Ask Pembuat gagasan PR pertama kali AdityaDees - AdityaDees

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.

10 April 2021

Ask Pembuat gagasan PR pertama kali AdityaDees

Pengetahuan

Sebagai seorang siswa/siswi ,kita pasti pernah merasa bosan dan males jika di berikan tugas untuk di kerjakan di rumah (PR), apalagi jika guru memberikan jumlah (PR) yang banyak .

Pasti kita juga pernah berfikir ,siapa sih yang pertama kali mempunyai ide untuk memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah (PR).

Ternyata metode (PR) ada bukan karena ketidak sengajaan, namun memang sengaja diciptakan oleh seseorang.

Pencetus dan pencipta PR pertama kali ialah seorang bapak guru asal Venice, Italia bernama Roberto Nevilis pada tahun 1905.

Awalnya metode ini diciptakan oleh Roberto karena melihat murid-muridnya adalah anak dari para orang tua yang mampu secara ekonomi.

Selain itu, para murid yang memiliki waktu luang sangat banyak setelah pelajaran di sekolah dan para siswa/siswi yang sering melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah.

Roberto lalu berpikir untuk memberikan sebuah pelajaran tambahan sekaligus hukuman bagi para muridnya.ketika ada murid yang melanggar aturan sekolah,maka Roberto akan langsung memberikan PR kepada muridnya.

Sisi baiknya, Roberto berharap agar para siswanya lebih memahami pelajaran yang diberikan.Faktanya, metode (PR ) banyak membuat para muridnya menjadi lebih rajin, meningkatkan keterampilan, melatih kemandirian, dan menambah kreativitas.

Semenjak itulah mulai dikenal metode homework alias PR dari guru kepada siswanya. Bahkan metode yang dicetuskan oleh Roberto Nevilis menjadi tren dan merambah ke semua institusi pendidikan di seluruh dunia.

Pada masa kini, pekerjaan rumah bukan lagi hukuman, namun sudah menjadi bagian terencana bagi seorang guru. Dalam Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) yang dibuat seorang guru masa kini, umumnya menyertakan bagian tugas mandiri terstruktur di rumah. PR juga diberikan persentase dalam penilaian harian.


Manfaat pekerjaan rumah (PR)

  1. Melatih Anak Belajar Mandiri
    Saat mengerjakan PR, anak akan berusaha mengerjakan sendiri tugas sekolahnya. Setelah merasa kesulitan, barulah ia akan meminta bantuan orang lain terutama orangtua.
  2. Mengulang Pelajaran Sekolah
    Guru akan memberikan PR berkaitan dengan topik yang baru saja diajarkan. Dengan mengerjakan PR anak akan harus mengingat dan mengulang kembali pelajaran yang telah diberikan guru di sekolah.
  3. Melatih Disiplin Mengerjakan Tugas
    Mengerjakan PR membutuhkan kedisiplinan. Anak akan berusaha untuk melakukan kewajiban yang diberikan oleh guru untuk mendapatkan penilaian yang baik.
  4. Melatih Anak Mengatur Waktu
    Membuat PR juga bermanfaat melatih anak untuk mengatur waktu. Anak harus meluangkan waktu untuk mengerjakan PR yang diberikan guru sehingga ia harus dapat membagi waktu untuk melakukan berbagai aktivitas harian seperti belajar, bermain, les, dsb.
  5. Mendorong Anak untuk Memprioritaskan Pendidikan
    Mendapatkan tugas untuk mengerjakan PR dari guru di sekolah membuat anak lebih memprioritaskan untuk menyelesaikan tugas sekolah tersebut daripada aktivitas lain yang kurang penting seperti menonton TV atau bermain.
  6. Mendorong Partisipasi Orangtua
    Salah satu manfaat PR adalah mendorong partisipasi orangtua untuk terlibat membantu anak belajar di rumah. Setidaknya orangtua akan peduli apakah anaknya mengerjakan PR atau tidak. Lebih jauh, orangtua dapat menemani anak mengerjakan PR atau membantu saat anak mengalami kesulitan. Hal ini selain meningkatkan kepedulian orangtua terhadap proses belajar anak, juga dapat meningkatkan interaksi orangtua dengan anak.
  7. Membangkitkan Inisiatif
    Salah satu manfaat PR adalah membangkitkan inisiatif anak. Pada dasarnya PR adalah kewajiban yang harus dilakukan sendiri oleh anak. Anak harus bisa memilih waktu yang tepat untuk mengerjakan PR tersebut. Anak mungkin harus membaca atau membuka pelajaran sebelumnya. Anak juga dapat meminta bantuan orang lain untuk mengajari jika ia menemui kesulitan.
  8. Mendorong Kreativitas
    PR sekolah tidak selalu dalam bentuk soal, perhitungan, atau hafalan. Seringkali PR diberikan dalam bentuk tugas menggambar, mewarnai, membuat prakarya, mengarang, dan lain sebagainya yang dapat mendorong kreativitas anak.
  9. Melatih Kerja Keras
    Mengerjakan PR dapat melatih anak untuk bekerja keras. Mengerjakan PR mungkin membutuhkan pengorbanan, usaha dan waktu. Jika anak terbiasa dengan melakukan tugas yang diberikan guru, ia mungkin lebih siap saat menerima tantangan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan usaha sugguh-sungguh.
  10. Memahami Kewajiban
    Mengerjakan PR dapat membantu anak membiasakan diri menjalankan kewajiban. Hal ini membuat anak lebih siap untuk menjalankan kewajiban lainnya.
  11. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
    Membuat PR dapat meningkatkan rasa percaya diri anak. Anak akan berusaha sendiri sedapat mungkin untuk mengejakan PR tanpa bantuan orang lain.
  12. Meningkatkan Keterampilan
    Mengerjakan PR bisa membantu anak meningkatkan keterampilan menulis, berhitung, menggambar, mengarang, dan lain sebagainya.

Kontroversi

Pada dasarnya pemberian PR kepada siswa oleh guru tujuannya agar para pelajar lebih memahami materi yang telah disampaikan di sekolah. Juga agar dapat belajar membagi waktu antara belajar, mengerjakan tugas hingga berkumpul bersama keluarga dan bermain. Namun tak sedikit juga masyarakat yang menganggap jika PR membebani siswa, memberi dampak negatif jika di berikan dalam jumlah yang banyak.

Peneliti dari Duke University menemukan dalam 60 penelitian sejak 1987 hingga 2003, bahwa PR yang bersifat akademis tak memiliki dampak positif pada prestasi belajar seorang siswa.

Profesor dari Duke University, Harris Cooper, mengungkapkan bahwa PR dapat mendorong perkembangan pendidikan pelajar, tapi di sisi lain PR terkadang diberikan dengan jumlah yang banyak. Jumlah pekerjaan rumah yang banyak dapat menjadi kontra produktif bagi siswa.

Di Indonesia sendiri, kontroversi mengenai PR ini juga terjadi. Presiden Jokowi sendiri, sempat mengusulkan agar PR yang diberikan adalah kegiatan social dengan tujuan menguatkan karakter. Contohnya: Menengok tetangga yang sakit, mengikuti kerja bakti di lingkungannya, dan lain lain, kata presiden jokowi seperti yang di kutip antara.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah

https://payclick.com/

Contact us for advertising.