Meskipun ikan lele tahan dan kuat dalam kondisi air tertentu, namun jika budidaya ikan lele tidak mendapatkan perawatan yang khusus, hasilnya pasti juga kurang maksimal tentunya.
Oleh karena itu berbagai cara di lakukan untuk mendongkrak hasil panen yang maksimal dan stabil ,untuk meningkatkan produksi dan kualitas ikan lele, salah satunya dengan sistem bioflok .
Apa sistem budidaya ikan lele bioflok tersebut ?
Budidaya lele dengan menggunakan sistem bioflok adalah sebuah sistem pemeliharaan ikan lele dengan metode menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah limbah budidaya lele itu sendiri. Limbah pada budidaya lele diolah menajdi gumpalan-gumpalan yang berbentuk kecil atau bisa disebut sebagai flok/floc.
Flok tersebut kemudian akan dimanfaatkan sebagai pakan alami lele. Untuk menumbuhkan mikroorganisme dapat dipacu engan cara kultur bakteri non pathogen atau probiotik, serta menggunakan aerator dalam kolam untuk menyuplai oksigen sekaligus sebagai pengaduk air di dalam kolam.
Keunggulan dari budidaya lele sistem bioflok, dagingnya yang enak, selain itu budidayanya tidak memerlukan lahan yang luas, tahan penyakit dan cepat besar, dan yang paling penting menguntungkan.
Sistem bioflok juga menekan konsumsi pakan, sehingga penggunaan pakan lebih efisien yang berimbas pada peningkatan margin keuntungan usaha jika dibandingkan dengan budidaya lele sistem konvensional.
Sebenarnya teknik ini sudah dikembangkan lebih dahulu oleh negara-negara maju seperti Australia dan Jepang, namun demikian Indonesia dari tahun ke tahun sudah mulai banyak muncul pembudidaya lele yang mengadopsi sistem bioflok.
Selain pada ikan lele, sistem bioflok ini juga dapat digunakan pada budidaya udang air tawar.
1. Pembuatan Kolam
Ternak lele, dengan sistem Bioflok, pada umumnya menggunakan kolam berbentuk bulat yang terbuat dari terpal. Jenis kolam tersebut dinilai lebih praktis dan dapat menghemat tempat. Kolam dengan ukuran diameter 3 meter mampu menampung hingga 3 ribu ekor lele.
Untuk dapat menghemat biaya , kolam bisa menggunakan bahan terpal yang diperkuat dengan rangka tulangan dari besi atau bambu. Ukuran kolam dapat di sesuaikan dengan lahan yang telah dipresiapkan.
Perlu di ingat, jika Anda memang melakkukan ternak lele bioflok ini untuk kapasitas produksi besar, maka besar kolam ikut menyesuaikan .
Pada dasar kolam, dipasang pipa yang akan berfungsi sebagai jalan keluar kotoran lele yang mengendap di dasar kolam. Proses pembuangan kotoran lele harus diikuti dengan penambahan air, sehingga kolam tidak akan mengering.
Kotoran yang dikeluarkan tersebut dapat digunakan sebagai pupuk organik dan sumber pakan bagi lele tersebut.
Luas yang ideal yaitu 1 m3 maka dapat menampung ikan lele hingga mencapai 1000 ekor. Lain halnya jika anda melakukan tenak ikan lele dengan sistem konvensional, dimana dengan ukuran tersebut hanya mampu menampung ikan.
Berikan naungan atau atap pada kolam, tujuannya untuk menghindari sinar matahari secara langsung dan air hujan. Karena dapat mempengaruhi kualitas air kolam menjadi tidak layak.
Peralatan lain yang perlu di persiapkan adalah mesin aerator yaitu alat yang digunakan untuk meniupkan oksigen atau udara ke dalam air kolam.
2. Peesiapan Air Kolam
Pada hari pertama isilah kolam dengan air hingga mencapai ketinggian 80-100 cm. Hari kedua,masukan probiotik atau bakteri non pathogen dengan dosis 5 ml/m3. Jenis probiotik yang dapat anda gunakan misalnya seperti POC, BMW, atau lainnya.
Pada hari ketiga, masukkan pakan untuk bakteri pathogen berupa molase atau tetes tebu dengan dosis 250 ml/m3. Pada malam harinya anda dapat menambahkan dolomite dengan dosis 150-200 gram/m3.
Penggunaan dolomite hanya diambil airnya saja. Selanjutnya diamkan air selama kurang lebih 7-10 hari suoya mikroorganisme dapat hidup dan tumbuh dengan baik.
3. Perawatan
Benih ikan lele yang anda gunakan hendaknya berasal dari indukan unggulan. Benih ikan lele yang sehat dapat anda lihat dari gerakannya yang aktif, warna dan ukurannya yang seragam, bentuknya proporsional dengan ukuran sekitar 4-7 cm.
Setelah anda melakukan penebaran benih lele pada kolam bioflok makan keesokan harinya tambahkan probiotik dengan dosis 5 ml/m3.
Perawatan untuk benih ikan lele dapat anda lakukan setiap 10 hari sekali. Perawatan dan cara ternak lele bioflok langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Setiap 10 hari sekali anda bisa memberikan probiotik 5 ml/m3, ragi tempe sebanyak 1 sendok makan/m3, ragi tape 2 butir/m3, dan pada malam harinya anda dapat menambahkan dolmit yang diambil airnya saja sebanyak 200 – 300 gr//m3
- Setelah benih ikan lele berukuran 12 cm atau lebih maka perawatan dalam cara ternak lele bioflok selanjutnya adalah setiap 10 hari sekali masukkan probiotik dengan dos 5 ml/m3, ragi tape sebanyak 2-3 sendok makan /m3, dan ragi tape 6-8 butir /m3, dan pada malam harinya tambahkan dolomit dengan dosis 200 – 300 ml//m3 yang diambil airnya saja.
- Untuk pemberian ragi tempe dan ragi tape terlebih dahulu dilarutkan ke dalam air.
Selama pembesaran pada budidaya lele bioflok perhatikan waktu pemberian pakan dan berikan aerasi setiap harinya. Pemberian pakan pada lele bioflok hendaknya anda kelola dengan baik agar dpat mencapai produksi ikan lele yang maksimal.
Pakan ikan lele dapat anda berikan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan dosis pakan 80%. Setiap seminggu sekali ikan lele bisa anda puasakan dengan tidak memberikan pakan.
Sebelum anda memberikan pakan sebaiknya difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan probiotik. Setelah gumpalan terbentuk pada kolam lele maka pemberian pakan dapat anda kurangi sebanyak 30%.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah