Ask Perlawanan KH Ahmad Rifa'i terhadap penjajah Belanda di kota Kendal AdityaDees - AdityaDees

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.

06 August 2021

Ask Perlawanan KH Ahmad Rifa'i terhadap penjajah Belanda di kota Kendal AdityaDees

Kiyai Haji Ahmad Rifa’i merupakan sosok Ulama sekaligus pejuang kota kendal , Putra dari KH Muhammad Marhum Bin Abi Sujak. Beliau lahir di Tempuran, Kendal, Jawa Tengah pada tahun 1786 (kalender Islam 9 Muharam 1200 Hijriah),dan meninggal di Manado, Sulawesi Utara pada tahun 1870.

Jalan Dakwah sudah di mulai Ahmad Rifa'i sejak usia muda, dengan metode konsep tabligh keliling di kota Kendal. Ketegasan nya dalam berdakwah dan tidak kenal kompromi membuat Belanda selalu mengawasi setiap gerak-geriknya.

Selain menyinggung masalah agama, beliau juga menyinggung masalah sosial dalam dakwahnya, seperti arti kemerdekaan dan perjuangan melawan kolonial Belanda.

Sang kiyai yang menyuarakan tentang Kemerdekaan membuat Belanda semakin resah dan khawatir. Respon dari kekhawatiran itu adalah pengasingan sang kiyai di Kalisalak Batang pada tahun 1838. Tetapi Pada 1841 sang kiyai justru mendirikan pondok pesantren disana .

Akibat Penentangan beliau terhadap Belanda, Kiyai Ahmad Rifa'i pernah dijuluki "Setan Kalisasak" oleh kolonial Belanda dan "Ulama Sesat" oleh ulama yang mendukung Belanda.


Beliau juga di ketahui pernah menimbah ilmu di Arab , dan berguru dengan ulama besar disana seperti Syekh Ahmad Ustman, Syekh Is Al -Barawi dan Syekh Abdul Aziz Al Habisy. Setelah berguru dari Arab Beliau melanjutkan menimbah ilmu ke Mesir.

Lewat Gerakan Taramujah Ahmad Rifa'I menentang terhadap kolonial Belanda dengan menekankan aspek keagamaan dan budaya masyarakat lokal dalam perjuangannya.

Konsekuensinya Kiyai Rifa'i sering di asingkan ketempat terpencil hingga akhir hayatnya. Beliau Ahmad Rifa'i meninggal dunia di tahun 1870 pada usia 84 tahun saat diasingkan di Kampung Jawa Tondano, Manado, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kyai Mojo.

Meskipun beliau mendapat larangan berdakwah, beliau tetap berjuang dengan menulis berbagai kitab dan salah satunya Kitab Nazam Wikayah yang berisi anjuran untuk menentang orang Belanda dan yang bersekutu dengan mereka.

Sebagian besar kitab-kitab beliau, pada sekitar tahun 1859 itu disita oleh pemerintah kolonial Belanda dan sebagian dari hasil sitaan tersebut dikirimkan ke negeri Belanda dan sampai sekarang masih tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda.

Pada Tahun 2004 Pemerintah menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KH Ahmad Rifa’i melalui Kepres Nomor: 089/TK/2004 , oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

No comments:

Post a Comment

Komentar yang bermutu Insyaallah akan mendapatkan berkah

https://payclick.com/

Contact us for advertising.