Menjadi seorang programmer adalah impian setiap orang yang baru melangkahkan kakinya didunia pemrograman. Untuk mereka yang baru mengambil mata kuliah algoritma dan pemrograman, bisa menyelesaikan tugas dasar logika saja sudah sangat membanggakan. Inilah yang juga saya rasakan dulunya sewaktu masih menjadi seorang mahasiswa. Ketika teman-teman pada pusing tak bisa menyelesaikan tugas pemrograman tetapi saya bisa, maka disitulah kadang saya seolah-olah merasa menjadi super man yang dengan senang hati menerbangkan lembaran-lembaran source code secara cuma-cuma kepada mereka. Saat besoknya dikumpul ya pasrah saja dicoret-coret sama dosen bersangkutan, karena tugas yang terkumpul jawabannya mirip-mirip dan bahkan ada yang sama persis dengan jawaban temannya.
Seiring berjalannya waktu perkuliahan, akhirnya banyak teman-teman pada banting stir. Ada yang berhenti dan memilih langsung bekerja, dan ada pula yang memilih untuk pindah ke jurusan lain. Alasan mereka jika ditanya rata-rata sama, yaitu terbentur di mata kuliah yang satu ini (pemrograman). Banyak kita jumpai mahasiswa jurusan IT di semester awal semangat-semangatnya belajar, tapi saat memasuki semester selanjutnya dan materi yang dipelajari terasa semakin sulit (khususnya mata kuliah pemrograman), akhirnya mereka merasa tak kuat lagi dan memilih mundur.
Pada artikel ini saya tidak menguraikan apa yang menjadi penyebab mereka tidak menguasai pemrograman, ataupun tips-tips khusus supaya bisa bertahan di jurusan IT hingga menyabet gelar sarjana. Tetapi saya hanya ingin memaparkan sisi kehidupan programmer yang mungkin jarang tersorot oleh media.
Ciiiieh kayak selebriti aja tooong, hahahahaa.
Nah, yang saya maksud disini adalah keseharian yang kadang sering dilupakan oleh si programmer. Apa saja itu? Mari sama-sama kita simak uraian berikut :
Nah, 7 hal diatas itulah pada umumnya sering dilupakan oleh seorang programmer. Ke-7 hal diatas tidaklah berarti mutlak melekat pada diri mereka. Bisa saja pada poin-poin tertentu tidak pernah mereka lakukan, atau bisa saja ada poin tambahan selain yang saya sebutkan diatas. Terlepas dari itu semua, kembali kepada pribadi mereka masing-masing yang berprofesi sebagai seorang programmer.
Seiring berjalannya waktu perkuliahan, akhirnya banyak teman-teman pada banting stir. Ada yang berhenti dan memilih langsung bekerja, dan ada pula yang memilih untuk pindah ke jurusan lain. Alasan mereka jika ditanya rata-rata sama, yaitu terbentur di mata kuliah yang satu ini (pemrograman). Banyak kita jumpai mahasiswa jurusan IT di semester awal semangat-semangatnya belajar, tapi saat memasuki semester selanjutnya dan materi yang dipelajari terasa semakin sulit (khususnya mata kuliah pemrograman), akhirnya mereka merasa tak kuat lagi dan memilih mundur.
Pada artikel ini saya tidak menguraikan apa yang menjadi penyebab mereka tidak menguasai pemrograman, ataupun tips-tips khusus supaya bisa bertahan di jurusan IT hingga menyabet gelar sarjana. Tetapi saya hanya ingin memaparkan sisi kehidupan programmer yang mungkin jarang tersorot oleh media.
Ciiiieh kayak selebriti aja tooong, hahahahaa.
Nah, yang saya maksud disini adalah keseharian yang kadang sering dilupakan oleh si programmer. Apa saja itu? Mari sama-sama kita simak uraian berikut :
- Makan
Hal pertama yang sering dilupakan programmer adalah menjaga pola makannya. Untuk seorang programmer, apalagi ia seorang jomblo (baca: belum menikah) pola makan mereka sangat jauh dari kata teratur. Kadang paginya sarapan siangnya nggak, atau siang makan malamnya lewat. Dan kadang-kadang ada juga yang begitu bangun tidur eh langsung buka laptop tanpa cuci muka karena kepikiran kerjaan semalam yang belum selesai.
Jadi nggak usah heran deh kalau melihat programmer itu badannya kurus-kurus, karena boleh jadi salah satu faktornya adalah mereka kurang teratur dalam menjaga pola makannya.
Untuk mencegah hal itu terjadi, terkhusus buat programmer yang jomblo tidak lain adalah dengan segera menikah saat sudah mampu. Mengapa demikian? Ya karena kalau udah punya istri jelas beda dong. Subuh-subuh udah ada yang bangunin untuk shalat, udah ada yang siapin sarapan pagi, kalau lupa juga ada yang ingetin sambil bilang gini “abi jangan lupa makan ya sayang, kalau lupa nanti umi habisin semua makanannya yah”. Benar-benar istri yang sangat perihatin sob kepada suaminya :p. - Tidur
Mendengar programmer yang tidur larut malam sampai jam 3 pagi mungkin sudah tak heran lagi saya kira. Malah teman saya sempat mengatakan kalau kita ini mirip sama kelelawar, siangnya tidur eh malamnya baru cari makan. Terkadang emang iya sih, suasana malam yang sunyi sepi itu sangat membantu si programmer agar lebih tenang dalam berfikir dan lebih fokus pada program yang sedang ia kerjakan. Namun disebalik itu tentulah mereka harus rela jam terbang tidurnya menjadi berkurang. Tak sedikit pula dari mereka yang tertidur didepan layar monitor, dan tau-taunya besok bangun keyboard udah pada penyok karena semalaman dijadiin bantal. - Mandi
Efek dari tidur larut malam adalah bangunnya kesiangan. Yah, kalau udah kesiangan tau sendiri dah jawabannya. Apalagi dengar teman depan pagar udah teriak-teriak ngajak berangkat kekampus, tiba-tiba langsung amnesia deh untuk mandi pagi.
Hal semacam ini tentunya jangan dibiasakan ya, kasihan tuh orang yang duduk disamping anda harus mencium aroma kembang tujuh rupa saat bersama anda. Kemudian malas mandi juga punya efek buruk tentunya bagi kesehatan, seperti bisa menurunkan daya tahan tubuh yang berakibat anda mudah terserang penyakit. Selain itu juga membuat anda kurang bersemangat dalam melakukan aktivitas-aktivitas diluar rumah. - Style
Jika anda punya keinginan untuk menjadikan programmer sebagai pasangan hidup, maka buanglah jauh-jauh angan anda untuk melihatnya tampil stylish. Karena rata-rata dari mereka tak begitu memperhatikan masalah baju, sepatu, ataupun aksesoris-aksesoris yang menjadi trend masa kini untuk mereka kenakan. Rata-rata dari mereka berpakaian terbilang biasa-biasa saja.
Lihatlah Mark Zuckerberg, CEO facebook yang dalam kesehariannya sering mengenakan pakaian kaos polos bewarna abu-abu.
Kalau dipikir-pikir buat beli baju yang lebih bagus dan mahal sangat enteng toh bagi dirinya. Tapi hal ini tak begitu ia pedulikan, karena menurutnya semakin sedikit mode pakaian maka semakin mudah pula ia memutuskan jenis pakaian apa yang akan ia kenakan hari ini. Jadi intinya programmer itu maunya simple, gak mau nambah pikiran sekedar buat nentuin mode pakaian seperti apa yang bagus untuk mereka pakai. - Teman Baru
Anda mungkin sering melihat programmer yang nongkrong temannya itu-itu saja. Hal yang dibicarakan pun saat nongkrong nggak jauh-jauh seputar pemrograman, teknologi terbaru, game, pekerjaan ataupun tugas kampus untuk mereka yang masih duduk dibangku perkuliahan. Sementara untuk ngebahas masalah politik atau hal-hal lain diluar tema komputer sih jarang, sekalipun ada ya segitu-segitu aja tak begitu mendalam.
Akibat dari hal ini ya mereka sukar untuk membuka percakapan dengan orang yang belum dikenal. Kalau udah kayak gitu pastinya sulit dong mencari teman baru, kan harus ada basa-basi dulu toh untuk memulai perkenalan. Palingan juga mereka cuman tanya-tanya “mau kemana mas/mba ?” atau “darimana mas/mba ?” (Kayak sopir angkot nanyain penumpangnya).
Tapi meski begitu bukan berarti mereka gagu sama sekali berbicara dengan orang yang baru dikenal, hanya saja sedikit lebih canggung dari biasanya. Kalau sudah kenal lama, mereka sangat loyal kepada sahabatnya. - Shalat
Pada poin ini khusus bagi seorang programmer muslim. Sebagaimana diketahui bahwa sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh. Namun tak sedikit kita lihat, programmer yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, enggan untuk meninggalkan sebentar saja pekerjaan itu demi mengerjakan sholat fardhu.
Untuk anda yang sering melakukan hal ini, segeralah untuk merubahnya. Anda perlu ingat bahwa pekerjaan yang anda dapati sekarang ini sejatinya Allah yang kasi. Yang anda bawa mati nanti juga hanya amal ibadah yang anda kerjakan, bukan harta dunia yang saat ini anda kejar mati-matian.
Jadi jangan pura-pura lupa saat yang Ngasi manggil untuk beribadah kepada-Nya. Shalat itu nggak lama kan, hanya butuh waktu 5 – 10 menit selesai. - Pasangan Hidup
Hal terakhir yang juga sering dilupakan oleh programmer adalah masalah pasangan hidup. Sebenarnya hal ini relatif sih, tapi ini saya masukkan karena melihat sifat programmer itu kebanyakan pada pendiam orangnya dan jarang terbuka kalau masalah perasaan. Ini juga karena mereka jarang keluar rumah seperti orang-orang pada umumnya. Waktu mereka pun banyak dihabiskan didepan komputer/laptop untuk belajar, mengerjakan proyek, ngegame dan sebagainya. Sehingga waktu untuk berpetualang mencari seorang kekasih menjadi berkurang tentunya. Tapi jangan salah ya, meskipun begitu mereka memasang kriteria yang tinggi lho untuk urusan yang satu ini.
Nah, 7 hal diatas itulah pada umumnya sering dilupakan oleh seorang programmer. Ke-7 hal diatas tidaklah berarti mutlak melekat pada diri mereka. Bisa saja pada poin-poin tertentu tidak pernah mereka lakukan, atau bisa saja ada poin tambahan selain yang saya sebutkan diatas. Terlepas dari itu semua, kembali kepada pribadi mereka masing-masing yang berprofesi sebagai seorang programmer.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah