Meski begitu , kesuksesan yang di raih para pendiri WhatsApp tidak mudah, salah satunya adalah Jan Koum, yang telah mengalami pasang surut dalam perjuanganya berkarir mendirikan WhatsApp.
Jan Koum lahir pada tahun 1976 di Kiev, Ukraina, yang saat itu merupakan bagian dari bekas Uni Soviet. Koum tumbuh dan besar di sebuah kota di luar Kiev ,ia menghabiskan sebagian besar masa mudanya di sana sampai pada tahun 1992, ketika dia dan ibunya beremigrasi ke Amerika Serikat.
Privilege keluarga Jan Koum biasa saja, daerah tempat tinggalnya sangat memprihatinkan,sebab segala fasilitas sangat terbatas seperti listrik. Bahkan untuk mandi pun mereka harus mengantri di tempat mandi umum.
Kepindahanya ke Amerika Serikat itu di Karena tingginya intensitas gejolak politik di tempat Koum, maka untuk menghindari hal tersebut, keluarga Jan Koum memutuskan untuk pindah pada tahun 1990. Mereka pindah ketika Jan Koum berusia 16 tahun dan tinggal di wilayah Mountain View, Amerika Serikat.
Keluarga tersebut tinggal di sebuah apartemen sederhana dengan 2 kamar tidur di Mountain View, California yang mereka peroleh melalui bantuan atau program dukungan yang dijalankan oleh pemerintah. Rencananya ayahnya akan menyusul mereka, namun sayangnya, ayah Jan Koum meninggal pada tahun 1997 ketika masih di Ukraina.
Disana Koum bekerja sebagai pembersih di toko kelontong lokal untuk menghidupi dirinya dan ibunya bekerja sebagai pengasuh anak, mereka juga masih mengandalkan kupon makanan gratis dari dukungan pemerintah untuk sementara waktu.
Pada usia 18, Koum menemukan kecintaannya pada teknologi dan belajar sendiri secara otodidak jaringan komputer melalui buku yang ia dapat. Di karenakan Koum tidak punya uang untuk membeli buku baru ,jadi dia membelinya dari toko buku bekas dan mengembalikannya lagi setelah dia membacanya untuk menghemat uang.
Koum juga pernah tergabung dalam grup Hacker bernama w00w00 pada tahun 1996 di mana ia di groub itu Koum meningkatkan keterampilan dan skill komputernya berjejaring dengan calon pendiri Napster, Sean Fanning.
Meskipun belajar sendiri dalam pemrograman komputer, Koum melanjutkan ke pendidikan tinggi dan belajar di Universitas Negeri San Jose. Saat belajar ia bekerja paruh waktu sebagai penguji keamanan di Ernst & Young, di mana ia bertemu dengan salah satu pendiri WhatsApp Brian Acton pada tahun 1997.
Ketika menginjak umur 20-an ,Koum di tinggal oleh ibunya dan ayahnya kemudian ia tinggal sendiri. Dia bersandar pada teman baiknya Acton untuk dukungan dan bersama-sama mereka meninggalkan Ernst & Young untuk bekerja di Yahoo!.
Dengan pertimbangan karirnya ,Jan Koum keluar dari universitas pada tahun 1997, sehingga ia dapat memusatkan pikirannya dan fokus pada pekerjaannya sebagai insinyur infrastruktur.
Jan bekerja di Yahoo! selama kurang lebih 9 tahun sebelum pergi dan kemudian memulai perusahaannya sendiri bersama Acton.
Jan Koum kemudian memiliki kesuksesan bisnis yang signifikan di sektor teknologi, karena membuild up aplikasi perpesanan populer WhatsApp. Meskipun ia dianggap sebagai salah satu pengusaha paling sukses , ia tidak menyukai pendapat ini karena ia percaya pengusaha berjuang untuk uang sementara ia bekerja hanya untuk membangun produk yang hebat.
Kesuksesan instan tidak datang untuk Jan Koum. Ketika WhatsApp pertama kali dirilis ke publik, itu sangat tidak populer. Produk memiliki jumlah pengguna yang sangat terbatas dan terus-menerus mengalami masalah.
Dalam situasi ini Jan sudah berpikir untuk menyerah dan mencari pekerjaan lain, tetapi berkat motivasi dan dorongan dari Acton dia memilih untuk tidak menyerah pada mimpinya.
Namun, titik terang Koum datang ketika Apple merilis pemberitahuan push yang memungkinkan WhatsApp untuk memberi tahu pengguna setelah mereka menerima pesan.
Aplikasi ini diadaptasi menjadi aplikasi pengirim pesan instan di mana pengguna akan mengirim pesan ke kontak secara global tanpa biaya apa pun. Fitur seperti SMS mendapat perhatian dan popularitas serta basis pengguna WhatsApp mulai tumbuh.
Sejak 2009 WhatsApp terus berkembang dan selama 10 tahun terakhir, keberhasilan aplikasi telah meroket, membuat 1,5 miliar pengguna aktif, 1 juta pendaftaran baru setiap hari dan 300 juta pengguna harian pada 2019. Aplikasi ini digunakan di 180 negara dan adalah yang terbesar dari semua jaringan pesan.
Sebelum Marck Zuckerberg mengakuisisi WhatsApp pada tahun 2014 dengan harga $19 miliar, baik Koum maupun Acton pernah melamar pekerjaan di Facebook pada 2007 namun ditolak.
Koum duduk di dewan direksi di Facebook selama 4 tahun hingga mengundurkan diri pada 2018 karena perselisihan dengan Facebook karena perbedaan pendapat tentang privasi pengguna .
Pengalaman Jan Koum untuk memulai dari bawah dan bekerja dengan cara ini menaiki tangga keuangan mengajarinya pentingnya memberi kembali. Pekerjaan amal Jan berfokus pada penyediaan untuk komunitas yang berbeda serta mendukung pengembangan teknologi.
Pada tahun 2014 ia menyumbangkan hampir $556 juta dolar ke Silicon Valley Community Foundation dan sekitar $1,5 juta ke The FreeBSD Foundation dari 2014 – 2016.
No comments:
Post a Comment
Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah