jalankan fungsi async
ambilUserDanTampilkan('https://jsonplaceholder.typicode.com/users');

</script>


Promise.all


Ada kalanya dalam membangun aplikasi web interaktif dengan Javascript kita ingin suatu kode dieksekusi ketika semua persyaratan (eksekusi kode lain) sudah terpenuhi, tanpa memperdulikan urutan selesai-nya persyaratannya tersebut. Misalnya kita melakukan request AJAX ke banyak sumber yang berbeda dan setelah semua request AJAX selesai kita akan mengeksekusi kode terakhir yang menampilkan kotak alert menandakan bahwa semua request tersebut telah selesai, maka kita bisa menggunakan metode Promise.all dalam hal ini. Mari kita ilustrasikan dengan kode berikut ini:



promise-all.html


<!doctype html>
<html>
<head><title>Promise</title><meta charset="UTF-8">
<link rel="stylesheet" href="https://maxcdn.bootstrapcdn.com/bootstrap/4.0.0-beta.2/css/bootstrap.min.css" integrity="sha384-PsH8R72JQ3SOdhVi3uxftmaW6Vc51MKb0q5P2rRUpPvrszuE4W1povHYgTpBfshb" crossorigin="anonymous">
<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/jquery/2.2.4/jquery.min.js"></script>
<script>

function autentikasiUser(url, username, password) {
return new Promise(function(resolve, reject) {
// lakukan request AJAX
// kita umpamakan berhasil dan selesai dalam waktu 1,5 detik
setTimeout(function(){
resolve("Autentikasi user berhasil!"); console.log('Autentikasi berhasil'); }, 1500);
});
}

function ambilDataBerita(url) {
return new Promise(function(resolve, reject) {
// lakukan request AJAX
// kita umpamakan berhasil dan selesai dalam waktu 2,5 detik
setTimeout(function(){
resolve('berita terbaru berhasil diambil'); console.log('Berita berhasil diambil'); }, 2500);
});
}

function ambilDataCuaca(url) {
return new Promise(function(resolve, reject) {
// lakukan request AJAX
// kita umpamakan berhasil dan selesai dalam waktu 3,5 detik
setTimeout(function(){
resolve('Data cuaca berhasil diambil'); console.log('Cuaca berhasil diambil'); }, 3500);
});
}

let c = ambilDataCuaca('http://servercuaca.com');
let a = autentikasiUser('http://serverautentikasi.com', 'dicarve', 'rahasia');
let b = ambilDataBerita('http://serverberita.com');

let pAll = Promise.all([c, b, a]).then(hasil => {
console.log('Semua Promise (Janji) telah terpenuhi');
$('.container .alert').removeClass('alert-info').addClass('alert-success').html('Semua data berhasil diambil dari server!');
}, error => {
console.log('Terjadi error karena salah satu Promise tidak bisa terpenuhi!')
$('.container .alert').removeClass('alert-info').addClass('alert-danger').html('Error disebabkan oleh: '+error);
});

</script>
</head>
<body>
<div class="container"><div class="alert alert-info">Loading data...</div></div>
</body>
</html>


Ketika kita menggunakan Promise.all, argumen yang digunakan harus berupa Array yang mengandung semua fungsi Promise yang kita eksekusi. Apabila semua fungsi Promise ini berhasil dan terpenuhi (resolve), maka kode di dalam callback pertama fungsi .then akan dieksekusi. Sedangkan apabila salah satu saja gagal alias reject, maka callback kedua akan dijalankan dan pesan error akan muncul. Bagaimana? menarik bukan? sekali kita paham akan pemanfaatan Promise maka kemungkinan besar kita akan banyak memanfaatkannya untuk menuliskan kode yang lebih elegan untuk operasi-operasi asynchronous di kode Javascript kita. Selamat mencoba!

Read More

27 December 2017

Template Aplikasi Web CRUD Sederhana dengan CodeIgniter

21:31 0

CodeIgniter (CI) adalah framework MVC berbasis PHP favorit saya, terserah deh orang-orang mau bilang sudah ketinggalan zaman, kurang elegan, kurang "artistis" lah 🤣🤣🤣. Cepat, konfigurasi minimal, tanpa harus menggunakan perintah command-line (eeeehhhmmmm 😬), learning-curve relatif landai dibandingkan framework MVC lain, dan dokumentasi yang mantap dan mudah dimengerti adalah sebagian dari kelebihan CI yang saya suka (subjektif pastinya). Beberapa aplikasi Open Source yang saya kembangkan seperti Pustakawan dan Arteri menggunakan CI sebagai framework-nya. Karena operasi CRUD (Create-Read-Update-Delete) adalah operasi paling umum dalam sebuah sistem informasi maka kali ini saya akan menuliskan aplikasi web untuk operasi CRUD minimalistik dengan CI yang mungkin bisa bermanfaat sebagai template bagi teman-teman dalam mengembangkan aplikasi lain. Untuk contoh aplikasi CRUD yang kita bangun adalah aplikasi data users dengan tiga buah field/ruas: id, nama dan email.



Konfigurasi


Karena ini contoh yang minimalistik maka untuk database lagi-lagi kita gunakan SQLite3. Untuk menggunakan SQLite3 sebagai storage penyimpanan data, maka kita perlu mengkonfigurasi CI dengan membuka file application/config/database.php dan menuliskan konfigurasi database seperti ini:

application/config/database.php


$db['default'] = array(
'dsn' => 'sqlite:./db/db.sq3',
'hostname' => 'localhost',
'username' => '',
'password' => '',
'database' => '',
'dbdriver' => 'pdo',
'dbprefix' => '',
'pconnect' => FALSE,
'db_debug' => (ENVIRONMENT !== 'production'),
'cache_on' => FALSE,
'cachedir' => '',
'char_set' => 'utf8',
'dbcollat' => 'utf8_general_ci',
'swap_pre' => '',
'encrypt' => FALSE,
'compress' => FALSE,
'stricton' => FALSE,
'failover' => array(),
'save_queries' => TRUE
);


Buatlah sebuah folder dengan nama db pada direktori root CI, karena folder ini akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan file database SQLite3 aplikasi ini. Selanjutnya bukalah file konfigurasi application/config/autoload.php dan ubahlah baris dengan tulisan $autoload['helper'] = array(); menjadi $autoload['helper'] = array('url');.



Controller


Kita tidak perlu buat file controller khusus, langsung saja kita ubah file controller bawaan CI yaitu application/controllers/Welcome.php dan ubah isi kode di dalamnya dengan editor teks dengan kode berikut ini:



application/controllers/Welcome.php


<?php defined('BASEPATH') OR exit('No direct script access allowed');

class Welcome extends CI_Controller {

public function __construct() {
parent::__construct();
$this->load->database();
}

public function index()
{
// buat tabel 'users' apabila belum ada
$this->db->query('CREATE TABLE IF NOT EXISTS users (id VARCHAR PRIMARY KEY, nama VARCHAR, email VARCHAR UNIQUE)');
// apakah ada pencarian data spesifik dengan kata kunci tertentu?
$search = $this->input->get('search');
if (!empty($search)) {
$this->db->like('id', $search, 'both');
$this->db->or_like('nama', $search, 'both');
$this->db->or_like('email', $search, 'both');
}
$users = $this->db->get('users');
$data['result'] = $users->result_array();
$data['num_rows'] = $users->num_rows();
$this->load->view('head');
$this->load->view('read', $data);
$this->load->view('foot');
}

public function save()
{
$input['id'] = $this->input->post('id');
$input['nama'] = $this->input->post('nama');
$input['email'] = $this->input->post('email');
$updateID = $this->input->post('updateID');
if (!empty($updateID)) {
$this->db->where('id', $updateID);
$this->db->update('users', $input);
} else {
$this->db->insert('users', $input);
}
redirect('/welcome/index');
}

public function create()
{
$this->load->view('head');
$this->load->view('create');
$this->load->view('foot');
}

public function update($id)
{
$this->db->where('id', $id);
$data['update'] = $this->db->get('users')->row_array();
$this->load->view('head');
$this->load->view('create', $data);
$this->load->view('foot');
}

public function delete($id)
{
$this->db->where('id', $id);
$data['delete'] = $this->db->get('users')->row_array();
$this->load->view('head');
$this->load->view('delete', $data);
$this->load->view('foot');
}

public function real_delete()
{
$id = $this->input->post('id');
$this->db->where('id', $id);
$this->db->delete('users');
redirect('/welcome/');
}
}


Views


Untuk view buatlah file-file PHP dengan nama-nama berikut: create.php, delete.php, foot.php, head.php, read.php dan isikan masing-masing file tersebut dengan kode-kode sebagai berikut:



application/views/head.php


<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="utf-8">
<title>CRUD</title>
<link rel="stylesheet" href="https://maxcdn.bootstrapcdn.com/bootstrap/4.0.0-beta.2/css/bootstrap.min.css" integrity="sha384-PsH8R72JQ3SOdhVi3uxftmaW6Vc51MKb0q5P2rRUpPvrszuE4W1povHYgTpBfshb" crossorigin="anonymous">
</head>
<body>
<nav class="navbar navbar-expand-lg navbar-dark bg-dark">
<a class="navbar-brand" href="<?php echo site_url('/welcome/') ?>">CRUD</a>
<button class="navbar-toggler" type="button" data-toggle="collapse" data-target="#menu" aria-controls="navbarSupportedContent" aria-expanded="false" aria-label="Toggle navigation">
<span class="navbar-toggler-icon"></span>
</button>

<div class="collapse navbar-collapse" id="menu">
<ul class="navbar-nav mr-auto">
<li class="nav-item">
<a href="<?php echo site_url('/welcome/') ?>" class="nav-link">List</a>
</li>
<li class="nav-item">
<a href="<?php echo site_url('/welcome/create') ?>" class="nav-link">Create New User</a>
</li>
</ul>
</div>
</nav>


application/views/foot.php


<!-- tambahkan file library javascript apabila dibutuhkan pada bagian ini -->
</body>
</html>


application/views/read.php


<?php
/**
* View untuk menampilkan daftar/list data (Read)
* beserta dengan form yang memungkinkan pencarian data spesifik dengan kata kunci
*
*/
?>
<br/>
<div class="container">

<div class="card">
<div class="card-body">
<form method="get" action="<?php echo site_url('/welcome/') ?>" class="form-inline">
<div class="form-group">
<input type="text" class="form-control" name="search" id="search" placeholder="Kata Kunci Pencarian">
</div>  
<button type="submit" class="btn btn-primary">Cari</button>
</form>
</div>
</div>

<br/>

<div class="alert alert-info">Ditemukan data dalam jumlah <strong><?php echo $num_rows ?></strong></div>
<table class="table table-bordered">
<tr>
<th>ID</th><th>Nama</th><th>E-mail</th>
<th style="width: 1%;"> </th><th style="width: 1%;"> </th>
</tr>
<?php foreach ($result as $r) {
echo '<tr>';
echo '<td>'.$r['id'].'</td><td>'.$r['nama'].'</td><td>'.$r['email'].'</td>';
echo '<td><a href="'.site_url('/welcome/update/'.$r['id']).'" class="btn btn-primary">Edit</a></td>';
echo '<td><a href="'.site_url('/welcome/delete/'.$r['id']).'" class="btn btn-danger">Delete</a></td>';
echo '</tr>';
}
?>
</table>

</div>


application/views/create.php


<?php
/**
* View untuk form penambahan (Create) data dan sekaligus pengubahan (Update) data
*
*/
// periksa apakah kita sedang dalam mode 'Update'
if (!isset($update)) {
$update = array('id' => '', 'nama' => '', 'email' => '');
} else {
$update_flag = '<input type="hidden" name="updateID" value="'.$update['id'].'">';
}
?>
<br/>
<div class="container">

<?php if (isset($update_flag)) {
echo '<div class="alert alert-info">Anda akan mengubah data user <strong>'.$update['nama'].'</strong></div>';
} ?>
<div class="card">
<div class="card-body">
<form method="post" action="<?php echo site_url('/welcome/save') ?>">
<div class="form-group">
<label for="id">ID</label>
<input type="text" class="form-control" name="id" id="id" value="<?php echo $update['id'] ?>" placeholder="ID User">
</div>
<div class="form-group">
<label for="nama">Nama</label>
<input type="text" class="form-control" name="nama" id="nama" value="<?php echo $update['nama'] ?>" placeholder="Nama">
</div>
<div class="form-group">
<label for="email">E-mail</label>
<input type="email" class="form-control" name="email" id="email" value="<?php echo $update['email'] ?>" placeholder="E-mail">
</div>
<?php if (isset($update_flag)) {
echo $update_flag;
} ?>
<button type="submit" class="btn btn-primary">Save</button>
</form>
</div>
</div>

</div>


application/views/delete.php


<?php
/**
* View untuk proses konfirmasi penghapusan data (Delete)
*
*/
?>
<br />
<div class="container">

<div class="card">
<div class="card-body">
<form method="post" action="<?php echo site_url('/welcome/real_delete') ?>">
<p>Apakah anda yakin ingin menghapus user <strong><?php echo $delete['nama'] ?></strong></p>
<input type="hidden" name="id" value="<?php echo $delete['id'] ?>">
<a class="btn btn-primary" href="<?php echo site_url('/welcome/') ?>">BATAL</a>
<button type="submit" class="btn btn-danger">DELETE</button>
</form>
</div>
</div>

</div>


Selesai! Apabila semua kode sudah ditulis dengan benar maka kita akan melihat antar muka aplikasi kita seperti berikut ini:





Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

Read More

21 December 2017

Frontend aplikasi web dengan AngularJS dan backend PHP

14:18 0

Sebenarnya topik ini sudah agak basi, tetapi berhubung saya ingin mendokumentasikan "eksperimen" saya pada framework frontend dan backend untuk pengembangan aplikasi berbasis web, maka saya tetap ingin menulis artikel ini. Bagi teman-teman yang belum mengenal framework AngularJS, bisa membaca FAQ-nya di halaman FAQ AngularJS. Intinya AngularJS adalah framework untuk membangun antarmuka aplikasi web berbasis Javascript. Ada dua versi Angular, AngularJS (versi 1) dan Angular (versi 2) yang full terintegrasi dengan Node.js, yang saya bahas adalah versi pertama dimana kita tidak perlu menggunakan Node.js. Kenapa saya memilih versi ini karena versi pertama bisa kita integrasikan dengan project aplikasi web yang sudah dengan backend apapun, dalam artikel ini saya menggunakan PHP.



Instalasi


Untuk menggunakan AngularJS kita perlu mengunduh (download) file Javascript-nya AngularJS terlebih dahulu. Setelah file Javascript AngularJS telah terunduh berikutnya kita tinggal me-link file Javascript tersebut dari dalam kode HTML kita. Pada artikel ini saya menempatkan file angular.min.js pada direktori libs/js/angular.min.js. Apabila kita masukkan pada kode HTML akan seperti ini:

<!doctype html>
<html ng-app="arsipApp"><head>
<title>Aplikasi Web Arsip</title>
<script src="libs/js/angular.min.js"></script>
<link rel="stylesheet" href="https://maxcdn.bootstrapcdn.com/bootstrap/4.0.0-beta.2/css/bootstrap.min.css" integrity="sha384-PsH8R72JQ3SOdhVi3uxftmaW6Vc51MKb0q5P2rRUpPvrszuE4W1povHYgTpBfshb" crossorigin="anonymous">
</head>

Atau apabila aplikasi web kita sudah kita letakkan pada server dan sudah terkoneksi dengan jaringan Internet maka kita bisa memanfaatkan layanan CDN:
<!doctype html>
<html ng-app="arsipApp"><head>
<title>Aplikasi Web Arsip</title>
<script src="https://ajax.googleapis.com/ajax/libs/angularjs/1.6.6/angular.min.js" crossorigin="anonymous"></script>
<link rel="stylesheet" href="https://maxcdn.bootstrapcdn.com/bootstrap/4.0.0-beta.2/css/bootstrap.min.css" integrity="sha384-PsH8R72JQ3SOdhVi3uxftmaW6Vc51MKb0q5P2rRUpPvrszuE4W1povHYgTpBfshb" crossorigin="anonymous">
</head>

Pada kode di atas saya juga me-link file HTML dengan framework CSS Bootstrap agar tampilan aplikasi web sedikit lebih nyaman dilihat.

Frontend static


Bagi teman-teman yang sudah menggunakan aplikasi web Gmail atau Google Mail maka akan melihat bahwa Google membangun antarmukanya dengan menggunakan Javascript yang kemungkinan juga merupakan cikal bakal dari lahirnya framework AngularJS ini. AngularJS menganut prinsip MVW (Model-View-Whatever), dimana file HTML merupakan View (tampilan) dan kode Javascript yang mengandung logika aplikasi dan model (controller). Untuk contoh aplikasi web yang saya buat untuk artikel ini saya akan membuat aplikasi web untuk pendataan Arsip sederhana. Untuk melihat cara kerja dari AngularJS ada baiknya kita coba dengan menggunakan halaman web sederhana yang menggunakan data tidak permanen (data tidak disimpan secara permanen ke backend). Buatlah sebuah file HTML dengan nama index.html dan isikan dengan kode HTML berikut:


index.html


<!doctype html>
<html ng-app="arsipApp">
<head>
<title>Aplikasi Web Arsip</title>
<script src="libs/js/angular.min.js"></script>
<script src="controllers/arsip.js"></script>
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="libs/bootstrap/css/bootstrap.min.css" />
</head>
<body>
<div class="container">
<h2>Aplikasi Arsip</h2>
<hr/>
<div ng-controller="arsipController as arsip">
<input type="text" ng-model="arsip.cari" class="form-control" style="border-radius: 50px;" placeholder="Masukkan kata kunci untuk mencari" />
<hr/>
<h5>Tambah Data Arsip</h5>
<form name="formArsip" ng-submit="arsip.tambah()">
<div class="row">
<div class="col">
<input type="text" ng-model="arsip.inputKode" class="form-control" placeholder="Kode arsip" required />
</div>
<div class="col">
<input type="text" ng-model="arsip.inputJudul" class="form-control" placeholder="Judul arsip" required />
</div>
<div class="col">
<input class="btn btn-primary" type="submit" value="Tambah" ng-disabled="formArsip.$invalid">
</div>
</div>
</form>
<hr/>
<div class="alert alert-info">Jumlah total arsip {{arsip.total()}}</div>
<table class="table table-bordered table-striped">
<thead>
<tr><th>Kode</th><th>Judul</th><th> </th></tr>
</thead>
<tbody>
<tr ng-repeat="data in arsip.data | filter:arsip.cari track by data.kode">
<td>{{data.kode}}</td>
<td>{{data.judul}}</td>
<td><button type="button" class="btn btn-danger" ng-click="arsip.hapus(data.kode)">Hapus</button></td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div>
</div>
</body>
</html>


Buatlah sebuah direktori baru dengan nama controllers, dan didalam direktori baru ini buatlah sebuah file Javascript bernama arsip.js. Isikan file tersebut dengan kode berikut:



controllers/arsip.js


/**
* Modul "arsipApp"
* Controller "arsipController"
*/
angular.module('arsipApp', []).controller('arsipController', function() {
// variabel "arsip" merujuk kepada objek/instance dari "arsipController"
var arsip = this;

// controller "arsipController" memiliki property/anggota "data" untuk menampung data arsip
arsip.data = [];

// metode "tambah" untuk menambahkan data arsip
arsip.tambah = function() {
arsip.data.push({kode: arsip.inputKode, judul:arsip.inputJudul});
arsip.inputJudul = '';
arsip.inputKode = '';
};

// metode "hapus" untuk menghapus data arsip terpilih
arsip.hapus = function() {
var konf = confirm('Yakin akan menghapus data ini?');
if (konf) {
arsip.data.splice(this.$index, 1);
}
};

// metode "total" untuk mendapatkan jumlah total data arsip
arsip.total = function() {
var count = arsip.data.length;
return count;
};
});


Pada kode HTML index.html coba perhatikan pada atribut tag yang saya berikan warna kuning, atribut-atribut tersebut adalah atribut spesifik AngularJS atau biasa juga disebut directive. Atribut ng-app contohnya menandakan bahwa halaman web ini menggunakan modul arsipApp yang kita definisikan pada file controllers/arsip.js, sedangkan atribut ng-controller menetapkan bahwa semua yang berada di dalam scope atau cakupan dari tag tersebut bisa menggunakan controller arsipController yang instance/objek-nya bernama arsip sebagaimana tertulis arsipController as arsip. Atribut ng-repeat kita gunakan untuk melakukan iterasi/loop data. Atribut ng-model mengikat (binding) tag tersebut ke properti yang namanya didefinisikan di dalamnya. Atribut ng-click, ng-submit merupakan atribut terkait event yang terjadi pada browser, dimana nilai atribut-atribut ini biasanya memanggil metode-metode yang sudah kita definisikan pada controller arsipController. Adapun untuk menampilkan nilai (value) dari suatu variabel Javascript pada AngularJS kita menggunakan ekspresi {{namaVariabel}}. Apabila kita buka file index.html pada browser maka kita akan melihat tampilan seperti berikut ini:





Coba isikan beberapa data arsip untuk melihat hasilnya.



Frontend Dinamis dengan Backend server


Sayangnya pada contoh aplikasi yang kita buat sebelumnya, data arsip yang kita buat tidaklah permanen karena aplikasi sebenarnya hanya berjalan di sisi client saja (browser), sehingga ketika browser kita tutup maka data arsip yang sudah kita masukkan hilang. Agar kita bisa menyimpan data arsip secara permanen maka kita harus menggunakan backend server, salah satunya dengan menggunakan PHP. Kita bisa juga menggunakan solusi penyimpanan data cloud seperti Firebase atau Google Cloud. Untuk contoh kali ini kita akan membuat backend sendiri dengan menggunakan PHP dan database SQLite. Buatlah sebuah folder pada direktori web server dengan nama testws dan di dalamnya buatlah file PHP dengan nama index.php, db.php, post.php dan sebuah direktori kosong dengan nama db (sebagai tempat file database SQLite_. Isikan file index.php dengan kode sebagai berikut:



htdocs/testws/db.php


<?php
// koneksi ke database SQLite3
try {
$pdo = new PDO('sqlite:./db/arsip.sq3', null, null, array(PDO::ATTR_PERSISTENT => true));
} catch(Exception $e) {
$error = array('error' => 'Gagal terkoneksi ke database karena '.$e);
// tampilkan data dalam format json
header('Access-Control-Allow-Origin: *');
header('Content-type: application/json');
echo json_encode($error); die();
}

// buat tabel apabila belum ada
$table_def = 'CREATE TABLE IF NOT EXISTS arsip (kode VARCHAR PRIMARY KEY, judul VARCHAR NOT NULL)';
$create = $pdo->exec($table_def);
if ($create === false) {
$error = array('error' => 'Error ketika membuat tabel!');
// tampilkan data dalam format json
header('Access-Control-Allow-Origin: *');
header('Content-type: application/json');
echo json_encode($error); die();
}


Script PHP index.php melakukan koneksi ke database SQLite dengan nama arsip.sq3 dan membuat tabel arsip apabila belum ada sebelumnya.



htdocs/testws/index.php


<?php
// koneksi ke database SQLite3
require 'db.php';

// ambil data
$json = array();
$select_str = 'SELECT * FROM arsip';

// filter data berdasarkan kata kunci pencarian
$filter = filter_input(INPUT_GET, 'katakunci');
if ($filter) {
$select_str .= " WHERE kode LIKE '$filter%' OR judul LIKE '%$filter%'";
}
$query_data = $pdo->query($select_str);
while ($row = $query_data->fetch(PDO::FETCH_ASSOC)) {
$json[] = $row;
}

// tampilkan data dalam format json
header('Access-Control-Allow-Origin: *');
header('Content-type: application/json');
echo json_encode($json); die();


Script PHP index.php menampilkan data dalam format JSON.



htdocs/testws/post.php


<?php
// koneksi ke database SQLite3
require 'db.php';

// masukkan data
$post_data = file_get_contents('php://input');
$input = json_decode($post_data);
if (is_object($input)) {
$sth = $pdo->prepare('REPLACE INTO arsip VALUES (:kode, :judul)');
$data = array(':kode' => $input->kode, ':judul' => $input->judul);
$sth->execute($data);

$json = array('status' => 'sukses');
} else {
$json = array('status' => 'gagal');
}

// tampilkan data dalam format json
header('Access-Control-Allow-Origin: *');
header('Access-Control-Allow-Headers: *');
header('Access-Control-Allow-Methods: POST');
header('Content-type: application/json');
echo json_encode($json); die();


Script PHP post.php menerima data dalam format JSON melalui front end AngularJS untuk dimasukkan ke database SQLite.




htdocs/testws/delete.php


<?php
// koneksi ke database SQLite3
require 'db.php';

// masukkan data
$kode_delete = file_get_contents('php://input');;
if (!empty($kode_delete)) {
$sth = $pdo->prepare('DELETE FROM arsip WHERE kode=:kode');
$data = array(':kode' => $kode_delete);
$sth->execute($data);

$json = array('status' => 'sukses');
} else {
$json = array('status' => 'gagal');
}

// tampilkan data dalam format json
header('Access-Control-Allow-Origin: *');
header('Access-Control-Allow-Headers: *');
header('Access-Control-Allow-Methods: DELETE');
header('Content-type: application/json');
echo json_encode($json); die();


Script PHP delete.php menghapus record arsip pada database SQLite sesuai dengan kode yang dikirim melalui front end AngularJS. Kita juga harus mengubah kode controller Javascript kita pada file arsip.js agar menggunakan service $http yang disediakan oleh AngularJS untuk melakukan request AJAX ke backed server PHP yang sudah kita buat.



controllers/arsip.js


/**
* Modul "arsipApp"
* Controller "arsipController"
*/
angular.module('arsipApp', []).controller('arsipController', function($scope, $http) {
// variabel "arsip" merujuk kepada objek/instance dari "arsipController"
var arsip = this;

// controller "arsipController" memiliki property/anggota "data" untuk menampung data arsip
arsip.data = [];
// ambil data arsip dari server
$http.get('http://localhost/testws/index.php').then(function(response) {
arsip.data = response.data;
});

// metode "tambah" untuk menambahkan data arsip
arsip.tambah = function() {
var baru = {kode:arsip.inputKode, judul:arsip.inputJudul};
var updateIndex = arsip.data.findIndex(function(obj) {
return obj.kode == arsip.inputKode;
});
$http.post('http://localhost/testws/post.php', angular.toJson(baru))
.then(function() {
if (updateIndex > -1) {
arsip.data[updateIndex].kode = arsip.inputKode;
arsip.data[updateIndex].judul = arsip.inputJudul;
} else {
arsip.data.push(baru);
}
arsip.inputJudul = '';
arsip.inputKode = '';
}, function() {
alert('Data gagal dimasukkan ke database');
});
};

// metode "hapus" untuk menghapus data arsip terpilih
arsip.hapus = function(kode) {
var deleteIndex = arsip.data.findIndex(function(obj) {
return obj.kode == kode;
});
var konf = confirm('Yakin akan menghapus data ini?');
if (konf) {
$http.delete('http://localhost/testws/delete.php', {data: kode})
.then(function() {
arsip.data.splice(deleteIndex, 1);
}, function() {
alert('Data gagal dihapus ke database');
});
}
};

// metode "ubah" untuk mengubah data arsip
arsip.ubah = function(kode) {
var ubahIndex = arsip.data.findIndex(function(obj) {
return obj.kode == kode;
});
console.log(arsip.inputKode);
arsip.inputJudul = arsip.data[ubahIndex].judul;
arsip.inputKode = arsip.data[ubahIndex].kode;
};

// metode "total" untuk mendapatkan jumlah total data arsip
arsip.total = function() {
var count = arsip.data.length;
return count;
};
});


Pada kode view index.html kita ubah sedikit kode HTML pada bagian tag table menjadi seperti berikut ini:



index.html


...
<table class="table table-bordered table-striped">
<thead>
<tr><th>Kode</th><th>Judul</th><th> </th><th> </th></tr>
</thead>
<tbody>
<tr ng-repeat="data in arsip.data | filter:arsip.cari track by data.kode">
<td>{{data.kode}}</td>
<td>{{data.judul}}</td>
<td><button type="button" class="btn btn-info" ng-click="arsip.ubah(data.kode)">Ubah</button></td>
<td><button type="button" class="btn btn-danger" ng-click="arsip.hapus(data.kode)">Hapus</button></td>
</tr>
</tbody>
</table>
...




Dengan menggunakan kode baru ini maka aplikasi web AngularJS kita telah menggunakan data real-time ke server backend menggunakan PHP dan database SQLite, silahkan dicoba untuk memasukkan data, menghapus dan mengubah data. Selamat coding dan mencoba 😁.

Read More

13 December 2017

Membangun Aplikasi Web dengan Platform MVC Rails (Ruby)

13:44 0

Ruby dikenal sebagai salah satu bahasa pemrograman yang relatif mudah dipelajari. Salah satu framework Model-View-Controller yang cukup populer berbasis Ruby adalah Rails. Kali ini saya tertarik untuk mendokumentasikan pengembangan aplikasi web dengan menggunakan framework Rails. Untuk menggunakan Rails tentunya kita harus memastikan bahwa Ruby sudah terinstall pada Komputer/PC kita. Ruby pada sistem operasi GNU/Linux, macOS dan beberapa varian UNIX lain biasanya sudah terinstall secara default, sedangkan bagi pengguna sistem operasi Windows harus menginstall Ruby terlebih dahulu melalui RubyInstaller. Bagi pengguna macOS seperti saya ada baiknya menginstall Homebrew terlebih dahulu, untuk memudahkan instalasi perangkat lunak tambahan pihak ketiga seperti Rails. Ada beberapa persyaratan perangkat lunak yang harus tersedia sebelum kita mulai menggunakan Rails yang instalasinya akan saya jelaskan pada paragraf-paragraf berikutnya. Pastikan komputer/PC kita terkoneksi dengan jaringan Internet untuk melalui tahapan proses instalasi Rails.



Instalasi


GNU/Linux


Pengguna GNU/Linux dengan distro-distro populer seperti Ubuntu, Debian, CentOS, SuSe, RedHat, dsb. dapat menginstall Rails dengan mudah menggunakan aplikasi package-manager bawaan. Seperti pada Ubuntu 16.04 kita jalankan perintah-perintah berikut ini secara berurutan pada aplikasi console/terminal:

curl -sL https://deb.nodesource.com/setup_8.x | sudo -E bash -
curl -sS https://dl.yarnpkg.com/debian/pubkey.gpg | sudo apt-key add -
echo "deb https://dl.yarnpkg.com/debian/ stable main" | sudo tee /etc/apt/sources.list.d/yarn.list
sudo apt-get update
sudo apt-get install git-core zlib1g-dev build-essential libssl-dev libreadline-dev libyaml-dev libsqlite3-dev sqlite3 libxml2-dev libxslt1-dev libcurl4-openssl-dev python-software-properties libffi-dev nodejs yarn
git clone https://github.com/rbenv/rbenv.git ~/.rbenv
echo 'export PATH="$HOME/.rbenv/bin:$PATH"' >> ~/.bashrc
echo 'eval "$(rbenv init -)"' >> ~/.bashrc
exec $SHELL
git clone https://github.com/rbenv/ruby-build.git ~/.rbenv/plugins/ruby-build
echo 'export PATH="$HOME/.rbenv/plugins/ruby-build/bin:$PATH"' >> ~/.bashrc
exec $SHELL
rbenv install 2.4.2
rbenv global 2.4.2
gem install bundler
gem install rails
rbenv rehash

Wwweeeeww panjang yak! 😂😂😂. Kalau tidak ada masalah dalam proses perjalanan instalasinya maka Rails siap digunakan.



Apple macOS


Tahapan paling pertama adalah pastikan bahwa kita sudah menginstall Xcode dan command-line toolsnya (bisa didownload gratis melalui laman resmi Apple di https://developer.apple.com/xcode/ (ukuran file instalasi Xcode besar, pastikan mengunduh dengan menggunakan jaringan WiFi atau LAN, kecuali paket data 4G Anda unlimited FUP-nya :D ). Apabila Xcode sudah terinstall berikutnya buka Terminal dan jalankan:

xcode-select --install

Akan muncul dialog terkait dengan lisensi yang harus kita setujui. Pengguna GNU/Linux, UNIX, ataupun Windows tidak perlu melakukan tahap ini.



Khusus pengguna Apple macOS jangan lupa meng-install Homebrew pada macOS dengan membuka aplikasi Terminal dan jalankan perintah berikut:

/usr/bin/ruby -e "$(curl -fsSL https://raw.githubusercontent.com/Homebrew/install/master/install)"



Berikutnya jangan lupa mengupdate "gem" (package manager khusus library Ruby) ke versi terbaru:

sudo gem update --system



Lagi-lagi Khusus pengguna Apple macOS, tahap berikutnya kita perlu menginstall library libxml2 dari Homebrew, karena entah kenapa di macOS High Sierra (11.13.1) dengan Xcode versi teranyar selalu gagal di proses kompilasi library Nokogiri (parser HTML dan XML) karena libxml2 yang tidak cocok.

brew install libxml2
sudo gem install -n /usr/local/bin nokogiri -- --use-system-libraries --with-xml2-include=$(brew --prefix libxml2)/include/libxml2



Setelah semua sukses diinstall baru kemudian kita install Rails dan Bundler dengan perintah:

sudo gem install -n /usr/local/bin rails
sudo gem install -n /usr/local/bin bundler


Tunggu proses hingga selesai. Apabila tidak muncul galat/error selama prosesnya makan Rails berhasil terinstall di Komputer/PC kita. Kemungkinan besar Anda akan bertanya apa itu "Bundler"? Bundler adalah dependancy manager semua gems (library Ruby) untuk project aplikasi yang dibangun dengan Rails. Dengan menggunakan bundle kita memastikan bahwa requirement gems aplikasi web kita terpenuhi.



Microsoft Windows ( versi >= 7)


Instalasi Rails di sistem operasi Windows, bisa dibilang gampang-gampang susah (sebenarnya instalasi di GNU/Linux dan Apple macOS juga tidak bisa dibilang gampang 😂😂😂), karena ada beberapa perangkat lunak pendukung yang harus ada. Berikut langkah-langkahnya:


  1. Install Ruby dengan mengunduh/men-download dan menjalankan installer RubyInstaller. Pastikan opsi "Add Ruby executables to your PATH" dicentang pada saat proses instalasi

  2. Install MSYS2 dari http://www.msys2.org/, karena Rails akan membutuhkan library native Ruby yang dikompilasi dengan compiler C

  3. Unduh/download NodeJS dan jalankan installer-nya dari https://nodejs.org

  4. Buka/cari aplikasi "Start Command Prompt with Ruby" dari RubyInstaller yang terdapat pada menu utama Windows

  5. Pada Command Prompt Ruby ketikkan perintah:
    gem install rails
    gem install bundler


Apabila tidak ada masalah dalam proses perjalanan instalasinya maka Rails siap digunakan.



Membangun Aplikasi Web


Hampir serupa dengan model framework fullstack seperti Meteor yang saya tulis pada artikel sebelumnya, apabila kita akan membuat aplikasi web dengan Rails maka Rails akan membuatkan skeleton/kerangka dari aplikasi kita. Untuk membuat aplikasi web baru dengan Rails, maka pada Terminal jalankan perintah berikut:

rails new aplikasiweb -d sqlite3 -B
cd aplikasiweb/
bundle install

Tunggu sampai proses selesai. Perintah diatas membuat sebuah direktori aplikasi web baru bernama "aplikasiweb" beserta dengan skeleton/kerangka dan semua requirement yang dibutuhkan dan secara default menggunakan database sqlite3 sebagai backend penyimpanan datanya, bagi penggemar MySQL bisa diganti dengan mysql, bagi penggemar PostgreSQL bisa diganti dengan postgresql. SQLite3 dipilih karena dia sangat sederhana, hanya berbasis file dan tidak membutuhkan instalasi perangkat lunak tambahan, cocok untuk aplikasi web sederhana untuk belajar.



Controller dan Views


Ketika membangun aplikasi web berbasis MVC, biasanya saya membuat "Controller" terlebih dahulu, ada juga dengan yang mulai dengan membangun "Model" terlebih dahulu, ini masalah selera dan kebiasaan kalau menurut saya. Controller bisa kita anggap sebagai logika bisnis dari sebuah aplikasi, yang mengatur proses/flow aplikasi berjalan. Untuk membuat controller bernama "Home" dengan sebuah metode bernama "index" kita akan menjalankan perintah berikut:

rails generate controller home index

Setelah menjalankan perintah ini kita akan melihat bahwa rails membuat beberapa file, tetapi yang paling penting adalah file app/controllers/home_controller.rb dan app/views/home/index.html.erb, kedua file ini yang akan kita modifikasi isinya alias coding. Buka file explorer dan kemudian arahkan ke dalam direktori/folder aplikasiweb dan bukalah kedua file tersebut dengan editor teks favorit masing-masing.


Isikan kedua file tersebut dengan kode-kode seperti berikut ini:



app/controllers/home_controller.rb


class HomeController < ApplicationController
def index
@judul = 'Aplikasi Web Rails'
@isi = 'Halo Rails!'
end
end



app/views/home/index.html.erb


<h1><%= @judul %></h1>
<hr/>
<p><%= @isi %></p><

Fungsi dari file app/views/home/index.html.erb adalah sebagai "views" atau "tampilan" bagi controller "Home" dan metode "index".



Untuk melihat bagaimana aplikasi web sederhana ini berjalan, maka pada Terminal/console, pastikan kita berada di dalam direktori aplikasiweb, jalankan perintah berikut:

rails server -p 9000

Kemudian bukalah browser favorit masing-masing dan arahkan ke URL: http://localhost:9000/home/index dan kita akan melihat hasil seperti gambar berikut:


Apabila pada browser terlihat seperti tampilan di atas maka, selamat! kita sudah berhasil membuat aplikasi web dengan Rails pertama kita!



Sekarang kita ubah coding controller "Home" kita:

app/controllers/home_controller.rb


class HomeController < ApplicationController
# metode index
def index
@judul = 'Aplikasi Web Rails'
@isi = 'Halo Rails!'
end

# metode informasi
def informasi
@judul = 'Halaman Informasi'
@isi = 'Ini adalah halaman informasi terkait dengan aplikasi web yang dibangun dengan Rails. '
@isi << 'Rails adalah framework MVC berbasis Ruby yang banyak digunakan oleh pengembang aplikasi web '
@isi << 'di Internet'

# array daftar framework
@framework = [{:url => 'http://rubyonrails.org/', :text => 'Ruby on Rails'},
{:url => 'https://codeigniter.com/', :text => 'Codeigniter'},
{:url => 'http://www.web2py.com/init/default/index', :text => 'Web2py'}
]
end
end


Kita mendefinisikan metode baru bernama "informasi" yang nantinya akan diakses melalui URL http://localhost:9000/home/informasi. Tetapi sebelum bisa diakses kita perlu membuat sebuah file "views" yang akan menampilkan isi dari metode "informasi". Buatlah file app/views/home/informasi.html.erb dan isikan dengan kode berikut:

app/views/home/informasi.html.erb


<h1><%= @judul %></h1>
<hr/>
<p><%= @isi %></p>
<p>Framework MVC populer antara lain:
<ul>
<% @framework.each do |mv| %>
<li><a href="<%= mv[:url] %>"><%= mv[:text] %></a></li>
<% end %>
</ul>
</p>


Kemudian bukalah file config/routes.rb dan ubahlah isi file tersebut menjadi seperti berikut:

config/routes.rb


Rails.application.routes.draw do
root 'home#index'
get 'home/index'
get 'home/informasi'

# For details on the DSL available within this file, see http://guides.rubyonrails.org/routing.html
end


Buka browser kemudian arahkan ke URL: http://localhost:9000/home/informasi dan kita akan melihat hasil seperti gambar berikut:


Jangan lupa menambahkan daftar "route" pad file config/routes.rb, setiap kali kita menambahkan metode pada controller agar bisa diakses melalui browser.



Integrasi dengan framework UI (Bootstrap)


Sejauh ini contoh aplikasi yang kita buat tampilannya sangat sederhana, karena kita belum menambahkan CSS di aplikasi kita. Framework seperti Rails menyediakan cara mengintegrasikan framework UI seperti Bootstrap tanpa harus men-setup secara manual. Caranya adalah seperti ini:


  1. Matikan server Rails yang sedang berjalan pada Terminal/console/command prompt dengan menekan "Ctrl+C"

  2. Buka file Gemfile (bukan Gemfile.lock) yang terdapat pada root direktori aplikasi web Rails kita dengan editor teks dan kemudian pada baris akhir tambahkan:

    Gemfile


    # Bootstrap
    gem 'bootstrap', '~> 4.0.0.beta'
    gem 'jquery-rails'


  3. Kembali ke Terminal/console/command prompt, masuk ke direktori aplikasi web kita dan jalankan perintah:

    bundle install
    mv app/assets/stylesheets/application.css app/assets/stylesheets/application.scss


  4. Buka file app/assets/stylesheets/application.scss dengan editor teks dan kemudian pada baris akhir tambahkan:

    app/assets/stylesheets/application.scss


    @import "bootstrap";


  5. Buka file app/assets/javascripts/application.js dengan editor teks dan kemudian pada baris akhir tambahkan:

    app/assets/javascripts/application.js


    //= require jquery3
    //= require popper
    //= require bootstrap


  6. Hidupkan kembali server Rails dengan perintah:

    rails server -p 9000




Sebelum kita lihat efek perubahan halaman web kita dengan terinstallnya Bootstrap, mari kita ubah dulu kode di beberapa file views kita menjadi seperti berikut ini:

app/views/home/index.html.erb


<div class="jumbotron jumbotron-fluid" style="background-image: url('/bg.jpg'); background-size: cover;">
<div class="container">
<h1 class="display-3">Selamat Datang</h1>
<p class="lead">Ruby on Rails!</p>
</div>
</div>
<div class="container">
<h1><%= @judul %></h1>
<hr/>
<p><%= @isi %></p>
</div>



app/views/home/informasi.html.erb


<div class="container">
<h1 class="text-center"><%= @judul %></h1>
<hr/>
<p><%= @isi %></p>
<p>Framework MVC populer antara lain:
<ul>
<% @framework.each do |mv| %>
<li><a href="<%= mv[:url] %>"><%= mv[:text] %></a></li>
<% end %>
</ul>
</p>
</div>



Buatlah dua file views baru, masing-masing bernama _main_menu.html.erb dan _footer.html.erb, dan letakkan kedua file ini pada direktori app/views/layouts/ dan isikan masing-masing dengan kode berikut:

app/views/layouts/_main_menu.html.erb


<nav class="navbar navbar-dark bg-dark">
<a class="navbar-brand" href="/">Aplikasi Web Rails</a>
<button class="navbar-toggler" type="button" data-toggle="collapse" data-target="#mainMenu" aria-controls="mainMenu" aria-expanded="false" aria-label="Toggle navigation">
<span class="navbar-toggler-icon"></span>
</button>

<div class="collapse navbar-collapse" id="mainMenu">
<ul class="navbar-nav mr-auto">
<li class="nav-item"><a class="nav-link" href="/">Beranda</a></li>
<li class="nav-item"><a class="nav-link" href="/home/informasi">Informasi</a></li>
</ul>
</div>
</nav>



app/views/layouts/_footer.html.erb


<div class="jumbotron jumbotron-fluid">
<div class="container">
<h1 class="display-3">Selamat Datang</h1>
<p class="lead">Ruby on Rails!</p>
</div>
</div>
<div class="container">
<h1><%= @judul %></h1>
<hr/>
<p><%= @isi %></p>
</div>



Kemudian bukalah file app/views/layouts/application.html.erb yang merupakan file views layout utama aplikasi Rails dan isikan dengan kode berikut:

app/views/layouts/application.html.erb


<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Aplikasi Web Rails</title>
<meta name="dc.creator" content="Aditya Dees" />
<%= csrf_meta_tags %>

<%= stylesheet_link_tag 'application', media: 'all', 'data-turbolinks-track': 'reload' %>
<%= javascript_include_tag 'application', 'data-turbolinks-track': 'reload' %>
</head>

<body>
<%= render "layouts/main_menu" %>
<%= yield %>
<%= render "layouts/footer" %>
</body>
</html>



File views app/views/layouts/_main_menu.html.erb dan app/views/layouts/_footer.html.erb dalam terminologi Rails disebut sebagai "partial views", yaitu file views yang merupakan potongan-potongan untuk dimasukkan ke dalam file views lain, dalam hal ini kedua file tersebut kita masukkan ke dalam file views app/views/layouts/application.html.erb dengan menggunakan perintah render. Tanda underscore ditiadakan ketika kita meng-include "partial views" dengan perintah render. Apabila semua kode telah kita tuliskan dengan benar maka kita akan melihat hasil aplikasi web kita menjadi seperti berikut ini:











 


Bisa kita lihat setelah diintegrasikan dengan Bootstrap, tampilan aplikasi web kita menjadi lebih bagus dan tentunya menjadi responsive secara otomatis.



Model


Kita sudah melihat bagaimana cara kerja controller dan views pada Rails, dan tentunya aplikasi web yang dinamis akan memiliki konten yang dibuat secara dinamis juga, dimana konten-konten dinamis ini biasanya disimpan dan diambil dari database. Model dalam hal ini mendefinisikan bagaimana data dari sebuah aplikasi dibuat, diambil/dibaca, diubah dan dihapus atau bahasa kerennya operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete). Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana pemanfaatan Model di Rails akan saya tuliskan pada artikel berikutnya :).

Read More

18 November 2017

Membangun Aplikasi Web dengan Platform Javascript Fullstack Meteor

09:33 0


Sudah lama tidak menulis blog, rasanya kangen juga ingin menulis sesuatu. Kebetulan disuruh oleh sensei (supervisor PhD) untuk belajar bahasa pemrograman baru untuk web programming, setelah baca-baca prosiding konferensi ACM CHI Conference on Human Factors in Computing Systems 2017, salah satu paper menuliskan tentang pengembangan prototipe aplikasi berbasis web untuk kolaborasi pemrograman web dan platform yang mereka gunakan untuk membangun aplikasi tersebut adalah platform berbasis server side Javascript NodeJS, Meteor. Akhirnya saya tertarik untuk mencoba membangun aplikasi dengan menggunakan Meteor dan sekalian mencoba mendokumentasikan pengembangan aplikasi dengan menulis artikel blog ini, dan siapa tahu bermanfaat untuk teman-teman yang membacanya, terutama yang sedang mencari, ehhhmmmm... bahasa pemrograman baru :D .

Sebelumnya kita mulai ada baiknya kita kenal dulu apa itu Meteor sebenarnya. Seperti saya kutip dari dokumentasi terakhir Meteor, Meteor adalah:



Meteor is a full-stack JavaScript platform for developing modern web and mobile applications... Meteor uses data on the wire, meaning the server sends data, not HTML, and the client renders it.


Konsep hampir serupa dengan data on the wire sebenarnya juga diterapkan pada beberapa framework Javascript seperti AngularJS dan ReactJS, dimana data dari server tidak dikirim dalam bentuk kode HTML, tetapi dalam bentuk data seperti JSON (JavaScript Object Notation) dan kemudian data dari server diformat ke dalam kode HTML yang diproses oleh library Javascript di sisi klien, membuat beban komunikasi server dan klien menjadi lebih ringan karena hanya berkomunikasi dalam format data ringan seperti JSON. Meteor pada intinya adalah sebuah platform fullstack yang intinya adalah NodeJS, beserta dengan beberapa komponennya, termasuk juga Meteor sudah menyediakan server MongoDB sehingga kita tidak perlu lagi install MongoDB sebagai server terpisah. (sisi negatifnya adalah ukuran download Meteor yang besar dan harus di-download melalui terminal/command line).



Untuk mengembangkan aplikasi web dengan menggunakan Meteor, ada beberapa hal yang sebaiknya kita kuasai terlebih dahulu yaitu: HTML5, CSS, Javascript, jQuery dan MongoDB. Jangan lupa juga menginstall text editor pemrograman favorit masing-masing untuk menuliskan kode-kode Javascript Meteor nanti.



Instalasi


Untuk menggunakan platform Meteor maka kita harus menginstallnya terlebih dahulu dengan menggunakan terminal/console/command prompt/powershell. Pada tulisan ini saya menggunakan aplikasi Terminal pada Operating System (OS) Apple macOS High Sierra dan kemudian menjalankan perintah:

curl https://install.meteor.com/ | sh

Pengguna OS GNU/Linux dengan berbagai distro-nya bisa menjalankan perintah yang sama, pastikan bahwa curl sudah terinstall, apabila belum, install terlebih dahulu dengan menggunakan package manager distro masing-masing.



Bagi pengguna OS Microsoft Windows, ada perangkat lunak tambahan untuk menginstall Meteor yaitu Chocolatey. Chocolatey merupakan package manager/software installer untuk platform Windows. Cara instalasi Chocolatey silahkan ikuti buka tautan/link ke cara instalasi Chocolatey. Setelah Chocolatey terinstall maka langkah berikutnya adalah menjalankan perintah berikut pada command prompt/powershell Windows:

choco install meteor



Persiapan Kerangka Struktur Aplikasi


Setelah Meteor sudah terinstall, maka kita bisa mulai untuk membuat aplikasi web Javascript pertama kita. Untuk contoh aplikasi web yang akan kita kembangkan adalah aplikasi sederhana untuk membuat agenda kegiatan. Pada Terminal jalankan perintah berikut ini secara berurutan:

mkdir meteorapp
cd meteorapp
meteor create agendakegiatan
cd agendakegiatan



Saat ini kita sedang berada di dalam folder/direktori agendakegiatan dan kita akan melihat bahwa pada folder ini Meteor sudah membuat kerangka dasar aplikasi web kita (skeleton), yang terdiri atas folder client, server, node_modules, dan file package-lock.json dan package.json. Kita akan banyak bermain di dalam folder client, server dan satu buah folder ini tempat kita akan banyak menyimpan berbagai kode Javascript yaitu imports. Folder client adalah folder yang mengandung semua file terkait dengan apa yang akan ditampilkan kepada browser, sedangkan folder server mengandung semua file terkait dengan pemrosesan di sisi server.


Karena folder imports belum ada, maka kita perlu membuatnya terlebih dahulu, sekaligus kita membuat folder-folder lain di bawahnya dengan menjalankan perintah-perintah berikut:


mkdir imports
cd imports
mkdir ui
mkdir api



Setelah kita selesai membuat folder-folder baru tersebut, maka selanjutnya kita juga perlu membuat beberapa file tambahan yang akan kita isikan dengan kode Javascript dan kode HTML. Jalankan perintah-perintah berikut ini untuk membuat file-file tersebut:

touch ui/body.html
touch ui/body.js
touch api/agenda.js



Coding


Saatnya kita mulai menuliskan kode-kode! Buka text editor favorit masing-masing dan bukalah file-file berikut ini (relatif terhadap direktori agendakegiatan :



  1. client/main.html

  2. client/main.js

  3. client/main.css

  4. imports/ui/body.html

  5. imports/ui/body.js

  6. imports/api/agenda.js

  7. server/main.js


Berikutnya silahkan ubah dan isikan masing masing file dengan kode-kode berikut.



client/main.html


<head>
<title>Aplikasi Agenda Kegiatan</title>
<meta name="author" content="Aditya Dees"/>
<meta name="keywords" content="Meteor, Javascript, Agenda, Aplikasi Web"/>
</head>


client/main.js


import '../imports/ui/body.js';


imports/ui/body.html


<body>
<div class="ui container">
<h2 class="ui block header">Agenda Kegiatan</h2>

<div class="ui container segment">
<form class="ui form form-kegiatan">
<div class="three fields">
<div class="field">
<label>Nama Kegiatan</label>
<input type="text" name="nama_kegiatan" class="form-text form-control" placeholder="Nama kegiatan" />
</div>
<div class="field">
<label>Tanggal Kegiatan</label>
<input type="text" name="tgl_kegiatan" class="form-text form-control" placeholder="Tanggal kegiatan" />
</div>
<div class="field">
<label>Lokasi Kegiatan</label>
<input type="text" name="lokasi_kegiatan" class="form-text form-control" placeholder="Lokasi kegiatan" />
</div>
</div>
<input type="hidden" name="_id" value="" />
</form>

<table class="ui celled table">
<thead>
<tr>
<th class="ten wide">Nama Kegiatan</th>
<th>Tanggal</th>
<th>Lokasi</th>
<th class="one wide"> </th>
</tr>
</thead>
<tbody>
{{#each agenda}}
{{> data}}
{{/each}}
</tbody>
</table>

</div>
</div>
</body>

<template name="data">
<tr>
<td><a class="edit-button" data-id="{{_id}}" href="#">{{kegiatan}}</a></td>
<td>{{tgl}}</td>
<td>{{lokasi}}</td>
<td><button class="ui icon button delete"><i class="trash icon"></i></button></td>
</tr>
</template>


imports/ui/body.js


import { Template } from 'meteor/templating';
import { Agenda } from '../api/agenda.js';
import './body.html';

Template.body.helpers({
agenda() {
return Agenda.find({}, { sort: { tgl: -1 } });
}
});

Template.body.events({
'keypress .form-text'(event) {
// event.preventDefault();
// console.log(event);
const enterKey = event.key == "Enter";
// console.log(enterKey);
if (enterKey) {
// ambil objek form
const form = $('.form-kegiatan');

// ambil nilai form
const kegiatan = form.find('[name="nama_kegiatan"]');
const tgl = form.find('[name="tgl_kegiatan"]');
const lokasi = form.find('[name="lokasi_kegiatan"]');
const _id = form.find('[name="_id"]');

if (!kegiatan.val() || !tgl.val() || !lokasi.val()) {
return false;
}

// console.log(form);

if (_id.val().trim() != '') {
// masukkan ke database
Agenda.update(
{_id: _id.val()},
{ kegiatan: kegiatan.val(),
tgl: tgl.val(),
lokasi: lokasi.val(),
});
} else {
// masukkan ke database
Agenda.insert({
kegiatan: kegiatan.val(),
tgl: tgl.val(),
lokasi: lokasi.val(),
tgl_input: new Date(),
});
}

// reset nilai form
kegiatan.val('');
tgl.val('');
lokasi.val('');
_id.val('');
}
}
});

Template.data.events({
'click .delete'(event) {
const confirmDelete = confirm('Yakin akan menghapus data ini?');
if (confirmDelete) {
Agenda.remove(this._id);
}
},
'click .edit-button'(event) {
const updateData = Agenda.findOne({_id: this._id});
// console.log(updateData);
const form = $('.form-kegiatan');
const kegiatan = form.find('[name="nama_kegiatan"]');
const tgl = form.find('[name="tgl_kegiatan"]');
const lokasi = form.find('[name="lokasi_kegiatan"]');
const _id = form.find('[name="_id"]');
kegiatan.val(updateData.kegiatan);
tgl.val(updateData.tgl);
lokasi.val(updateData.lokasi);
_id.val(this._id);
}
});


imports/api/agenda.js


import { Mongo } from 'meteor/mongo';
export const Agenda = new Mongo.Collection('agenda');


server/main.js


import '../imports/api/agenda.js';


client/main.css


body {
margin: 0; padding: 0;
top: 0; bottom: 0;
left: 0; right: 0;
position: absolute;
min-height: 100%;
font-family: Helvetica, sans-serif, Arial;
background: #777;
}

.container {
position: relative;
margin: 0 auto;
width: 600px;
background: #ccc;
height: 100%;
}

.header {
text-align: center;
background: linear-gradient(180deg, #555, #999);
margin: 0;
color: #fff;
padding: 20px;
}

.field {
clear: both;
}

.field label {
padding: 5px;
display: block;
float: left;
width: 24%;
}

.field input {
padding: 5px;
display: block;
float: right;
width: 72%;
font-size: 1.1em;
border: 0;
border-bottom: 1px solid #ccc;
}

.table {
width: 100%;
border-spacing: 0;
}

.celled thead tr th {
padding: 10px;
border-bottom: 1px solid #333;
background: linear-gradient(180deg, #555, #999);
margin: 0;
color: #fff;
}

.celled tbody tr td {
margin: 0;
padding: 9px;
border-bottom: 1px solid #777;
}

.button {
display: inline-block;
width: 100%;
font-size: 1.2em;
}


Ujicoba Aplikasi


Setelah semua kode sudah kita tuliskan maka berikutnya adalah mengujicoba apakah aplikasi sudah berjalan dengan baik. Untuk menjalankan aplikasi dengan Meteor, buka kembali Terminal/console, masuk ke dalam folder aplikasi agendakegiatan dan kemudian jalankan perintah:

meteor

maka kemudian kita akan melihat status seperti ini pada Terminal/console kita:



Selanjutnya buka browser favorit masing-masing dan arahkan ke alamat URL: http://localhost:3000, dan kita akan melihat aplikasi web kita sudah berjalan dengan tampilan seperti ini:




Coba isikan data pada kotak input isian nama kegiatan, tanggal kegiatan dan lokasi kegiatan dan kemudian tekan Enter untuk melihat menyimpan data isian kita. Kita lihat bahwa setelah kita menekan tombol Enter, maka data yang kita masukkan langsung muncul pada tabel di bawah form isian tanpa terjadi reload halaman! Dan yang lebih menarik bahwa apabila kita menjalankan dua browser yang berbeda bersamaan, ketika kita mengupdate data pada satu browser, maka otomatis tampilan pada browser lain akan otomatis terupdate tanpa harus me-refresh/reload browser tersebut! Hal ini terjadi karena aplikasi yang dibangun dengan Meteor telah menerapkan konsep push dari server ke client. Silahkan lihat pada video di bawah ini untuk melihat demo push data pada Meteor:





Bagaimana? menarik bukan membangun aplikasi dengan menggunakan Meteor? Mengenai penjelasan lebih detail mengenai masing-masing kode, akan saya coba tulis pada artikel berikutnya, selamat mencoba dan semoga bermanfaat!


Read More

13 May 2014

Memanfaatkan Facades pada Framework Laravel

18:25 0
"Facades provide a "static" interface to classes that are available in the application's IoC container."

Terjemahan bebas dari saya adalah Facades menyediakan antar muka static pada semua kelas yang ada dalam Laravel, biasanya Model. Untuk lebih mengerti mengenai apa itu Inversion of Control (IoC) container dan Facade silahkan anda membaca artikel karya Edd Mann yang berjudul
How Static Facades and IoC are used in Laravel. Salah satu fitur menarik dari framework Laravel adalah Facades, Facade ada dimana-mana pada Laravel, bahkan tanpa sadar kita juga sudah sering menggunakannya, misalnya statement View::make('form'), Redirect::to('front'), Input::get('nama'), dsb. Misalnya kita memiliki sebuah kelas model dalam aplikasi Laravel kita seperti ini:



namespace AhliInformasi;
class Pustakawan {
/**
* Ambil semua data Pustakawan
*/
public function semuaPustakawan($offset=0, $limit=100) {
return DB::table('pustakawan')->select(DB::Raw('id,
nama_pustakawan,
tingkatan.nama as tingkatan_pustakawan,
status.nama as status_pustakawan,
email_pustakawan,
foto_pustakawan'))
->join('tingkatan', 'pustakawan.tingkatan', '=', 'tingkatan.id')
->join('status', 'pustakawan.status', '=', 'status.id')
->orderBy('login_terakhir', 'desc')->skip($offset)->take($limit);
}

/**
* Ambil detail data Pustakawan
*/
public function seorangPustakawan($id_nya) {
return DB::table('pustakawan')->where('id', '=', $id_nya)->first();
}
}


Model tersebut kita simpan dengan nama AhliInformasi/Pustakawan.php (karena kita menggunakan namespace disini)
dalam direktori model. Nah biasanya ketika kita memanggil model ini di controller kita melakukannya dengan seperti ini:



class PustakawanController extends BaseController {
/**
* Ambil semua data Pustakawan
*/
public function lihatSemuaPustakawan($offset=0, $limit=100) {
$pustakawan = new \AhliInformasi\Pustakawan;
$view_data['data_pustakawan'] = $pustakawan->semuaPustakawan($offset, $limit);
return View::make('ahliinformasi.index', $view_data);
}
}

Dengan memanfaatkan Facades kita bisa lebih mempersingkat pemanggilan model kita sekaligus
lebih ekspresif dan juga lebih mudah di-tes. Untuk menjadikan model kita menjadi Facade maka
kita akan menambahkan sedikit kode, yang pertama adalah "mengikat" atau bahasa kerennya
binding model kita sebagai IoC Container. Cara paling elegan adalah dengan menambahkan
Service Provider:



namespace AhliInformasi;
use Illuminate\Support\ServiceProvider;
class PustakawanServiceProvider extends ServiceProvider {
public function register()
{
$this->app->bind('pustakawan', function()
{
return new \AhliInformasi\Pustakawan;
});
}
}

Simpan file dengan nama PustakawanServiceProvider.php pada direktori model/AhliInformasi. Kemudian tambahkan juga implementasi kelas Facade kita dengan kode berikut ini:



namespace AhliInformasi;
use Illuminate\Support\Facades\Facade;
class PustakawanFacade extends Facade {
protected static function getFacadeAccessor() { return 'pustakawan'; }
}

Kemudian simpan dengan nama PustakawanFacade.php pada direktori model/AhliInformasi. Langkah selanjutnya adalah me-register Service Provider dan Facade kita pada file konfigurasi config/app.php, dengan menambahkan:



'providers' => array(

'Illuminate\Foundation\Providers\ArtisanServiceProvider',
'Illuminate\Auth\AuthServiceProvider',
'Illuminate\Cache\CacheServiceProvider',
'Illuminate\Session\CommandsServiceProvider',
...
'AhliInformasi\PustakawanServiceProvider' // tambahkan ini

),
...
'aliases' => array(

'App' => 'Illuminate\Support\Facades\App',
'Artisan' => 'Illuminate\Support\Facades\Artisan',
'Auth' => 'Illuminate\Support\Facades\Auth',
'Blade' => 'Illuminate\Support\Facades\Blade',
'Cache' => 'Illuminate\Support\Facades\Cache',
'ClassLoader' => 'Illuminate\Support\ClassLoader',
...
'Pustakawan' => 'AhliInformasi\PustakawanFacade' // tambahkan ini
),

Terakhir jangan lupa untuk men-generate ulang file autoload.php agar kelas-kelas kita yang baru kita buat
dikenali langsung oleh aplikasi (tanpa harus include/require manual), dengan menjalankan perintah berikut
dengan menggunakan terminal pada direktori root aplikasi Laravel:



composer dump-autoload

Jujur sebenarnya saya juga bingung kenapa harus melakukan proses dump-autoload, karena seharusnya semua kelas yang ada
di dalam direktori model secara otomatis di-load oleh Laravel pada saat proses bootstrap,
tetapi ketika saya tidak melakukan proses ini muncul error kelas Service Provider tidak ditemukan.
Selanjutnya dan seterusnya untuk memanggil model Pustakawan kita bisa langsung memanggilnya melalui
Facade kita dengan seperti ini:



class PustakawanController extends BaseController {
/**
* Ambil semua data Pustakawan
*/
public function lihatSemuaPustakawan($offset=0, $limit=100) {
$view_data['data_pustakawan'] = Pustakawan::semuaPustakawan($offset, $limit);
return View::make('ahliinformasi.index', $view_data);
}
}

Nah itu penjelasan mengenai Facades pada Laravel, semoga bermanfaat!

Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.