Beberapa waktu ini aku begitu bahagia, seakan beban dalam hidupku
sedikit berkurang.. Keluargaku masih baik-baik saja.. Keuanganku masih
baik-baik saja.. Hatiku sudah mulai baik-baik saja.. Aku masih tinggal
dirumah renan.. Setiap hari tama selalu membuatku semakin cinta
kepadanya dengan sedikit kemanjaan yang dia manfaatkan akibat
kekalahanku waktu itu.. Tapi tak apa, aku menyukainya.. Menyukai saat
dia mengelus rambutku, saat dia tidur dipangkuanku, saat dia menyuapiku,
saat dia menunggu masakanku, saat dia memanjakanku, saat dia berebut
aku dari renan.. Saat semuanya.. Aku menyukainya.. Saat dia
membangunkanku dengan satu kecupan manis dikening.. aah.. semua terasa
indah..
Bahkan wanita lain pun akan cemburu dengan caranya.. Dia yang biasanya bersikap cuek, kini belajar bersikap lembut dan perhatian kepadaku.. Walau terkadang sikap canggung muncul dalam raut wajahnya atau dia sudah terlalu malu untuk melakukannya.. Dan aku hanya tersenyum.. tersenyum melihat ekspresi malunyaa..
Bahagianya hidupku yang sedang berbunga.. Sesuatu yang terbalaskan tanpa bisa aku menduga atau mengharapkannya.. Aku dan renan sesekali berada dikamar bercanda dan saling bercerita.. Dia sudah seperti anda.. Bahkan manjanya pun sedikit sama, hanya saja anda kadang lebih mengontrol rasa manjanya dan mencoba bersikap dewasa.. Sementara renan, dia benar-benar meluapkan semua perasaan yang ingin dia luapkan tanpa beban dan malu..
--------------------------
" renan kenapa nggak kuliah ?" terlintas pertanyaan ini dalam obrolan kami siang ini
" nggak mau kak "
" kenapa.? kan kuliah bagus bisa nambah wawasan, trus juga bisa ikut banyak kegiatan.. "
" kuliah juga nggak bakal lulus " dia berkata cuek " jangan bahas itu ya kak "
" iyaaa.. maaf yaa " aku mengelus kepalanya
" kakak kapan lulusnya.?"
" mudah-mudahan akhir tahun ini dek "
" waaah.. asik dong.. renan boleh datang kan.. ?"
" iyaaa.. "
" serius kak.?"
" iyalah.. renan boleh datang, ajak temen juga boleh " aku berkata dengan senyum
" beneran akhir tahun kan kak.? nggak mundur "
" doain ajah ya dek "
" udah nentuin skripsi kak.?"
" belom. hahahaa.. nanti dipikirkan lah " dan dia hanya menganggukkan kepalanya..
" oyaa.. kalo kakak udah kuliah lagi, masih bisa kan main kesini "
" bisa kok.. renan main ke kos kakak juga boleh.. ajak mas tama "
" emm.. kakak ajah yang kesini ya.. dijemput mas tama "
" iyaa.. mana ajah boleh kok "
Kami masih asik mengobrol.. Entahlah.. Renan terkadang menjadi sosok yang misterius, ada berjuta kisah yang dia sembunyikan.. Bahkan aku tak pernah melihat dia menerima tlp dari orang tuanya.. Dan anehnya dia tak begitu menghiraukannya.. Seakan ini sudah menjadi hal yang wajar terhadapnya.. Bahkan tama pun tak pernah bercerita tentang renan.. Dan aku, berada dikehidupan yang seharusnya aku tak ada.. Tapi ini lah aku, hadir diantara mereka yang berbeda dariku..
------------------------
" baru pulang ma " aku menyapa tama yang baru sampai didalam rumah
" iyaaa.. tadi ada urusan bentar di resto "
" kenapa.?"
" biasa ada pelanggan yang agak bawel.. maklum ajahlah namanya juga bisnis kuliner.. wajar kalo kadang ada pelanggan yang komplain "
" yodah istirahat dulu.. aku buat puding.. kalo mau ada dikulkas ya " aku berjalan kekamar renan
" mau kemana.?"
