Ask Sosok Florence Nightingale, Pelopor Ilmu Keperawatan Modern Dunia AdityaDees - AdityaDees

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.

20 August 2021

Ask Sosok Florence Nightingale, Pelopor Ilmu Keperawatan Modern Dunia AdityaDees

Florence Nightingale menjadi sosok yang penting dalam dunia keperawatan. Ia merupakan pelopor perawat modern. Bahkan dijuluki sebagai "The Lady With the Lamp" atau "Bidadari Berlampu",atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.

Hari Perawat Internasional yang selalu diperingati setiap 12 Mei tidak lepas adanya dari peran Florence Nightingale


Ia juga pernah menulis buku Notes on Nursing yang berisi catatan lengkap ilmu keperawatan, yang kemudian menjadi buku panduan di sekolah keperawatan dunia.

Florence Nightingale dilahirkan pada 12 Mei 1820 di Florence, Italia. Florence Nightingale seorang Perawat pelopor perawat modern, penulis dan ahli statistik.

Sejak kecil Florence tumbuh dalam lingkungan keluarga yang berada. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya.

Ayah Florence, Wiliam bekerja sebagai seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris.Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Florence adalah keluarga terpandang.

Jiwa Filantropi Florence terlihat sejak usia remaja, ia sangat berbeda dari kebanyakan putri kaya, yang pada waktu itu aktivitasnya cenderung bersenang-senang dan malas-malasan. Tetapi Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Ketertarikan nya dalam dunia keperawatan dimulai pada tahun 1846,ketika ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman. Di sana Florence mengenal lebih jauh tentang konsep rumah sakit modern.

Ia terkesan akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada pasien, sehingga Florence berencana untuk mengadopsi pekerjaan sosial keperawatan, dan di praktekan di Inggris.

Namun Keinginan ini ditentang keras oleh keluarganya. Bukan tanpa alasan ! Hal ini dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit adalah tempat yang jorok.

Florence juga menolak lamaran Richard Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), pada tahun 1851 saat Florence berusia 31 tahun. Sebab ia ingin mendedikasikan hidupnya dan mengabdikan dirinya pada dunia keperawatan.

Walaupun ayahnya setuju bila Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia tidak setuju bila Florence menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat yang menjijikkan.

Pandangan Ayahnya dan Argumentasi Florence tentang keperawatan sangat berlawanan. Florence menganggap bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa merendahkan profesi perawat, sedangkan Ayahnya memiliki stigma bahwa perawat itu pekerjaan yang tidak layak untuknya.

Meski begitu,Florence tetap bersikeras pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan pelatihan bersama biarawati disana selama empat bulan, meski ia di bawah tekanan dari keluarganya .

Pada tanggal 12 Agustus 1853, Florence kembali ke London dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan di Institute for the Care of Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London.

Ketika perang terjadi di Semenanjung Krimea pada tahun 1853-54,banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran. Namun kondisi itu diperparah dengan tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan :

bagaimana prajurit-prajurit yang luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan kemanusiaan yang mulia ini?"


Hati rakyat Inggrispun tergugah oleh tulisan tersebut. Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu, Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.

Florence adalah satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri. "ucap Sidney Herbert".


Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal dan sampai Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari.

Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat.

Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan Florence Nightingale. Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui.

Pada masa musim dingin pertama Florence berada disana sejumlah 4077 prajurit meninggal dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat perang.

Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis.

Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara.

Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya desain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit.

Pada 1860 ia mendirikan sekolah dan rumah Nightingale untuk melatih para perawat di rumah sakit St. Thomas, London. Dan Pada 1910 ia mengembuskan nafas terakhirnya di umur 90 tahun.

Penghormatan atas jasa besar Florence, ia diberikan penghargaan British Order of Merit lima tahun setelah kematiannya. Pemerintah juga mendirikan Monumen Perang Krimea untuk menghormati perjuangannya.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah

https://payclick.com/

Contact us for advertising.