Ask Pasukan berani mati Jepang dalam misi Kamikaze AdityaDees - AdityaDees

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.

04 August 2021

Ask Pasukan berani mati Jepang dalam misi Kamikaze AdityaDees

Pada akhir Perang Dunia II, posisi Jepang begitu terdesak. Angkatan Laut Kekaisaran hampir habis, sementara Angkatan Daratnya sudah kesulitan menghadapi gempuran Amerika. Pangkalan militer mereka yang sangat penting, Saipan, juga telah jatuh ke tangan sekutu.

Hal ini diperparah lagi dengan deretan kekalahan yang harus diderita dan banyaknya pilot berpengalaman mereka yang tewas di medan perang. Dalam kondisi seperti itu Taktik penyerangan konvensional tidak dapat dilakukan karena mengingat pesawat-pesawat dan kapal-kapal Jepang kalah jumlah.

Di saat situasi genting itu lah, pada 19 Oktober 1944, Panglima Armada Udara Pertama Laksdya Takijiro Ohnisi segera berkoordinasi dengan Grup Udara ke-201 AL Jepang di Mabalacat, Filipina, untuk mempersiapkan kesatuan udara kamikaze.

Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Laksamana Madya Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina . kemudian Ide ini direalisasikan oleh Laksamana Madya Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada bulan Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze.


Pasukan Serangan Khusus ini sebenarnya bukanlah pertama kali dibentuk. Pada perang-perang sebelumnya, baik Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1905-1906), pasukan jepang membentuk unit kapal torpedo bunuh diri (kaiten) untuk menyerang kapal perang Tiongkok dan Rusia.

Kamikaze merupakan badai yang menyelamatkan Jepang atas invasi pasukan mongolia pada akhir abad ke-13, ketika Kubilai khan cucu dari Genghis Khan berkuasa. Menurut legenda Jepang, kapal-kapal Mongolia itu akhirnya diterpa badai.

Angin besar yang menyelamatkan Jepang itu dikenal oleh masyarakat Jepang sebagai Kamikaze. Peristiwa ini terjadi dua kali yakni pada 1274 dan 1281. Kamikaze juga merupakan wujud dari semangat bushido Jepang yang setia dan rela berjuang mengorbankan nyawanya demi membela negerinya.

Menurut dalam bahasa inggris "Kamikaze" umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.


Kamikaze sebagai pasukan misi khusus militer Jepang memiliki peran penting bagi Perang Dunia II, khususnya dalam Perang Pasifik. Pembentukan unit Kamikaze di latar belakangi dengan posisi jepang yang sudah sangat terdesak.

Pasukan ini memiliki empat unit, diantaranya, Unit Asahi, Unit Shikishima, Unit Yamato, dan Unit Yamazakura. Nama-nama tersebut terinspirasi dari sebuah puisi patriotik yang di buat oleh sarjana klasik Jepang, Motoori Norinaga.

Pasukan khusus ini memiliki andil besar dalam usaha Jepang untuk mempertahankan Filipina agar tidak jatuh ke tangan Sekutu.

Kamikaze pertama dilakukan oleh Laksamana Madya Masafumi Arima, komandan Armada Udara ke-26 pada 15 Oktober 1944. Tatkala memimpin 100 pembom tukik Yokosuka D4Y yang tiba-tiba menukikkan pesawatnya ke arah kapal induk USS Franklin dan kapal itu terbakar, namun masih tetap beroperasi hingga pada tahun 1964.

Jauh sebelum adanya taktik kamikaze, para pilot akan secara sengaja menabrakkan pesawatnya ke suatu target dengan tujuan menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin.

Hal ini dilakukkan ketika pesawat yang mereka terbangkan sudah dalam kondisi rusak atau menghindari resiko tertangkap oleh musuh. Berawal dari prinsip itulah Jepang akhirnya membuat dan menyusun serangan kamikaze ini.

Serangan kamikaze secara terencana dan dalam skala besar terjadi pertama kali saat Pertempuran Samar yang masih termasuk kedalam bagian dari Pertempuran Teluk Leyte yang lebih besar.

Di bulan-bulan selanjutnya, intensitas serangan kamikaze semakin meningkat dan puncaknya terjadi pada bulan April hingga Juni 1945.

Selama operasi itu berlangsung, banyak dari kapal-kapal Sekutu menjadi korban keganasan kamikaze. Serangan ini tak pandang bulu mulai dari kapal kargo hingga kapal tempur milik Sekutu dijadikan sasaran oleh para pilot kamikaze.

HMS Formidable dan USS Laffey merupakan sedikit dari korban keganasan kamikaze. Kapal induk HMS Formidable dihantam oleh pesawat Mitsubishi A6M “Zero” dan akibat serangan itu membuatnya rusak dan terbakar hebat.

Sedangkan kapal perusak USS Laffey terkena hingga enam serangan kamikaze berturut-turut namun kapal tersebut tidak tenggelam dan sebab peristiwa itu USS Laffey mendapat julukan ” The Ship That Would Not Die” atau “Kapal yang Tak akan Pernah Mati”.

Semua pilot yang direkrut oleh Jepangn untuk misi Kamikaze merupakan sukarelawan yang berasal dari golongan pemuda Jepang. walaupun kamikaze sendiri merupakan misi bunuh diri, banyak dari para pemuda bersukarela menjadi bagian dari unit tersebut.

Hingga kini, seberapa besar jumlah kapal perang yang berhasil dihancurkan pasukan kamikaze masih menjadi perdebatan sejumlah pihak. Menurut catatan AU AS, Jepang setidaknya telah melancarkan 2.800 serangan kamikaze dan menenggelamkan 34 kapal perang. Kamikaze juga telah merusak 368 kapal, membunuh 4.900 pelaut, serta melukai 4.800 orang lainnya.

Pro-kontra mengenai efektivitas kamikaze jadi perdebatan hangat. Meski heroik dan menyeret banyak korban serta kerusakan besar, kamikaze ternyata tak mampu membalikkan situasi Jepang yang sedang terdesak. Kaisar Hirohito menyerah tanpa syarat ke Sekutu pada 15 Agustus 1945. PD II resmi berakhir.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah

https://payclick.com/

Contact us for advertising.