" ke renan.. dia baru tidur, kecapekan.. tadi abis rapihin taman soalnya "
" sini.. " dia menepuk sofa disebelahnya dan aku hanya menggerakkan kepalaku seperti bertanya " ngapain.?"
" udaah.. sini ajah.. " dia masih menepuk sofa disebelahnya dan menyuruhku agar cepat duduk disana.
Aku mendekatinya dan duduk disebelahnya.. Dia tersenyum dan berkata..
" kalo ada renan, kitakan susah buat berdua " lagi dia cemburu kepada renan
" iyaaa.. soalnya kalo nggak ada renan.. kamu bakal ribetin aku trus " aku menggodanya..
" abisnya kamu ngangenin " dia memelukku
" nanti renan liat loh "
" bodok ah.. sekali-sekali juga.. aku tidur ya "
" iyaa.. sini " aku memberikan pangkuanku untuknya
" kamu nggak capek ?" dia bertanya kepadaku dengan lembut
" nggak.. udah sini bobok " dengan sigap dia sudah meletakan kepalannya dipangkuanku..
Kami sedikit mengobrol, dia terkadang menceritakan masalah yang ada di restoran nya.. Kebetulan tama berwira usaha berasama reza.. Dan selama reza sakit, semua urusan diserahkan ke tama dan reza hanya melakukan pekerjaan yang dia sukai.. Mereka memang sudah saling mengerti satu sama lain.. dan mereka memang mempunya kesamaan bahkan saat menyukai wanita.. Mereka sama-sama menyukaiku..
Tama memejamkan matanya dan aku membiarkannya menikmati istirahatnya.. Mungkin ini tak menyenangkan bagi beberapa orang, tapi bagiku ini menyenangkan..
" tok... quentok " dia bersuara dalam diamnya
" hemmmm.. "
" lucu yaa.. queentok.. kenapa dulu aku kepikiran manggil itu "
" yaa.. kamu loh.. malah tanya aku.. "
" kamu cerewet banget kali yaaa.. hahahaa " dia sudah tertawa dipangkuanku
" nggak masalah.. buktinya kamu ngebet sama aku "
" diiih.. PeDenyaaa.. "
" iyaa dong.. wajib kalo sama kamu "
" eh.. kalo orang ada ikatan.. biasanya kan ada hari jadi yaa.. "
" iyaaa.. trus.?"
" kita kapan.?"
" diih.. kayak anak ABG ajah.. udah tua juga.. " aku mencubit pipinya
" ya nggak apa-apalah.. balik ABG.. biar mesra trus "
" terserah kamu deh kapan.." aku menjawabnya dengan senyuman " lagian juga nggak jelas kapan kita deket "
" ehmm.. pertama kali kita saling ngobrol.. gimana ?"
" eh.. emang kapan itu.?" aku bahkan tak mengingatnya
" diih.. lupa.. dasar tua.. "
" kayak dianya inget ajah.. " aku membalas sewot
" iya deh iya.. aku juga nggak seberapa inget.. tapi aku suka tanggal 10 november.. gimana tanggal itu ajah.. tahunnya ta tahun kita ketemu 2009 " dia berkata dengan semangat, sementara ditanggal itu di tahun setelahnya aku kehilangan apa yang menjadi bagian dari hidupku..
" kan kita ketemu sebelum itu.. " aku berkata sewot
" tanggal itu ajah deh.. aku suka tanggal itu.. banyak kenangannya.. ya queen ya " dia memelas kepadaku
" iyaa.. tanggal itu ajah.. " walau kami berkenalan sebelum tanggal itu.. tapi aku merasa memang tanggal itu memiliki sesuatu yang berbeda dan akan kental bersama kehidupanku
" makasih kamu baik deh " dia beranjak bangkit dan memelukku dari samping
" iyaaa.. "
" aku sayang kamu " seketika aku terbengong.. bukan karena perkataannya tapi karena sebuah kecupan singkat dibibirku..
ya TUHAN, seumur hidup aku baru ini merasakan ciuman dalam sadarku.. Dan itu spontan membuatku mengeluarkan ekspresi yang tak bisa aku ungkapkan.. antara bahagia dan terkejut yang menjadi satu.. Aku rasa kalian bisa membayangkannya.. Pipi temben dengan mata kecil ( yang katanya bulat ), hidung pesek ( yang katanya kecil ) dan bibir mungil yang tebal sedang merona memasang ekspresi terkejut yang mematung akibat sentuhan yang dia tidak duga.. Betapa menggemaskannya aku saat itu ( mungkin ) atau betapa lucunya aku saat itu ( pasti ).. Tama yang melihat ekspresiku mencoba mengalihkan perhatian..
" yodah aku tidur ya " dia sudah meringkuk di pangkuanku dengan tatapa serba bingung dan memilih memejamkan matanya.. entah dia mengintipku dari balik bulu matanya entah tidak.. yang pasti butuh waktu lama untukku agar bisa kembali ke kondisi stabilku..
Aku menyadari bahwa aku mencintainya.. Memang benar adanya, Jika kita sedang jatuh cinta semua terasa indah dan kita bergelut pada perasaan kita.. Dan saat kita tak menyadari cinta, kita tak akan pernah menganggapnya ada, namun setelah dia pegi.. maka kita akan mencarinya dan merindukannya..
Aku jatuh cinta pada satu makhluk yang TUHAN hadirkan dihidupku dengan begitu singkat, dengan cerita yang berbeda namun dengan akhir yang sama.. Dan.. Aku akan menikmati setiap waktu yang TUHAN berikan..
Aku tidak pernah ingin dan berharap kau hadir dalam hidupku.. Namun saat ini, kau telah hadir mengisi hidupku dengan coretan yang baru.. Dan kini, aku mengerti akan arti hadirmu dalam bahagiaku.. Jika memang kau membawa kebahagiaan dalam hidupku.. Maka biarlah aku menikmatinya sampai batas waktu yang TUHAN berikan untuk kita bahagia bersama..
Kesempurnaan itu ada, saat ada yang menganggapmu sempurna tanpa sebuah alasan.
Dan... Semenjak hari ini hidupku sempurna tanpa sebuah alasan.. Walau aku menyembunyikan hal yang tak seharusnya aku sembunyikan.. Dan biarlah nanti dia yang memilih.. Menerimaku atau meninggalkanku karena satu alasan.. Kesucian..
Bahkan wanita lain pun akan cemburu dengan caranya.. Dia yang biasanya bersikap cuek, kini belajar bersikap lembut dan perhatian kepadaku.. Walau terkadang sikap canggung muncul dalam raut wajahnya atau dia sudah terlalu malu untuk melakukannya.. Dan aku hanya tersenyum.. tersenyum melihat ekspresi malunyaa..
Bahagianya hidupku yang sedang berbunga.. Sesuatu yang terbalaskan tanpa bisa aku menduga atau mengharapkannya.. Aku dan renan sesekali berada dikamar bercanda dan saling bercerita.. Dia sudah seperti anda.. Bahkan manjanya pun sedikit sama, hanya saja anda kadang lebih mengontrol rasa manjanya dan mencoba bersikap dewasa.. Sementara renan, dia benar-benar meluapkan semua perasaan yang ingin dia luapkan tanpa beban dan malu..
--------------------------
" renan kenapa nggak kuliah ?" terlintas pertanyaan ini dalam obrolan kami siang ini
" nggak mau kak "
" kenapa.? kan kuliah bagus bisa nambah wawasan, trus juga bisa ikut banyak kegiatan.. "
" kuliah juga nggak bakal lulus " dia berkata cuek " jangan bahas itu ya kak "
" iyaaa.. maaf yaa " aku mengelus kepalanya
" kakak kapan lulusnya.?"
" mudah-mudahan akhir tahun ini dek "
" waaah.. asik dong.. renan boleh datang kan.. ?"
" iyaaa.. "
" serius kak.?"
" iyalah.. renan boleh datang, ajak temen juga boleh " aku berkata dengan senyum
" beneran akhir tahun kan kak.? nggak mundur "
" doain ajah ya dek "
" udah nentuin skripsi kak.?"
" belom. hahahaa.. nanti dipikirkan lah " dan dia hanya menganggukkan kepalanya..
" oyaa.. kalo kakak udah kuliah lagi, masih bisa kan main kesini "
" bisa kok.. renan main ke kos kakak juga boleh.. ajak mas tama "
" emm.. kakak ajah yang kesini ya.. dijemput mas tama "
" iyaa.. mana ajah boleh kok "
Kami masih asik mengobrol.. Entahlah.. Renan terkadang menjadi sosok yang misterius, ada berjuta kisah yang dia sembunyikan.. Bahkan aku tak pernah melihat dia menerima tlp dari orang tuanya.. Dan anehnya dia tak begitu menghiraukannya.. Seakan ini sudah menjadi hal yang wajar terhadapnya.. Bahkan tama pun tak pernah bercerita tentang renan.. Dan aku, berada dikehidupan yang seharusnya aku tak ada.. Tapi ini lah aku, hadir diantara mereka yang berbeda dariku..
------------------------
" baru pulang ma " aku menyapa tama yang baru sampai didalam rumah
" iyaaa.. tadi ada urusan bentar di resto "
" kenapa.?"
" biasa ada pelanggan yang agak bawel.. maklum ajahlah namanya juga bisnis kuliner.. wajar kalo kadang ada pelanggan yang komplain "
" yodah istirahat dulu.. aku buat puding.. kalo mau ada dikulkas ya " aku berjalan kekamar renan
" mau kemana.?"
" ke renan.. dia baru tidur, kecapekan.. tadi abis rapihin taman soalnya "
" sini.. " dia menepuk sofa disebelahnya dan aku hanya menggerakkan kepalaku seperti bertanya " ngapain.?"
" udaah.. sini ajah.. " dia masih menepuk sofa disebelahnya dan menyuruhku agar cepat duduk disana.
Aku mendekatinya dan duduk disebelahnya.. Dia tersenyum dan berkata..
" kalo ada renan, kitakan susah buat berdua " lagi dia cemburu kepada renan
" iyaaa.. soalnya kalo nggak ada renan.. kamu bakal ribetin aku trus " aku menggodanya..
" abisnya kamu ngangenin " dia memelukku
" nanti renan liat loh "
" bodok ah.. sekali-sekali juga.. aku tidur ya "
" iyaa.. sini " aku memberikan pangkuanku untuknya
" kamu nggak capek ?" dia bertanya kepadaku dengan lembut
" nggak.. udah sini bobok " dengan sigap dia sudah meletakan kepalannya dipangkuanku..
Kami sedikit mengobrol, dia terkadang menceritakan masalah yang ada di restoran nya.. Kebetulan tama berwira usaha berasama reza.. Dan selama reza sakit, semua urusan diserahkan ke tama dan reza hanya melakukan pekerjaan yang dia sukai.. Mereka memang sudah saling mengerti satu sama lain.. dan mereka memang mempunya kesamaan bahkan saat menyukai wanita.. Mereka sama-sama menyukaiku..
Tama memejamkan matanya dan aku membiarkannya menikmati istirahatnya.. Mungkin ini tak menyenangkan bagi beberapa orang, tapi bagiku ini menyenangkan..
" tok... quentok " dia bersuara dalam diamnya
" hemmmm.. "
" lucu yaa.. queentok.. kenapa dulu aku kepikiran manggil itu "
" yaa.. kamu loh.. malah tanya aku.. "
" kamu cerewet banget kali yaaa.. hahahaa " dia sudah tertawa dipangkuanku
" nggak masalah.. buktinya kamu ngebet sama aku "
" diiih.. PeDenyaaa.. "
" iyaa dong.. wajib kalo sama kamu "
" eh.. kalo orang ada ikatan.. biasanya kan ada hari jadi yaa.. "
" iyaaa.. trus.?"
" kita kapan.?"
" diih.. kayak anak ABG ajah.. udah tua juga.. " aku mencubit pipinya
" ya nggak apa-apalah.. balik ABG.. biar mesra trus "
" terserah kamu deh kapan.." aku menjawabnya dengan senyuman " lagian juga nggak jelas kapan kita deket "
" ehmm.. pertama kali kita saling ngobrol.. gimana ?"
" eh.. emang kapan itu.?" aku bahkan tak mengingatnya
" diih.. lupa.. dasar tua.. "
" kayak dianya inget ajah.. " aku membalas sewot
" iya deh iya.. aku juga nggak seberapa inget.. tapi aku suka tanggal 10 november.. gimana tanggal itu ajah.. tahunnya ta tahun kita ketemu 2009 " dia berkata dengan semangat, sementara ditanggal itu di tahun setelahnya aku kehilangan apa yang menjadi bagian dari hidupku..
" kan kita ketemu sebelum itu.. " aku berkata sewot
" tanggal itu ajah deh.. aku suka tanggal itu.. banyak kenangannya.. ya queen ya " dia memelas kepadaku
" iyaa.. tanggal itu ajah.. " walau kami berkenalan sebelum tanggal itu.. tapi aku merasa memang tanggal itu memiliki sesuatu yang berbeda dan akan kental bersama kehidupanku
" makasih kamu baik deh " dia beranjak bangkit dan memelukku dari samping
" iyaaa.. "
" aku sayang kamu " seketika aku terbengong.. bukan karena perkataannya tapi karena sebuah kecupan singkat dibibirku..
ya TUHAN, seumur hidup aku baru ini merasakan ciuman dalam sadarku.. Dan itu spontan membuatku mengeluarkan ekspresi yang tak bisa aku ungkapkan.. antara bahagia dan terkejut yang menjadi satu.. Aku rasa kalian bisa membayangkannya.. Pipi temben dengan mata kecil ( yang katanya bulat ), hidung pesek ( yang katanya kecil ) dan bibir mungil yang tebal sedang merona memasang ekspresi terkejut yang mematung akibat sentuhan yang dia tidak duga.. Betapa menggemaskannya aku saat itu ( mungkin ) atau betapa lucunya aku saat itu ( pasti ).. Tama yang melihat ekspresiku mencoba mengalihkan perhatian..
" yodah aku tidur ya " dia sudah meringkuk di pangkuanku dengan tatapa serba bingung dan memilih memejamkan matanya.. entah dia mengintipku dari balik bulu matanya entah tidak.. yang pasti butuh waktu lama untukku agar bisa kembali ke kondisi stabilku..
Aku menyadari bahwa aku mencintainya.. Memang benar adanya, Jika kita sedang jatuh cinta semua terasa indah dan kita bergelut pada perasaan kita.. Dan saat kita tak menyadari cinta, kita tak akan pernah menganggapnya ada, namun setelah dia pegi.. maka kita akan mencarinya dan merindukannya..
Aku jatuh cinta pada satu makhluk yang TUHAN hadirkan dihidupku dengan begitu singkat, dengan cerita yang berbeda namun dengan akhir yang sama.. Dan.. Aku akan menikmati setiap waktu yang TUHAN berikan..
Aku tidak pernah ingin dan berharap kau hadir dalam hidupku.. Namun saat ini, kau telah hadir mengisi hidupku dengan coretan yang baru.. Dan kini, aku mengerti akan arti hadirmu dalam bahagiaku.. Jika memang kau membawa kebahagiaan dalam hidupku.. Maka biarlah aku menikmatinya sampai batas waktu yang TUHAN berikan untuk kita bahagia bersama..
Kesempurnaan itu ada, saat ada yang menganggapmu sempurna tanpa sebuah alasan.
Dan... Semenjak hari ini hidupku sempurna tanpa sebuah alasan.. Walau aku menyembunyikan hal yang tak seharusnya aku sembunyikan.. Dan biarlah nanti dia yang memilih.. Menerimaku atau meninggalkanku karena satu alasan.. Kesucian..
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah