AdityaDees: sejarah

Hot

https://publishers.chitika.com/

Contact us for advertising.
Showing posts with label sejarah. Show all posts
Showing posts with label sejarah. Show all posts

05 August 2021

Ask Sosok Kontroversi Rockefeller dalam menjalankan bisnis hingga menjadi miliarder pertama dalam sejarah AdityaDees

17:33 0
Nama Rockefeller sangat mengakar kuat di berbagai bidang di seluruh Amerika Serikat sehingga namanya begitu terkenal dan mempunyai pengaruh di dunia.

Pengaruhnya meliputi industri minyak, perbankan hingga Wall Street, pendidikan tinggi, penelitian medis, dan seni. Rockefeller memiliki dampak yang tidak bisa diragukan lagi.

Pada taun 1916, surat kabar yang terbit di Amerika Serikat mengeluarkan kabar tentang perubahan status John D. Rockefeller dari jutawan menjadi miliarder pertama yang tercatat dalam sejarah.

Namun anaknya yang bernama, John D. Rockefeller, Jr. mengeluarkan pernyataan yang menyebut jika kabar yang tersebar tak sesuai kenyataan alias dibesar-besarkan.

Dalam buku biografi, Titan: The Life of John D. Rockefeller, Sr. yang diterbitkan pada 1998, penulisnya oleh Ron Chernow memperkirakan kekayaan Rockefeller mencapai di angka USD 900 juta pada 1913. Di sisi lain, taktik gurita bisnis Rockefer juga membuatnya dijuluki “orang paling dibenci di Amerika”.


Pada tahun-tahun terakhirnya, Rockefeller mencoba untuk menghapus citra buruknya dengan cara mendonasikan sebagian besar kekayaannya untuk amal.

Ketika Rockefeller meninggal pada tahun 1937, Obituari dari surat kabar New York Times meragukan jika John D. Rockefeller merupakan miliarder pertama dalam sejarah. Sejumlah sejarawan menunjuk Henry Ford sebagai miliarder pertama dalam sejarah.

John D. Rockefeller lahir 8 Juli 1839, di Richford, New York. Ia merupakan pendiri perusahaan Standard Oil Company yang merupakan miliarder pertama dalam sejarah dunia dan dianggap sebagai orang terkaya dalam sejarah Amerika, dan mungkin orang terkaya dalam sejarah dunia.

Dia merupakan anak yang pekerja keras, untuk mendapatkan uang ia memelihara kalkun, menjual permen dan melakukan pekerjaan untuk tetangga. Keluarganya migrasi ke Cleveland, Ohio Pada tahun 1853.

Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai asisten pemegang buku di sebuah perusahaan dagang bernama Hewitt & Tuttle. Setelah empat tahun di Hewitt & Tuttle, John mulai mengejar mimpinya sendiri .

Bersama dengan seorang mitra, ia mendirikan perusahaan dagang komisi yang menangani daging, jerami, dan biji-bijian. Pada akhir tahun pertama, bisnis telah meraup $ 450.000.

Dengan laju produksi minyak di Pennsylvania yang semakin cepat, Rockefeller memutuskan untuk memulai usaha berikutnya yang itu akan mengubah sejarah.

Ia kemudian membuka kilang minyak di dekat Pittsburgh pada tahun 1863. Rockefeller hanya butuh waktu dua tahun untuk mengubah kilang itu menjadi yang terbesar di wilayah tersebut.

Pada tahun 1870, Rockefeller membentuk Standard Oil Company of Ohio, bersama dengan adiknya William (1841-1922), Henry Flagler (1830-1913) dan sekelompok pria lainnya. John Rockefeller adalah presiden dan pemegang saham terbesarnya.

Dalam waktu singkat margin keuntungan di Standard Oil tetap konsisten tinggi dari sejak awal terbentuknya. Itu di karenakan Rockefeller kompeten dalam mengelola perusahaan.

Termotivasi oleh pertumbuhan pesat perusahaan, Rockefeller memulai strategi pengambilalihan secara agresif ,yang akan mendorong perusahaan ke dalam permainanya sendiri.

Setelah Standard Oil menguasai hampir semua kilang di wilayah Cleveland, ia mulai menjalin kemitraan dengan perusahaan kereta api untuk mengangkut minyaknya seekonomis mungkin, sambil juga membeli jaringan pipa dan terminal minyak.

Dengan memiliki hampir setiap aspek bisnis, kontrol Standard Oil terhadap industri diperketat ,perusahaan bahkan membeli perusahaan pesaingnya, untuk mencegah pesaing membangun infrastruktur transportasi mereka sendiri.

Dia sangat efektif dalam mengintegrasikan totalitas minyak ,terutama ekstraksinya, lalu transportasinya, dan kemudian eceran dan penjualan keseluruhannya”, kata Profesor Michael Cox, Profesor Emeritus Hubungan Internasional di London School of Economics.


Jadi itu yang mendorong Standard Oil meraih kesuksesan dan menjadi perusahaan luar biasa, bahkan pada akhir abad ke-19, hampir menjadi monopoli virtual dalam hal minyak di AS.

Mengingat semakin pentingnya minyak di dunia dan bagi perekonomian Amerika, hal itu memberi Rockefeller khususnya, posisi kekuasaan yang luar biasa, dan tentu saja akumulasi kekayaan yang besar.

Kekayaan dan kesuksesan Rockefeller yang luar biasa membuatnya menjadi sasaran para jurnalis, politisi reformasi, yang saat itu memandangnya sebagai simbol keserakahan perusahaan dan mengkritik metode yang digunakannya untuk membangun kerajaannya.

Cox mengatakan kepada World Finance: “Para kritikus berpikir bahwa metode yang digunakan Rockefeller sangat tidak bermoral, dan juga bertentangan dengan hal lain – bukan hanya karena mereka cukup suram dalam hal mendapatkan hasil yang Anda inginkan, beberapa kritikus di Kongres menyarankan dengan sangat keras.

Bahwa dengan menciptakan monopoli yang efektif, [Rockefeller] sebenarnya juga melemahkan persaingan di Amerika Serikat.Jadi praktik monopolinya dipandang oleh banyak pengkritiknya tidak hanya sebagai senjata yang agak kuat, tetapi juga akhirnya menciptakan monopoli, dan monopoli pada dasarnya buruk bagi Amerika, dan buruk bagi kapitalisme Amerika.”



Praktik monopoli Standar Oil dibongkar oleh Ida Tarbell, seorang penulis, dosen, jurnalis investigasi, sekaligus putri pengusaha yang menjadi korban Rockefeller dalam bukunya, The History of the Standard Oil Company, yang merangkum artikelnya yang dipublikasikan pada 1902 hingga 1904.

Pada tahun 1892, Mahkamah Agung Ohio telah memutuskan bahwa Standard Oil melanggar hukum negara dan menyebabkan Rockefeller membubarkan perusahaan dan menyerahkan pengelolaan setiap anak perusahaan.

Meskipun demikian, hierarki perusahaan tetap utuh, dengan kendali atas semua divisi berada di tangan dewan yang dijalankan oleh Rockefeller sendiri.

Dalam langkah yang berani sembilan tahun kemudian, dia mengumpulkan kembali berbagai perusahaan menjadi satu grup induk. Kongres kembali melakukan intervensi pada tahun 1911 dan alhasil memaksanya untuk membubarkan kembali.

Pengaruh Rockefeller pada bisnis minyak bahkan masih terlihat hingga saat ini. "Meski Standard Oil dipaksa pecah menjadi beberapa perusahaan karena divonis melakukan monopoli -- BP, Exxon, ConocoPhillips, dan Chevron adalah anak-anak perusahaannya," tulis Sam Parr untuk The Hustle.

Rockefeller terlibat dalam kontroversi, tetapi membangun reputasinya kembali


Rockefeller yang dikenal sangat kontroversial dan perannya dalam membantu ekonomi Amerika yang besar, itu sama terkenalnya dengan pekerjaan filantropisnya. Di antara contoh yang paling menonjol dari upaya tersebut adalah kontribusinya terhadap penciptaan Universitas Chicago.

Tindakan penting lainnya datang pada tahun 1902, ketika Rockefeller mendirikan Dewan Pendidikan Umum dalam upaya untuk mendukung pendidikan di AS "terlepas dari ras, jenis kelamin atau keyakinan", dengan penekanan khusus pada mempromosikan pendidikan tinggi.

Kemudian, muncul Rockefeller Foundation, sebuah lembaga yang didirikan oleh Rockefeller pada tahun 1913 untuk “mempromosikan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia”.

Rockefeller telah menyumbangkan sebagian kekayaanya untuk mempromosikan pendidikan, kesehatan masyarakat, kemajuan ilmiah, seni, penelitian sosial dan banyak lagi.

Terlepas dari kritik yang menyelimuti karir Rockefeller, termasuk berbagai tuduhan penggelapan pajak ,kebiasaannya memberi amal adalah salah satu tindakan positif.

Rockefeller pensiun dari bisnis pada pertengahan 1890-an dalam kehidupan pribadinya, Rockefeller sangat religius, sederhana dan pegolf yang rajin.

Dalam ambisi hidupnya ia bertujuan untuk mencapai usia 100 tahun, namun ia meninggal pada usia 97 pada 23 Mei 1937,di The Casements, rumah musim dinginnya di Ormond Beach, Florida .

Read More

04 August 2021

Ask Pasukan berani mati Jepang dalam misi Kamikaze AdityaDees

01:25 0
Pada akhir Perang Dunia II, posisi Jepang begitu terdesak. Angkatan Laut Kekaisaran hampir habis, sementara Angkatan Daratnya sudah kesulitan menghadapi gempuran Amerika. Pangkalan militer mereka yang sangat penting, Saipan, juga telah jatuh ke tangan sekutu.

Hal ini diperparah lagi dengan deretan kekalahan yang harus diderita dan banyaknya pilot berpengalaman mereka yang tewas di medan perang. Dalam kondisi seperti itu Taktik penyerangan konvensional tidak dapat dilakukan karena mengingat pesawat-pesawat dan kapal-kapal Jepang kalah jumlah.

Di saat situasi genting itu lah, pada 19 Oktober 1944, Panglima Armada Udara Pertama Laksdya Takijiro Ohnisi segera berkoordinasi dengan Grup Udara ke-201 AL Jepang di Mabalacat, Filipina, untuk mempersiapkan kesatuan udara kamikaze.

Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Laksamana Madya Kimpei Teraoka yang merupakan kepala staf komandan angkatan laut di Filipina . kemudian Ide ini direalisasikan oleh Laksamana Madya Takejiro Onishi yang menggantikan Teraoka pada bulan Oktober 1944 yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze.


Pasukan Serangan Khusus ini sebenarnya bukanlah pertama kali dibentuk. Pada perang-perang sebelumnya, baik Perang Tiongkok-Jepang (1894-1895) dan Perang Rusia-Jepang (1905-1906), pasukan jepang membentuk unit kapal torpedo bunuh diri (kaiten) untuk menyerang kapal perang Tiongkok dan Rusia.

Kamikaze merupakan badai yang menyelamatkan Jepang atas invasi pasukan mongolia pada akhir abad ke-13, ketika Kubilai khan cucu dari Genghis Khan berkuasa. Menurut legenda Jepang, kapal-kapal Mongolia itu akhirnya diterpa badai.

Angin besar yang menyelamatkan Jepang itu dikenal oleh masyarakat Jepang sebagai Kamikaze. Peristiwa ini terjadi dua kali yakni pada 1274 dan 1281. Kamikaze juga merupakan wujud dari semangat bushido Jepang yang setia dan rela berjuang mengorbankan nyawanya demi membela negerinya.

Menurut dalam bahasa inggris "Kamikaze" umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir kampanye Pasifik Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu sementara "kamikaze" dalam bahasa Jepang hanya merujuk kepada angin topan tersebut.


Kamikaze sebagai pasukan misi khusus militer Jepang memiliki peran penting bagi Perang Dunia II, khususnya dalam Perang Pasifik. Pembentukan unit Kamikaze di latar belakangi dengan posisi jepang yang sudah sangat terdesak.

Pasukan ini memiliki empat unit, diantaranya, Unit Asahi, Unit Shikishima, Unit Yamato, dan Unit Yamazakura. Nama-nama tersebut terinspirasi dari sebuah puisi patriotik yang di buat oleh sarjana klasik Jepang, Motoori Norinaga.

Pasukan khusus ini memiliki andil besar dalam usaha Jepang untuk mempertahankan Filipina agar tidak jatuh ke tangan Sekutu.

Kamikaze pertama dilakukan oleh Laksamana Madya Masafumi Arima, komandan Armada Udara ke-26 pada 15 Oktober 1944. Tatkala memimpin 100 pembom tukik Yokosuka D4Y yang tiba-tiba menukikkan pesawatnya ke arah kapal induk USS Franklin dan kapal itu terbakar, namun masih tetap beroperasi hingga pada tahun 1964.

Jauh sebelum adanya taktik kamikaze, para pilot akan secara sengaja menabrakkan pesawatnya ke suatu target dengan tujuan menyebabkan kerusakan sebanyak mungkin.

Hal ini dilakukkan ketika pesawat yang mereka terbangkan sudah dalam kondisi rusak atau menghindari resiko tertangkap oleh musuh. Berawal dari prinsip itulah Jepang akhirnya membuat dan menyusun serangan kamikaze ini.

Serangan kamikaze secara terencana dan dalam skala besar terjadi pertama kali saat Pertempuran Samar yang masih termasuk kedalam bagian dari Pertempuran Teluk Leyte yang lebih besar.

Di bulan-bulan selanjutnya, intensitas serangan kamikaze semakin meningkat dan puncaknya terjadi pada bulan April hingga Juni 1945.

Selama operasi itu berlangsung, banyak dari kapal-kapal Sekutu menjadi korban keganasan kamikaze. Serangan ini tak pandang bulu mulai dari kapal kargo hingga kapal tempur milik Sekutu dijadikan sasaran oleh para pilot kamikaze.

HMS Formidable dan USS Laffey merupakan sedikit dari korban keganasan kamikaze. Kapal induk HMS Formidable dihantam oleh pesawat Mitsubishi A6M “Zero” dan akibat serangan itu membuatnya rusak dan terbakar hebat.

Sedangkan kapal perusak USS Laffey terkena hingga enam serangan kamikaze berturut-turut namun kapal tersebut tidak tenggelam dan sebab peristiwa itu USS Laffey mendapat julukan ” The Ship That Would Not Die” atau “Kapal yang Tak akan Pernah Mati”.

Semua pilot yang direkrut oleh Jepangn untuk misi Kamikaze merupakan sukarelawan yang berasal dari golongan pemuda Jepang. walaupun kamikaze sendiri merupakan misi bunuh diri, banyak dari para pemuda bersukarela menjadi bagian dari unit tersebut.

Hingga kini, seberapa besar jumlah kapal perang yang berhasil dihancurkan pasukan kamikaze masih menjadi perdebatan sejumlah pihak. Menurut catatan AU AS, Jepang setidaknya telah melancarkan 2.800 serangan kamikaze dan menenggelamkan 34 kapal perang. Kamikaze juga telah merusak 368 kapal, membunuh 4.900 pelaut, serta melukai 4.800 orang lainnya.

Pro-kontra mengenai efektivitas kamikaze jadi perdebatan hangat. Meski heroik dan menyeret banyak korban serta kerusakan besar, kamikaze ternyata tak mampu membalikkan situasi Jepang yang sedang terdesak. Kaisar Hirohito menyerah tanpa syarat ke Sekutu pada 15 Agustus 1945. PD II resmi berakhir.

Read More

02 August 2021

Ask Sanusi Pane Tokoh Pelopor Lahirnya Bahasa Persatuan Indonesia AdityaDees

08:45 0
Indonesia merupakan negara kesatuan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, dengan semboyan tersebut pasti adanya bahasa persatuan yang menjadi sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa, yaitu Bahasa Indonesia.

Namun tetapi ,lahirnya Bahasa Indonesia rupanya melewati perjuangan panjang oleh para tokoh bangsa terdahulu. Salah satunya adalah Sanusi Pane. Ia di kenal sebagai seorang sastrawan dan pujangga yang lahir di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada 14 November 1905. Ia adalah kakak kandung Armijn Pane

Sanusi muda mengenyam bangku pendidikan pertama kali di Hollands Inlandse School (HIS) di Padang Sidempuan. Ia kemudian pindah ke Tanjung Balai lalu masuk Europeesche Lager School (ELS) di Sibolga lalu melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang, dan diselesaikan di Jakarta pada 1922.

Selanjutnya ia masuk Kweekschool di Jakarta dan lulus 1925 serta melanjutkan ke Sekolah Hakim Tinggi juga di Jakarta (hanya setahun) kemudian memperdalam pengetahuannya tentang kebudayaan Hindu di Inia (1929—1930).

Awalnya Sanusi Pane berprofesi seorang Guru ,ia terus berpindah tempat untuk mengajar ,dari menjadi Guru di Kweekschool Gunung Sahari Jakarta, HIK Lembang, HIK Gubernemen Bandung dan Sekolah Menengah Perguruan Rakyat, Jakarta.

Sanusi juga aktif di sejumlah organisasi di tanah air , seperti Partai Nasional Indonesia, Jong Sumatra dan Gerindo . Oleh sebab itu ,Sanusi di berhentikan menjadi seorang Guru. Dia pernah juga menjadi redaktur majalah Timboel (1931—1933), harian Kebangoenan (1936)—yaitu surat kabar berbahasa Melayu-Tionghoa dan redaktur Balai Pustaka (1941).

Kumpulan sajak pertamanya berjudul Pancaran Cinta terbit 1926, menyusul kemudian kumpulan sajak Puspa Mega di 1927. Lalu drama Airlangga di 1928 dan drama Burung Garuda Terbang Sendiri 1929. Pada 1931 terbit kumpulan sajaknya Madah Kelana yang kemudian disusul drama Kertajaya di 1932.

Kemudian di 1933, terbit dramanya yang berjudul Sandyakala ning Majapahit lalu disusul drama Manusia Baru di 1940. Di tahun yang sama, juga terbit buku terjemahannya, yakni Arjuna Wiwaha, disusul buku Sejarah Indonesia 1942, Bunga Rampai dari Hikayat Lama di 1946, Indonesia Sepanjang Masa 1952, dan kumpulan puisi Gamelan Jiwa yang terbit 1960.

Atas jasa-jasanya di bidang sastra, pada tahun 1969 setahun setelah Sanoesi Pane meninggal dunia Pemerintah Republik Indonesia memberikan Hadiah Sastra bersama beberapa sastrawan lainnya yang sama-sama telah meninggal dunia, yaitu Marah Rusli, Abdul Muis, Amir Hamzah, Armijn Pane, dan Chairil Anwar.

Selain di kenal sebagai seorang sastrawan dan pujangga, Sanusi Pane adalah tokoh di balik lahirnya Bahasa Indonesia. Semua perjuangannya menemukan titik terang saat Kongres Pemuda I, yang dilaksanakan di Batavia pada 1926.

Dalam kongres itu, pengusulan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan pertama kali di usulkan oleh Sanusi Pane , yang merupakan cikal bakal Bahasa Indonesia. Namun karena adanya perdebatan antara M Yamin dan Muhammad Tabrani yang belum setuju dengan usulan itu. Penetapan itu gagal .

Tetapi kemudian diadopsi lagi dalam Kongres Pemuda II. Dalam Kongres Pemuda II, pada 28 Oktober 1928, usulan Sanusi Pane dua tahun sebelumnya ,akhirnya diakomodir dan ditetapkanlah Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, yang kemudian diberi nama Bahasa Indonesia.

Dan untuk pertama kalinya, Kongres Bahasa Indonesia I dilaksanakan di Medan, 28 Oktober 1954.


Nama Sanusi Pane memang kurang familiar di banding Tokoh bangsa lainya. Meski punya andil besar dalam pembentukan bahasa persatuan. Akibatnya namanya jarang sekali dikenal sebagai tokoh yang mendorong lahirnya Bahasa Indonesia. Ia meninggal dunia pada 2 Januari 1968.

Read More

29 July 2021

Ask Kekalahan terbesar Romawi sepanjang sejarah dalam pertempuran Carrhae melawan Parthia AdityaDees

06:40 0
Bangsa Romawi adalah peradaban yang sangat sukses pada masa itu, dan sebagian dari kesuksesan mereka dapat dikaitkan dengan semua pertempuran yang mereka menangkan.

Namun, salah satu kekalahan terbesar dalam pertempuran yang secara langsung mempengaruhi existensi kekuasaan mereka adalah pertempuran Carrhae.

Pertempuran Carrhae merupakan kekalahan besar Romawi sepanjang sejarah. Pertempuran ini terjadi pada 53 SM, antara Republik Romawi dan Kekaisaran Parthia dekat kota kuno Carrhae (sekarang Harran, Turki).

Di bawah komando Marcus Licinius Crassus ,Pasukan Romawi mengalami kegagalan dalam pertempuran melawan Phartia. Jenderal Parthia Surena mampu mengalahkan pasukan Romawi dalam pertempuran ini .

Melalui keahliannya menggunakan pemanah kuda dan katafrak (kavaleri lapis baja), bangsawan Parthia Surena menghancurkan atau menangkap hampir semua legiun Crassus.

Menurut penyair Ovid dalam Buku 6 puisinya , pertempuran itu terjadi pada tanggal 9 Juni.


Keserakahan sering dianggap oleh sumber-sumber kuno, terutama penulis biografinya Plutarch, karena kesalahan karakter utamanya dan motifnya pergi berperang.

Sejarawan Erich S. Gruen percaya bahwa tujuan Crassus adalah untuk memperkaya perbendaharaan publik karena kekayaan pribadi bukanlah yang paling kekurangan Crassus.

Sumber-sumber Romawi memandang Pertempuran Carrhae tidak hanya sebagai malapetaka bagi Roma dan aib bagi Marcus Crassus, tetapi juga sebagai tragedi.

Kematiannya adalah kegagalan yang memalukan, ia dan putranya dan sebagian besar pasukannya dibantai oleh Parthia di Pertempuran Carrhae.

Marcus Licinius Crassus bukanlah komandan yang tidak kompeten, dia telah menjadi pemimpin militer yang cakap sekaligus negarawan yang sukses.

Bersama dengan Julius Caesar (100-44 SM) dan Pompey the Great (106-48 SM), Crassus membentuk Triumvirat Pertama yang secara efektif memerintah Republik Romawi.

Dengan keberhasilan Caesar di Gaul dan kemenangan Pompey di Mediterania, Crassus membutuhkan penaklukan militer untuk memajukan posisi politik pribadi dan keluarganya di Roma.

Hal ini yang menjadi salah satu pendorongnya untuk menginvasi suriah dan memutuskan untuk menyerang Parthia tanpa persetujuan resmi dari Senat Republik Romawi ,yang akhirnya berperang dengan Phartia.

Marcus Crassus telah memerintah Syria selama tiga tahun. Selama itu, dia berhasil membentuk tim yang cukup besar: 35.000 legionary, 4.000 kavaleri, dan 4.000 infanteri ringan. Marcus Crassus bermaksud untuk menyerbu Kerajaan Parthia dengan bantuan Pemerintah Armenia.

Raja Armenia Artavasdes I sempat menyarankan agar Rombongan Crassus menghindari jalur gurun dan menawarkan jalur melewati Armenia. Namun tetapi saran itu di tolak Crassus dan memutuskan untuk mengambil rute langsung melalui Mesopotamia dan merebut kota-kota besar di wilayah tersebut.

Raja Phartia Orodes, yang mengetahui situasi ini segera mengirimkan pasukan ,pasukan ini terdiri dari dua Kelompok . Kelompok pertama dikirim untuk menghukum Armenia, mayoritas terdiri dari infanteri pemanah dengan sedikit kavaleri.

Sedangkan kelompok kedua dikirim untuk menghadang Romawi, terdiri dari 9.000 kavaleri pemanah dan 1.000 katafrak, di bawah kepemimpinan Surena.

Crassus menerima arahan dari kepala suku Osroene Ariamnes, yang telah membantu Pompey dalam kampanye timurnya. Crassus mempercayai Ariamnes, yang, bagaimanapun, dibayar oleh Parthia.

Dia mendesak Crassus untuk segera menyerang dan secara salah menyatakan bahwa Parthia lemah dan tidak teratur.

Sejarawan sering menyalahkan Crassus karena tidak menerima tawaran dan bimbingan Artavasdes, sebagai gantinya mengikuti saran dari sekutu Mesopotamia yang berbahaya dan mengambil rute terpendek menuju Ctesiphon melalui gurun Mesopotamia.

Waktu pertempuran sangat penting. Itu dimulai pada sore hari tanggal 6 Mei (= 9 Juni 701 penanggalan Romawi). Parthia menggunakan dataran tinggi di depan orang Romawi untuk mendekati mereka tanpa terlihat .

Ketika mereka pertama kali terlihat oleh orang-orang Romawi, mereka menutupi diri untuk menyembunyikan baju besi mereka, tetapi ketika barisan semakin dekat, mereka membuka jubah mereka, memperlihatkan helm baja margian dan penutup dada mereka yang berkilauan .

Mereka menyerang Romawi dari semua sisi dan mulai melepaskan panah kuat mereka. Kemudian, mundur, mereka berbalik di pelana mereka dan terus menembakkan panah mereka .

Takut terkepung di sebelah kanan dan tidak mampu menghentikan penembakan, Crassus memerintahkan putranya untuk memimpin anak buahnya dalam serangan terhadap Parthia.

Parthia berpura-pura melarikan diri, secara bertahap membawanya menjauh dari pasukan utama, lalu berputar, mengelilinginya, dan menembak sebagian besar anak buahnya. Hanya penunggang kuda Galianya yang mampu menahan atau menyerang balik Parthia, tetapi bahkan mereka dihancurkan oleh para lancer berat (katafrak).

Publius dan para perwiranya terluka dan mati. Dari seluruh kekuatannya yang berjumlah hampir 5.500 orang, hanya ada lima ratus orang yang selamat, semuanya ditawan oleh orang Parthia.

Beberapa telah melarikan diri dan membawa berita itu ke Crassus, mendesaknya untuk bergegas membantu putranya, tetapi ketika Crassus bergerak maju, dia bertemu dengan orang Parthia yang kembali, yang memamerkan kepala Publius dengan tombak. Parthia sekali lagi mengepung orang-orang Romawi, terus menembaki mereka sampai malam tiba.

Banyak orang Romawi telah jatuh, dan 4.000 orang cacat karena luka panah. Melihat orang Parthia di sebelah mereka membuat takut orang Romawi, dan mereka memutuskan untuk melarikan diri. Crassus telah kehilangan kepemimpinan dan tidak lagi mampu mengambil alih komando.

Crassus segera memutuskan untuk mundur pada malam hari ke kota bernama Sinnaca di kaki gunung Armenia, di mana kavaleri Parthia tidak dapat beroperasi secara bebas.

Keesokan harinya, Surena mengirim pesan ke Romawi dan menawarkan untuk bernegosiasi dengan Crassus. Surena mengusulkan gencatan senjata untuk memungkinkan tentara Romawi kembali Suriah aman sebagai ganti Roma menyerahkan semua wilayah di sebelah timur Efrat.

Surena mengirim seorang duta besar ke Roma melalui perbukitan atau menyatakan dirinya menginginkan konferensi perdamaian tentang evakuasi.

Crassus enggan untuk bertemu dengan Parthia, tetapi pasukannya mengancam akan memberontak jika tidak. Pada pertemuan tersebut, seorang Parthia menarik kendali Crassus dan memicu kekerasan di mana Crassus dan jenderalnya terbunuh.

Setelah kematiannya, Parthia diduga menuangkan emas cair ke tenggorokannya dengan gerakan simbolis yang mengejek keserakahan Crassus yang terkenal.Orang Romawi yang tersisa di Carrhae berusaha melarikan diri, tetapi sebagian besar ditangkap atau dibunuh.

Pertempuran itu salah satu kekalahan paling mahal dalam sejarah Romawi.

Kemenangan luar biasa Surena membawa konsekuensi yang sangat besar. Ini menghentikan ekspansi Romawi, mengembalikan Mesopotamia ke Parthia, dan mengkonsolidasikan Efrat sebagai batas antara dua kekuatan.

Ini menempatkan Persia pada pijakan yang sama dengan Roma, membuat mereka saingan politik selama tujuh abad berikutnya. Tetapi Romawi juga belajar dari kekalahan mereka dan secara bertahap mengembangkan kavaleri mereka sendiri dengan model Parthia.

Sayangnya, Surena, pemenang di Carrhae mengalami nasib yang lebih buruk, karena popularitasnya meningkat sehingga Orodes merasa terancam olehnya dan memerintahkannya untuk dieksekusi .

Read More

24 July 2021

Ask Kolonialisme dan ketidakmanusiawian Kebun Binatang Manusia abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 AdityaDees

03:58 0
Pameran etnologi atau Human zoo merupakan pertunjukan anggota suku asli Afrika, Asia, dan Amerika Selatan di dalam sebuah kandang, seperti kebun binatang, pertunjukan ini sempat populer di Eropa dan Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Terutama di kerajaan kolonial Inggris Raya, Prancis, dan Jerman.

Mereka memanfaatkan ke-populeran dan memamerkan orang-orang 'eksotis' dari berbagai belahan dunia, yang memiliki daya tarik besar bagi massa pengunjung selama periode itu.

Di pertunjukan ini para manusia berkulit hitam dipamerkan dan orang-orang berkulit putih menonton mereka dengan tindakan merendahkan. Pamerannya sering menekankan perbedaan budaya antara peradaban Eropa , Barat dan orang-orang non-Eropa.

Antropolog Shoshi Parks menulis : "asal-usulnya berangkat dari kelahiran pertunjukan sirkus di London pada 1770-an. Sirkus tidak hanya memamerkan kemampuan atletis atau hewan eksotis, tetapi juga orang-orang yang berbeda".


Carl Hagenbeck sering dikaitkan sebagai pelopor berdirinya kebun binatang manusia ini, ia merupakan seorang pedagang hewan asal Jerman. Dia membeli hewan eksotis selama beberapa dekade, membawa mereka ke kebun binatang pribadi dan sirkus.

Pada titik tertentu, Hagenback mulai mendatangkan penduduk asli dari seluruh dunia dan menemukan bahwa ada minat besar dari penonton untuk melihat manusia eksotis ini.

Seiring membludaknya penonton pertunjukan Hagenbeck, kapitalis Eropa lain ingin juga mendapatkan untung dengan hal serupa. Upaya untuk membuat kebun binatang manusia tandingan mulai muncul pada tahun 1830-1840-an. Namun popularitasnya memuncak sejak 1870—era Imperialisme Baru .

Kebun binatang manusia makin sering dipertunjukkan di Paris, Hamburg, Berlin dan London. Juga di Barcelona, Milan, New York dan kota-kota besar di Eropa dan Amerika Serikat.

Kisah paling terkenal adalah pameran dari Saartjie Baartman dan Oto Benga , ini menunjukkan ketidakmanusiawian Kebun Binatang Manusia. Pada akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, Manusia dipamerkan secara publik di Kebun Binatang Manusia di seluruh Eropa dan Amerika Utara.

Sebelum Kebun Binatang Manusia di era Kolonial, pameran Manusia telah dipraktikkan sepanjang Sejarah khususnya di Kekaisaran Romawi.

Contohnya adalah pameran Julius Caesar tentang Pemimpin Galia Vercingetorix yang ditaklukkan pada perayaan Kemenangannya yang terkenal setelah kemenangannya dalam Perang Galia .

Selama Zaman Penjelajahan, penjelajah Spanyol dan Portugis sering membawa kembali tumbuhan, hewan, dan bahkan manusia asing, untuk membuktikan bahwa perjalanan mereka berhasil.

Namun, pajangan ini hanya dapat diakses oleh para elit, karena hanya dipamerkan di istana kerajaan. Sekali lagi, hanya para elit yang berhubungan dengan orang asing yang 'eksotis' ini.

Perbedaan utama antara pameran Manusia sebelumnya dan Kebun Binatang Manusia di era Kolonial adalah bahwa yang terakhir adalah untuk konsumsi massal dan tidak terbatas pada Aristokrasi.

Kepopuleran pertunjukan kebun binatang manusia masih berlanjut hingga era Perang Dunia II. Faktor penting yang berperan menghapus praktik kebun binatang manusia adalah dekolonialisasi negara jajahan dan menjamurnya organisasi-organisasi kemanusiaan berskala global sejak pertengahan abad ke-20.

Shosi menyatakan faktor lain: televisi. Kehadiran kotak ajaib secara efektif mampu mengenalkan dunia beserta manusia dan kebudayaannya ke masyarakat di benua Eropa dan Amerika Utara.


Jelas Shoshi, dampaknya adalah berkurangnya rasa penasaran orang kulit putih atas hal-hal “primitif" dan “eksotis". Efeknya lanjutannya, pengunjung pertunjukan kebun binatang manusia kian sepi.

Apalagi suara aktivis anti-rasisme makin mengencang. Bisnis rasis itu pun akhirnya kolaps dengan sendirinya.

Read More

23 July 2021

Ask Pertempuran besar maritim sepanjang sejarah, yaitu pertempursn teluk Leyte AdityaDees

04:28 0
Dari sekian banyak perang yang telah terjadi, ada satu pertempuran besar sepanjang sejarah perang maritim. Yakni , pertempuran yang terjadi di Teluk Leyte, Filipina, antara AS dan Jepang , yang menghasilkan kekalahan besar bagi jepang.

Pertempuran Teluk Leyte terjadi dari 23-26 Oktober 1944 dan merupakan pertempuran laut terbesar dalam Perang Dunia II. Ini mungkin dianggap sebagai pertempuran laut terbesar dalam sejarah militer.

Pertempuran terjadi antara pasukan Amerika dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Itu terjadi di dekat Kepulauan Leyte, Luzon dan Samar di Filipina, di perairan Teluk Leyte.

Pasukan AS menginvasi pulau Leyte pada tanggal 20 Oktober 1944 sebagai bagian dari strategi “Island Hopping”, agar cukup dekat dengan Jepang untuk melancarkan invasi dan pada saat yang sama mengisolasi & memotong posisi Jepang yang dijaga ketat.

Setelah berita invasi mencapai Jepang, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang diperintahkan untuk memobilisasi hampir semua kapal angkatan laut yang tersisa dan mengalahkan Armada ke-3 dan ke-7 AS dalam pertarungan dan mengubah gelombang perang menjadi menguntungkan mereka.

Tetapi Jepang tidak berhasil mencapai tujuan itu dan menderita kerugian yang sangat besar. Sehingga pertempuran ini menandai akhir dari setiap operasi armada besar Jepang.

Empat aksi utama dalam Pertempuran Teluk Leyte adalah Pertempuran Laut Sibuyan , Pertempuran Selat Surigao , Pertempuran (atau 'lepas') Tanjung Engaño ,Pertempuran di lepas pantai Samar.

Pertempuran Sibuyan

"Pasukan Pusat" Kurita yang kuat terdiri dari lima kapal perang ( Yamato , Musashi , Nagato , Kongō , dan Haruna ), dan dua belas kapal penjelajah( Atago , Maya , Takao , Chōkai , Myōkō , Haguro , Noshiro , Kumano , Suzuya , Chikuma , Tone , dan Yahagi ), didukung oleh tiga belas kapal perusak.

Saat Kurita melewati Pulau Palawan tak lama setelah tengah malam pada tanggal 23 Oktober, pasukannya terlihat oleh kapal selam USS Dace dan Darter . Meskipun laporan penampakan kapal selam itu diambil oleh operator radio di Yamato , Jepang gagal mengambil tindakan pencegahan anti-kapal selam. Atago andalan Kurita ditenggelamkan oleh Darter dan Maya oleh Dace .

Kurita memindahkan benderanya ke Yamato . Takao rusak dan kembali ke Brunei dengan dua kapal perusak, dibayangi oleh kapal selam. Pada 24 Oktober, Darter berlabuh di Bombay Shoal. Semua upaya untuk melepaskannya gagal, dan dia ditinggalkan; seluruh krunya diselamatkan oleh Dace .

Sekitar pukul 08:00 tanggal 24 Oktober, pasukan itu terlihat memasuki Laut Sibuyan yang sempit dengan pesawat dari USS Intrepid . 260 pesawat dari kapal induk Intrepid dan Cabot dari Task Group 38.2 menyerang sekitar pukul 10:30, mencetak hit di Nagato , Yamato , Musashi dan merusak Myōkō .

Gelombang kedua pesawat terkonsentrasi di Musashi , mencetak banyak serangan langsung dengan bom dan torpedo. Saat dia mundur, menuju pelabuhan, gelombang ketigadari Enterprise dan Franklin memukulnya dengan sebelas bom dan delapan torpedo.

Kurita memutar armadanya untuk keluar dari jangkauan pesawat, melewati Musashi yang lumpuh saat dia mundur. Dia menunggu sampai pukul 17:15 sebelum berbalik lagi untuk menuju Selat San Bernardino. Musashi akhirnya terguling dan tenggelam sekitar pukul 19:30.

Sementara itu, Wakil Laksamana Onishi Takijiro telah mengarahkan Armada Udara Pertamanya yang terdiri dari 80 pesawat yang berbasis di Luzon melawan kapal induk Essex , Lexington , Princeton dan Langley dari Task Group 38.3 (yang pesawatnya digunakan untuk menyerang lapangan udara di Luzon untuk mencegah serangan pesawat darat Jepang. Di kapal Sekutu di TelukLeyte).

Princeton terkena bom yang menembus baju besi dan terbakar. Pada 15:30, majalah belakang meledak, menewaskan 200 pelaut di Princeton dan 80 di kapal penjelajah Birmingham yang membantu pemadam kebakaran.

Birmingham rusak parah sehingga dia terpaksa pensiun, dan kapal lain di dekatnya juga rusak. Semua upaya untuk menyelamatkan Princeton gagal, dan dia tenggelam pada pukul 17:50.

Pertempuran Selat Surigao

"Pasukan Selatan" Nishimura terdiri dari kapal perang Yamashiro dan Fusō , kapal penjelajah Mogami , dan empat kapal perusak. Mereka diserang oleh pembom pada 24 Oktober tetapi hanya mengalami kerusakan kecil.

Karena keheningan radio yang ketat yang diberlakukan pada Pasukan Tengah dan Selatan, Nishimura tidak dapat menyelaraskan gerakannya dengan Shima dan Kurita. Ketika dia memasuki Selat Surigao yang sempit sekitar pukul 02:00, Shima berada 40 km di belakangnya, dan Kurita masih berada di Laut Sibuyan, beberapa jam dari pantai di Leyte.

Saat mereka melewati tanjung Pulau Panaon, mereka bertemu dengan jebakan mematikan yang dibuat oleh Pasukan Pendukung Armada ke-7. Laksamana Muda Jesse Oldendorf memiliki enam kapal perang( Mississippi , Maryland , West Virginia , Tennessee , California , dan Pennsylvania , semuanya kecuali Mississippi yang telah dibangkitkan dari Pearl Harbour), delapan kapal penjelajah ( kapal penjelajah berat USS Louisville (Flagship), Portland , Minneapolis dan HMAS Shropshire , kapal penjelajah ringan USS Denver , Columbia , Phoenix , Boise ), 29 kapal perusak dan 39 kapal PT.

Untuk melewati selat dan mencapai pendaratan, Nishimura harus menghadapi tantangan torpedo dari kapal PT, menghindari dua kelompok kapal perusak, melanjutkan perjalanan ke selat di bawah tembakan terkonsentrasi dari enam kapal perang yang berbaris melintasi mulut selat, dan kemudian menerobos layar kapal penjelajah dan kapal perusak.

Sekitar pukul 03:00, Fus dan kapal perusak Asagumo , Yamagumo , dan Mishishio terkena torpedo yang diluncurkan oleh kelompok perusak. Fuso pecah menjadi dua, tetapi tidak tenggelam. Kemudian pada 03:50, kapal perang melepaskan tembakan.

Kontrol tembakan radar memungkinkan kapal perang Amerika mencapai target dari jarak yang tidak bisa dibalas oleh Jepang. Yamashiro dan Mogami dilumpuhkan oleh peluru penusuk lapis baja 16 inci (406 mm). Shigure berbalik dan melarikan diri, tetapi kehilangan kemudi dan berhenti mati. Yamashiro tenggelam pada 04:19.

Pada 04:25, dua kapal penjelajah Shima ( Nachi dan Ashigara ) dan delapan kapal perusak mencapai pertempuran. Melihat apa yang mereka pikir adalah bangkai kapal perang kedua Nishimura (sebenarnya dua bagian dari Fus ), dia memerintahkan mundur. Kapal andalannya, Nachi , bertabrakan dengan Mogami , membanjiri ruang kemudi yangterakhir. Mogami tertinggal di retret dan ditenggelamkan oleh pesawat keesokan paginya.

Separuh haluan Fus dihancurkan oleh Louisville dan separuh buritan tenggelam di lepas Pulau Kanihaan. Dari tujuh kapal Nishimura, hanya Shigure yang selamat.

Yamashiro adalah kapal perang terakhir yang terlibat dalam pertempuran, dan salah satu dari sedikit yang telah ditenggelamkan oleh kapal perang lain.

Pertempuran itu sendiri adalah yang terakhir dalam sejarah angkatan laut yang terjadi hanya antara kapal perang semua senjata. Ini juga merupakan pertempuran terakhir di mana satu kekuatan (Amerika, dalam hal ini) mampu melintasi T lawannya, memungkinkan kapal-kapal AS untuk membawa semua daya tembak mereka ke kapal-kapal Jepang.

Pertempuran di Tanjung Engaño

"Angkatan Utara" Ozawa memiliki empat kapal induk ( Zuikaku — kapal induk terakhir yang bertahan dari Serangan di Pearl Harbor — Zuihō , Chitose , dan Chiyoda ), dua kapal perang Perang Dunia I yang sebagian diubah menjadi kapal induk ( Hyūga dan Ise — menara belakang telah digantikan oleh hanggar, dek dan ketapel, tetapi tidak ada yang membawa pesawat dalam pertempuran ini), tiga kapal penjelajah ( yodo , Tama , dan Isuzu ), dan sembilan kapal perusak. Dia hanya memiliki 108 pesawat.

Pasukan Ozawa tidak terlihat sampai 16:40 pada tanggal 24 Oktober, karena Amerika terlalu sibuk menyerang Kurita dan menghadapi serangan udara dari Luzon. Pada malam tanggal 24 Oktober, Ozawa mencegat (salah) komunikasi Amerika tentang penarikan Kurita, dan mulai mundur juga. Namun pada pukul 20.00, Toyoda Soemu memerintahkan semua pasukan untuk menyerang.

Halsey melihat bahwa ia memiliki kesempatan untuk menghancurkan kapal induk terakhir Jepang di Pasifik, sebuah pukulan yang akan benar-benar menghancurkan kekuatan laut Jepang dan memungkinkan Angkatan Laut AS untuk menyerang tanah air Jepang.

Percaya bahwa Kurita telah dikalahkan oleh serangan udara di Laut Sibuyan, dan pensiun ke Brunei, Halsey berangkat mengejar Ozawa tepat setelah tengah malam dengan ketiga kelompok kapal induk dan kapal perang Gugus Tugas 34 Laksamana Willis A. Lee.

Melakukan, Halsey atau anggota stafnya mengabaikan laporan dari pesawat pramuka dari USS Independencebahwa Kurita telah berbelok kembali ke Selat San Bernardo dan bahwa lampu navigasi di selat itu telah dinyalakan.

Ketika Laksamana GF Bogan, komandan TF 38.2, mengirimkan informasi ini melalui radio ke kapal utama Halsey, dia ditolak oleh seorang staf, yang menjawab, "Ya, ya, kami memiliki informasi itu." Laksamana Willis A. Lee, yang telah mengenali dengan benar bahwa pasukan Ozawa adalah umpan dan menunjukkan hal yang sama dalam pesan tanda bahaya ke kapal Halsey, juga ditolak.

Armada Ketiga AS sangat tangguh dan sepenuhnya mengalahkan Pasukan Utara Jepang. Halsey memiliki sembilan armada kapal induk( Intrepid , Hornet , Franklin , Lexington , Bunker Hill , Wasp , Hancock , Enterprise , dan Essex ) , delapan kapal induk ringan ( Independence , Princeton , Belleau Wood , Cowpens , Monterey , Langley , Cabot , dan San Jacinto ) , enam kapal perang ( Alabama , Iowa , Massachusetts , New Jersey , South Dakota , dan Washington ), tujuh belas kapal penjelajah dan enam puluh tiga kapal perusak. Dia bisa menempatkan lebih dari 1.000 pesawat di udara. Namun, pendaratan di Leyte hanya tertutupi oleh segelintir kapal induk pengawal dan kapal perusak.

Halsey telah mengambil umpan yang begitu menggoda digantung di depannya oleh Ozawa; tepat, pertunangan itu berlangsung dari jubah yang namanya berarti "penipuan" dalam bahasa Spanyol.

Kapal induk Amerika meluncurkan kelompok serangan pertama mereka yang terdiri dari 180 pesawat saat fajar, sebelum Pasukan Utara ditemukan. Pesawat pencari melakukan kontak pada pukul 7:10.

Pukul 8:00, para pejuang Amerika menghancurkan layar pertahanan 30 pesawat. Serangan udara dimulai dan berlanjut hingga malam hari, saat pesawat Amerika telah menerbangkan 527 serangan mendadak melawan Pasukan Utara, menenggelamkan tiga kapal induk Ozawa ( Zuikaku , Zuih dan Chiyoda ) dan kapal perusak Akitsuki . Kapal induk keempat, Chitose , dinonaktifkan, begitu juga kapal penjelajah Tama . Ozawa memindahkan benderanya ke yodo .

Dengan semua kapal induk Jepang ditenggelamkan atau dinonaktifkan, target utama yang tersisa adalah kapal perang yang dikonversi Ise dan Hyūga . Konstruksi besar mereka terbukti tahan terhadap serangan udara, jadi Halsey mengirim Satuan Tugas 34 ke depan untuk melibatkan mereka secara langsung.

Tapi kemudian berita mencapai Halsey tentang pertunangan di Samar dan bencana yang dihadapi Gugus Tugas Sprague 77,4. Dia meninggalkan pengejaran dan berbelok ke selatan, melepaskan hanya sejumlah kecil kapal penjelajah dan kapal perusak di bawah pimpinan Laurence T.

DuBose untuk menenggelamkan kapal-kapal Jepang yang cacat. Ise dan Hyūga kembali ke Jepang, di mana mereka tenggelam di tambatan mereka pada tahun 1945.

Pertempuran Samar

Kurita melewati Selat San Bernardino pada pukul 03:00 tanggal 25 Oktober 1944 dan berlayar ke selatan di sepanjang pantai Samar.

Untuk menghentikan mereka, ada tiga kelompok Armada Ketujuh yang dipimpin oleh Laksamana Thomas Kinkaid, masing-masing dengan enam kapal induk pengawal, dan tujuh atau delapan kapal perusak dan/atau kapal perusak pengawal.

Unit Tugas Laksamana Thomas Sprague 77.4.1 ("Taffy 1") terdiri dari kapal induk pengawal Sangamon , Suwannee , Santee , dan Petrof Bay .

Dua kapal induk pendamping yang tersisa dari Taffy 1, Chenango dan Teluk Saginaw , telah berangkat ke Morotai, Indonesia pada 24 Oktober, membawa pesawat "tak berguna" dari kapal induk lain untuk dipindahkan ke darat. Mereka kembali dengan pesawat pengganti setelah pertempuran.

Laksamana Satuan Tugas Felix Stump 77.4.2 ("Taffy 2") terdiri dari Teluk Natoma , Teluk Manila , Pulau Marcus , Teluk Kadashan , Pulau Savo , dan Teluk Ommaney . Unit Tugas Laksamana Clifton Sprague 77.4.3 ("Taffy 3") terdiri dari Teluk Fanshaw , St Lo , Dataran Putih , Teluk Kalinin , Teluk Kitkun , dan Teluk Gambier . Setiap kapal induk pengawal membawa sekitar 30 pesawat, menghasilkan lebih dari 500 pesawat secara keseluruhan.

Kapal induk pengawal lambat dan lapis baja ringan dan memiliki sedikit peluang dalam pertemuan dengan kapal perang.

Kekacauan dalam komunikasi membuat Kinkaid percaya bahwa Gugus Tugas 34 kapal perang Willis A. Lee menjaga Selat San Bernardino di utara dan bahwa tidak akan ada bahaya dari arah itu. Tapi Lee pergi bersama Halsey untuk mengejar Ozawa.

Jepang tiba di Taffy 3 pada 06:45, membuat Amerika benar-benar terkejut. Kurita mengira kapal induk pengawal sebagai kapal induk armada dan mengira bahwa ia memiliki seluruh Armada Ketiga Amerika di bawah meriam 18 inci (457 mm) dari kapal perangnya.

Clifton Sprague (tidak ada hubungannya dengan Thomas Sprague) mengarahkan kapal induk Taffy 3-nya untuk berbalik dan melarikan diri menuju badai ke timur, berharap visibilitas yang buruk akan mengurangi akurasi tembakan Jepang, dan mengirim kapal perusaknya untuk mengalihkan perhatian kapal perang Jepang dan mengulur waktu.

Kapal perusak menyerang garis Jepang dengan tekad untuk bunuh diri, menembaki dan menyebarkan formasi Jepang saat kapal berbalik untuk menghindari torpedo.

Yamato menemukan dirinya di antara dua torpedo di jalur paralel dan selama sepuluh menit, dia menjauh dari aksi, tidak dapat berbalik karena takut dipukul. Kapal perusak Amerika Hoel dan Johnston , dan kapal perusak mengawal Samuel B. Roberts tenggelam dan empat lainnya rusak, tetapi mereka telah membeli cukup waktu bagi Sprague untuk meluncurkan pesawat dari ketiga kelompok Taffy.

Tidak ada waktu untuk mengisi ulang dengan bom penusuk lapis baja, sehingga pesawat menyerang dengan apa pun yang mereka bawa, (dalam beberapa kasus dengan serangan kedalaman). Menurut Morison, banyak pesawat, dengan persenjataan yang dikeluarkan, membuat serangan kering terhadap kapal perang Jepang.

Taffy 3 berbelok ke selatan dan melarikan diri dengan peluru berjatuhan di sekitar kapal induknya. Teluk Gambier , mengangkat bagian belakang, dilubangi, diperlambat, lalu tenggelam, dan sebagian besar lainnya tertabrak dan rusak. Kapal induk kecil membalas tembakan dengan satu-satunya senjata yang mereka miliki, senjata antipesawat lima inci (127mm) yang dipasang di buritan.

Senjata-senjata ini, yang hanya diisi dengan peluru anti-pesawat, memiliki sedikit peluang untuk menimbulkan kerusakan signifikan bahkan pada kapal permukaan yang tidak bersenjata. St. Lo mencetak satu pukulan, hingga saat ini satu-satunya pukulan yang diketahui dilakukan secara langsung oleh kapal induk (sebagai lawan dari pesawatnya) pada kapal permukaan lawan.

Tampaknya mustahil bagi Taffy 3 untuk lolos dari kehancuran total, dan pasukan Jepang juga mulai menembaki dua kelompok Taffy lainnya karena mereka mampu menutup jarak dengan kecepatan superior mereka, tetapi pada 09:20, Kurita tiba-tiba berbalik dan mundur ke utara. Serangan udara dan kapal perusak telah menghancurkan formasinya, dia kehilangan kendali taktis, dan kapal penjelajah berat ( Chokai , Suzuya , Chikuma). ) telah ditenggelamkan oleh serangan laut dan udara yang terkonsentrasi.

Sinyal dari Ozawa telah melenyapkannya dari anggapan bahwa dia menyerang seluruh Armada ke-3, yang berarti bahwa semakin lama dia terus menyerang, semakin besar kemungkinan dia akan menderita serangan udara yang menghancurkan dari kapal induk Halsey.

Dia mundur ke utara dan kemudian ke barat melalui Selat San Bernardino di bawah serangan udara terus menerus. Nagato , Haruna dan Kongō rusak parah. Dia telah memulai pertempuran dengan lima kapal perang; ketika dia kembali ke Jepang, hanya Yamato yang tetap layak tempur.

Read More

21 July 2021

Ask Operasi Chastise, operasi paling bersejarah militer AU inggris AdityaDees

08:27 0
Pada 16-17 Mei 1943, Komandan Sayap Guy Gibson memimpin Skuadron 617 Angkatan Udara Kerajaan dalam serangan bom yang berani untuk menghancurkan bendungan di lembah Ruhr, jantung industri Jerman. Misi tersebut diberi nama Operasi 'Chastise'.

Operasi Chastise merupakan serangan terhadap bendungan Jerman yang dilakukan pada tanggal 16-17 Mei 1943 oleh Skadron no. 617 Royal Air Force, yang kemudian disebut Dam Busters, menggunakan "bom memantul" khusus yang dikembangkan oleh Barnes Wallis.

Awalnya, Wallis ingin menjatuhkan bom 10 ton (22.000 lb; 10.000 kg) dari ketinggian sekitar 40.000 kaki (12.000 m), bagian dari konsep bom gempa . Namun, Tidak ada pesawat pembom yang mampu terbang pada ketinggian seperti itu atau membawa bom seberat itu.

Selain itu, bahan peledak yang jauh lebih kecil akan cukup jika meledakkan dinding bendungan di bawah air, tetapi bendungan waduk Jerman dilindungi oleh jaring torpedo untuk mencegah pengiriman hulu ledak, peledak melalui air.

Wallis kemudian merancang bom seberat 9.000 lb (4.100 kg) dalam bentuk silinder, setara dengan bom yang sangat besar. muatan kedalaman dipersenjatai dengan sekring hidrostatik, tetapi dirancang untuk diberi putaran mundur 500 rpm.

Saat jatuh pada kecepatan 60 kaki (18 m) dan 240 mph (390 km / jam) dari titik pelepasan, bom akan melompat melintasi permukaan air sebelum menabrak dinding bendungan. Sisa backspin akan menyebabkan bom tenggelam, mengalirkannya ke sisi bendungan menuju dasarnya.


Ketika Perang Dunia II masih berkecamuk, upaya Sekutu untuk mengalahkan pasukan Nazi Jerman diusahakan dengan segala cara, Inggris yang saat itu mengalami kerugian besar juga berusaha mencari celah guna melancarkan serangan balasan langsung ke pusat kekuatan Jerman.

Para petinggi AU Inggris (RAF) akhirnya menemukan target spesifik yang berada di Jerman, yakni sejumlah Bendungan atau yang menjadi urat nadi bagi industri militer dan perekonomian Nazi.

Bendungan ini sangat vital bagi jerman, merupakan sumber energi listrik bertenaga air dan sarana pendingin bagi pabrik baja yang saat itu sedang gencar memproduksi persenjataan berat militer serta infrastruktur lainnya.

Diperkirakan bahwa penghancuran bendungan ini dan lainnya di wilayah tersebut akan menyebabkan gangguan besar-besaran terhadap produksi perang Jerman.

Rencana untuk menyerang bendungan pertama kali dipertimbangkan pada tahun 1937, tetapi butuh waktu hingga tahun 1942 untuk mengembangkan senjata yang mampu menghancurkan bendungan - dan pesawat untuk mengirimkannya.

Pada tahun 1942, insinyur Inggris Barnes Wallis mulai mengerjakan rencana untuk membuat bom yang bisa melompati air. Dia mengembangkan idenya dengan bereksperimen dengan memantulkan kelereng di bak air di kebun belakangnya.

Wallis mengira senjata baru itu dapat digunakan untuk menyerang kapal perang yang ditambatkan, tetapi penelitian segera difokuskan untuk menggunakannya melawan bendungan yang penting bagi industri Jerman.

Angkatan Laut dan RAF melakukan tes ekstensif di lokasi di seluruh negeri . Ini mengungkapkan bahwa bom berbentuk drum perlu dijatuhkan dari ketinggian 60 kaki (18m), dan pada kecepatan 232mph.

Bom akan berputar mundur melintasi permukaan air sebelum mencapai bendungan. Putaran sisa kemudian akan mendorong bom ke dinding bendungan sebelum meledak di dasarnya.

Yang dibutuhkan sekarang hanyalah orang-orang untuk menerbangkan pesawat pengebom Lancaster yang dimodifikasi secara khusus yang akan membawa bom tersebut.

Pada akhir Maret 1943, skuadron baru dibentuk untuk melakukan serangan di bendungan. Awalnya dengan nama sandi Skuadron X, Skuadron 617 dipimpin oleh Komandan Sayap berusia 24 tahun Guy Gibson (digambarkan di pintu pesawat) dan terdiri dari awak pesawat dari Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Dengan satu bulan tersisa sebelum penyerbuan, dan hanya Gibson yang mengetahui detail lengkap operasi, skuadron memulai pelatihan intensif dalam penerbangan dan navigasi malam tingkat rendah. Mereka siap untuk Operasi 'Chastise'.

Tiga sasaran utama adalah bendungan Möhne, Eder dan Sorpe. Bendungan Möhne adalah bendungan 'gravitasi' yang melengkung dan memiliki tinggi 40m dan panjang 650m.Ada bukit-bukit yang ditumbuhi pepohonan di sekitar waduk, tetapi setiap pesawat yang menyerang akan terlihat saat mendekat.

Bendungan Eder memiliki konstruksi yang serupa tetapi merupakan target yang lebih menantang.Waduknya yang berkelok-kelok dibatasi oleh perbukitan terjal. Satu-satunya cara untuk mendekati adalah dari utara.

Sorpe adalah jenis bendungan yang berbeda dan memiliki inti beton kedap air dengan lebar 10m. Di setiap ujung waduknya, daratan naik dengan curam, dan ada juga menara gereja di jalur pesawat penyerang.

Dari 21:28 pada 16 Mei, 133 awak pesawat di 19 Lancaster lepas landas dalam tiga gelombang untuk mengebom bendungan. Gibson terbang di gelombang pertama dan pesawatnya pertama kali menyerang Möhne (digambarkan di sini) pada pukul 12.28, tetapi lima pesawat harus menjatuhkan bom mereka sebelum dibobol.

Pesawat yang tersisa masih menjatuhkan bomnya kemudian menyerang Eder yang akhirnya ambruk pada pukul 1.52 pagi. Sementara itu, pesawat dari dua gelombang lainnya mengebom Sorpe tetapi tetap utuh.

Dalam foto ini, Marsekal Udara Sir Arthur Harris (kiri) mengamati saat kru Komandan Sayap Guy Gibson diberi pengarahan setelah penggerebekan.
Dari 133 awak pesawat yang ambil bagian, 53 orang tewas dan tiga menjadi tawanan perang. Di darat, hampir 1.300 orang tewas akibat banjir tersebut. Meskipun dampak pada produksi industri terbatas, serangan itu memberikan dorongan moral yang signifikan bagi rakyat Inggris.

Awak pesawat yang selamat dari Skuadron 617 dipuji sebagai pahlawan, dan Guy Gibson dianugerahi Victoria Cross atas tindakannya selama serangan itu.

Serangan itu juga membentuk Skuadron 617 sebagai unit khusus pengeboman presisi, bereksperimen dengan pemandangan bom baru, teknik penandaan target, dan bom 'gempa' kolosal baru yang dikembangkan oleh Barnes Wallis.

Read More

20 July 2021

Ask Raja Ur-Nammu di kenal sebagai penyebar kode hukum tertua AdityaDees

21:43 0
King Ur Nammu merupakan sosok yang mendirikan dinasti Sumeria baru, dinasti ketiga Ur, yang berlangsung selama 2047-2030 SM. Dinasti ini adalah masa penguasaan bangsa Sumeria yang terakhir atas Mesopotamia, setelah beberapa abad di kuasai oleh bangsa Akkad dan Guti, mereka berhasil menguasai kota Isin, Larsa dan Eshnunna.

Ur-Nammu di kenal sebagai penyebar kode hukum tertua yang pernah diketahui, lebih tua sekitar tiga abad dari kode Hammurabi. Ini terdiri dari prolog dan tujuh hukum; prolog menggambarkan Ur-Nammu sebagai raja yang ditunjuk oleh Tuhan yang menegakkan keadilan di seluruh negeri.

Kode ini sangat penting untuk mempelajari hukum Alkitab, yang sudah ada sekitar lima abad. Dua monumen paling terkenal dari pemerintahan Ur-Nammu adalah ziggurat (kuil) besar di Ur dan prasastinya, yang fragmennya masih tersisa.

Dinasti Ur III muncul setelah kejatuhan Dinasti kekaisaran Akkad. Pada mulanya kekaisaran Akkad mengalami kemunduran, dan akhirnya kekuasaan mereka atas Mesopotamia direbut oleh penyerbu dari pegunungan Zagros, yaitu bangsa Guti.

Bangsa ini memerintah Mesopotamia dalam periode yang tidak dapat ditentukan secara tepat, ada yang mengatakan 24 tahun, ada juga 25 tahun. Raja terakhir bangsa Guti, Tirigan disingkirkan oleh Utu-Hengal dari Uruk, dan memulai masa baru bangsa Sumeria.

Setelah kemenanganya atas bangsa Guti, Utu-Hengal mengangkat dirinya menjadi raja Sumeria, namun kekuasaan nya tidak berlangsung lama, ia digantikan oleh menantunya Ur-Nammu.

Ur-Nammu pada awalnya adalah "gubernur" kota Ur di bawah Utu-hegal. Bagaimana dia menjadi raja tidak diketahui secara pasti, tetapi mungkin ada beberapa persamaan antara kebangkitannya dengan karier Ishbi-Erra dari Isin atau, memang, karier Sargon .

Dengan menguasai negara bagian Lagash, Ur-Nammu menyebabkan perdagangan luar negeri yang didambakan ( Dilmun , Magan, dan Meluhha) mengalir melalui Ur.

Terbukti dengan gelar kerajaan baru yang dia miliki pertama kali yaitu “raja Sumeria dan Akkad”, dia telah membangun sebuah negara yang terdiri dari setidaknya bagian selatan Mesopotamia.

Seperti semua penguasa besar lainya, ia juga banyak melakukan pembangunan, termasuk ziggurat Ur dan Uruk yang sangat mengesankan, yang memperoleh dimensi monumental terakhirnya pada masa pemerintahannya.

Wilayah kekaisaran Ur III dibagi menjadi beberapa provinsi yang masing-masing diperintah oleh seorang gubernur (disebut ensi). Pada wilayah yang rawan akan keamanan, seorang komandan militer akan mengambil alih pemerintahan sipil.

Setiap provinsi berfungsi untuk menarik pajak, yang disebut "bala", dan kemudian akan dikirim ke ibukota. Pajak yang dibayarkan bisa berupa hasil panen atau ternak.

Pemerintah kemudian membagikan barang tersebut sesuai kebutuhan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk membiayai operasional kuil-kuil.

Salah satu ciri khas periode Ur III adalah diciptakannya sebuah undang-undang yang paling awal , dikenal sebagai "Kode Ur-Nammu." Ia sangat mirip dengan "Kode Hammurabi" yang terkenal pada periode berikutnya, Babylon Lama, mereka memiliki kemiripan dalam struktur pembuka dan isi. Salinan yang cukup banyak, tertulis pada periode Babel Tua, ditemukan di Nippur, Sippar dan ur.

Kalimat pembuka dari kode hukum ini, ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama, dimana sang raja (Ur-Nammu) ingin menegakkan keadilan di kerajaannya, sebuah peran yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh raja-raja lain.

Ia mengklaim hendak mewujudkan keadilan bagi semua orang, termasuk kelompok-kelompok yang tidak beruntung di kerajaannya, termasuk para janda dan anak yatim.

Perselisihan hukum ditangani oleh para pejabat setempat yang selevel walikota, namun demikian keputusan mereka dapat diajukan banding kepada gubernur, dan dapat dianulir.

Terkadang perselisihan hukum dibuka secara umum dengan menyertakan saksi-saksinya di sebuah alun-alun kota atau di depan kuil. Dan raja digambarkan sebagai hakim agung dari kerajaan.

Pada periode Ur III, juga dikembangkan sistem irigasi yang sangat kompleks dan sentralisasi pertanian (segala hal dibawah kendali raja). Sejumlah besar tenaga kerja dihimpun untuk bekerja di ladang, saluran irigasi, memanen dan menyemai.

Ia digantikan oleh putranya, Shulgi, setelah berkuasa selama delapan belas tahun. Kematiannya dalam pertempuran melawan Gutia (setelah ia ditinggalkan oleh angkatan bersenjatanya) dikenang dalam puisi Sumeria.

Sebelum bencana berakhir di bawah Ibbi-Sin, negara bagian Ur III tampaknya tidak mengalami kemunduran dan pemberontakan, seperti yang dialami Akkad.

Tidak ada indikasi yang jelas yang menunjukkan gejolak, meskipun harus diingat bahwa 20 tahun pertama pemerintahan Shulgi masih tersembunyi dalam kegelapan.

Read More

Ask Bangkit dan jatuhnya Kekaisaran Parthian AdityaDees

08:10 0
Bangsa Parthia mengadopsi banyak sekali unsur kesenian, arsitektur, kepercayaan, maupun alat-alat kebesaran dari aneka kebudayaan yang hidup dan berkembang di wilayah kedaulatannya, yakni kebudayaan Persia ,kebudayaan Helenistik, dan bermacam-macam kebudayaan daerah asli Iran.

Kekaisaran Parthia berlangsung dari 247 SM – 224 M. Tanggal mulainya adalah saat Parthia menduduki satrap Kekaisaran Seleukia yang dikenal sebagai Parthia (Turkmenistan modern).

Pendiri Kekaisaran Parthia dikatakan adalah Arsace dari suku Parni , oleh karena itu era Parthia juga disebut sebagai Arsacid. Parni awalnya berasal dari pantai timur Laut Kaspia dan kemudian bermigrasi ke barat setelah invasi Alexander Agung ke wilayah tersebut selama abad ke-4 SM.

Kekaisaran Parthia adalah kekuatan politik dan budaya utama Iran di Iran kuno yang didirikan oleh Arsaces I, pemimpin suku Parni dari penunggang kuda nomaden.

Namanya berasal dari Parthia, sebuah wilayah di timur laut Iran yang ditaklukkan oleh Arsaces I pada pertengahan abad ke-3 SM ketika menjadi satrap (provinsi) dalam pemberontakan melawan Kekaisaran Seleukia.

Setelah itu perantau Parni menetap di Parthia dan membangun kerajaan kecil yang mandiri. Mereka naik ke tampuk kekuasaan di bawah raja Mithradates I dari Parthia (171-138 SM). Ia memperluas kekaisaran dengan merebut Media dan Mesopotamia dari Seleucid.

Kekaisaran itu, terletak di jalur perdagangan Jalur Sutra antara Kekaisaran Romawi di Cekungan Mediterania dan Kekaisaran Han Cina, menjadi pusat perdagangan.

Sejarawan Belanda Jona Lendering menulis:
"Setelah jatuhnya Kekaisaran Achaemenid, Parthia, Iran timur laut, diperintah oleh raja-raja Seleukia.

Pada 245 SM, seorang satrap bernama Andragoras memberontak dari raja Seleukus muda Seleukus II, yang baru saja naik takhta. Dalam situasi yang tidak stabil , Parthia di rebut dan dikuasai oleh Parni, suku nomaden dari padang rumput Asia Tengah. Pada 238 SM, mereka menduduki distrik yang dikenal sebagai Astavene.

Tiga tahun kemudian, seorang pemimpin Parnian bernama Tiridates berkelana lebih jauh ke selatan dan merebut sisa Parthia. Serangan balasan oleh raja Seleukus berakhir dengan bencana, dan Hyrcania juga ditundukkan oleh Parni.

Raja pertama Parthia (sebagaimana Parni dipanggil mulai sekarang) adalah saudara laki-laki Tiridates, Arsaces I. Ibukotanya adalah Hecatompylus.

Sumber: Jona Lendering, Masyarakat Kamar Iran


Parthia Mendirikan tempat tinggal utama di Ctesiphon, di Sungai Tigris di Mesopotamia selatan, raja-raja Parthia memerintah selama hampir setengah milenium dan mempengaruhi politik dari Asia Kecil hingga India utara.

Mereka terampil dalam berperang , Salah satu taktik favorit mereka adalah menghujani musuh mereka dengan panah dan kemudian mengayunkan kuda mereka dan berpura-pura melarikan diri sambil menembakkan lebih banyak panah saat mereka memutar kuda mereka ke belakang. Taktik ini melahirkan ungkapan, “Parthian shot”, atau “parting shot”, yang artinya menghina seseorang saat pergi.

Taktik Parthia adalah melecehkan musuh dengan aksi tabrak lari, membagi pasukannya dengan berpura-pura mundur dan membujuk pengejaran tetapi kemudian berbalik secara tak terduga dan menghujani musuh dengan panah mematikan, dan akhirnya ketika dia berkurang jumlahnya, mereka dengan berani mengelilinginya, lalu menghancurkannya.

Musuh paling awal dari Parthia adalah Seleucid di barat dan Scythians di timur. Namun, saat Parthia berkembang ke barat, mereka terlibat konflik dengan Kerajaan Armenia, dan akhirnya dengan Republik Romawi. Roma dan Parthia bersaing satu sama lain untuk menetapkan raja-raja Armenia sebagai klien bawahan mereka.

Kerajaan Parthia adalah saingan terbesar Roma di Timur. Mereka mengalahkan tentara Romawi di dekat upEfrat dan mencegah orang Romawi maju lebih jauh ke Asia.

Parthia menghancurkan tentara Marcus Licinius Crassus pada Pertempuran Carrhae pada 53 SM, itu merupakan salah satu kekalahan terburuk Kekaisaran Romawi. Dan pada 40–39 SM, pasukan Parthia merebut seluruh Levant kecuali Tirus dari Romawi .

Kemunduran Parthia disebabkan oleh perang saudara yang sering terjadi antara pesaing Parthia untuk tahta, gejolak itu terbukti lebih berbahaya bagi stabilitas Kekaisaran dari pada invasi asing.

Dan kekuatan Parthia menguap ketika Ardashir I ,penguasa Istakhr di Persis , ia memberontak melawan Arsacids dan membunuh penguasa terakhir mereka, Artabanus IV , pada tahun 224 M. Kemudian Ardashir mendirikan Kekaisaran Sasania.

Sumber-sumber asli Parthia, yang ditulis dalam bahasa Parthia, Yunani, dan bahasa lainnya, sangat langka jika dibandingkan dengan sumber Sassanid dan bahkan sumber Achaemenid sebelumnya.

Selain tablet paku yang tersebar, ostraca yang terpisah-pisah, prasasti batu, koin drachma, dan kemungkinan bertahannya beberapa dokumen perkamen, sebagian besar sejarah Parthia hanya diketahui melalui sumber eksternal.

Ini termasuk terutama sejarah Yunani dan Romawi, tetapi juga sejarah Cina, didorong oleh pasar barang-barang Cina di Parthia. Karya seni Parthia dipandang oleh sejarawan sebagai sumber yang valid untuk memahami aspek masyarakat dan budaya yang tidak ada dalam sumber tekstual.

Read More

18 July 2021

Ask Pendiri Universitas Pertama dan tertua di dunia AdityaDees

05:51 0
Sebagian dari kita mungkin menganggap bahwa penggagas Universitas pertama dunia adalah dari Eropa atau Amerika. Hal ini sangat wajar mengingat saat ini negara-negara dari dua benua tersebut yang memiliki banyak universitas bergengsi dengan pendidikan terbaik.

Fatimah binti Muhammad Al-Fihri Al-Qurayshi adalah tokoh perempuan Islam yang mendirikan Universitas di Maroko sekaligus menjadi Universitas pertama dunia. Ia mendedikasikan 80 tahun umurnya untuk kemajuan peradaban dunia.

Fatima al-Fihri lahir pada 800 Masehi. Ia putri dari Abdullah Muhammad al-Fihri, seorang saudagar yang berhijrah dari Kairouan di Tunisia ke Maroko saat Raja Idris II berkuasa.

Setelah suami dan Ayahnya meninggal, Fatima dan Mariam mewarisi harta yang sangat besar. Kedua perempuan ini melakukan wakaf harta yang mereka miliki untuk kepentingan umat. Fatima lantas mendirikan masjid Al-Qarawiyyin, sementara Mariam mendirikan masjid Al-Andalus.

Keluarga Mohammad bin Abdullah al Fihri bukanlah penduduk asli Fes. Akan tetapi ia termasuk imigran dari Tunisia pada tahun 818 M. Pada tahun tersebut, Tunisia sedang dilanda pemberontakan kepada penguasa Qairouan (Tunisia), yaitu Aghlabid.

Lalu terjadi Peristiwa pengusiran keluarga dari Qairouan. Salah satunya adalah keluarga al-Fihri. Kemudian, keluarga al-Fihri bermigrasi ke Fes yang saat itu dipimpin oleh Idris II.

Pada tahun 1998, UNESCO dan The Book Guinnes World Record mencatat bahwa universitas al-Qarawiyyin adalah universitas tertua dan universitas pertama di dunia yang memberikan gelar akademis kepada lulusannya.


Universitas yang pada awalnya sebuah masjid ini memberikan peluang kepada para pejuang ilmu untuk mempelajari tiga spesifik ilmu, yaitu ilmu Tafsir, ilmu Hadis dan ilmu Fiqih.

Kemudian, berkembang lagi dan membuka pintu untuk ilmu-ilmu umum seperti matematika, astronomi, fisika, sastra dan musik.

Pengaruh dari berdirinya Universitas al-Qarawiyyin adalah pesatnya perkembangan kajian ilmu agama dan umum di dunia, juga termasuk sebagai perlintasan antara peradaban ilmu di Timur Tengah dan Eropa.

Kemudian pada abad ke-10 Di kemudian hari, pada abad ke-10 dibangun Universitas al-Azhar di Kairo oleh Bani Fathimiyyah, Universitas tersebut menjadi Universitas tertua kedua di dunia.

Di ikuti pada abad ke-11 berdirinya Universitas Bologna di Italia. Disusul pada abad ke-12 dengan berdirinya Universitas Paris di Prancis dan Universitas Oxford di Inggris.

Bebrepa tokoh besar yang muncul dari Universitas Al-Qarawiyin Diantaranya adalah ilmuan-ilmuan besar Islam, Ibnu Khaldun, Abdullah Al-Ghumari, Ibnu Rushayd Al-Sabti, Muhammad Ibn Al-Hajj Al-Abdari Al-Fasi, dan masih banyak lainya.

Tidak hanya dari kalangan muslim saja , tapi juga non muslim. Dr Corisande Fenwick, profesor yang fokus pada sejarah Mediterania dan abad pertengahan, menyebut bahwa Paus Silvester II (946-1003) semasa muda pernah belajar di universitas ini.

Diduga saat belajar di Universitas Al-Qarawiyyin, Paus Silvester II mengembangkan minatnya pada bahasa Arab, matematika, dan astronomi.

Selain Paus Silvester II, beberapa sarjana Barat seperti Nicolas Cleynaerts (1495-1542) dan Jacobus Golius (1596-1667) disebutkan pernah belajar di Universitas Al-Qarawiyyin.

Cleynaerts adalah seorang Yahudi yang mempelajari bahasa Arab untuk memahami Alquran. Ia belajar selama lima belas bulan di Fes untuk memperoleh pemahaman mengenai bahasa dari orang-orang Maroko.

Sementara Golius adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden yang belajar tentang bahasa Arab dan matematika di Fes. Golius dikenal sebagai orang yang mengajarkan matematika untuk filsuf Rene Descartes (1596-1650).

Fatimah Al-Fihri adalah simbol yang harus ditiru oleh kaum perempuan, bahwa perempuan tidak selamanya harus berada di belakang. Apalagi di era millennial ini, peran aktif perempuan sangat lah diperlukan dalam berbagai bidang.

Read More

16 July 2021

Ask Republik Lanfang , Republik pertama di Indonesia AdityaDees

11:22 0
Kehadiran kaum imigran Cina di Borneo , menjadi bagian dari sejarah perdagangan dan politik Asia kala itu. Pada tahun 1767 peningkatan populasi imigran Cina berkembang pesat, yang tadinya berjumlah puluhan itu membengkak menjadi ribuan.

Pada pertengahan abad ke-18 , gelombang imigran dari cina melonjak drastis di kalimantan barat. Oleh kesultanan Mempawah dan Sambas, mereka di datangkan langsung untuk di pekerjakan di tambang-tambang emas dan timah yang banyak terdapat di kawasan tersebut.

Kesultanan Mempawah adalah yang pertama kali mendatangkan imigran Cina pada tahun 1740. Wilayah Mempawah terletak antara Pontianak dan Sambas, berjajar dalam satu garis pantai di Selat Karimata.

Kebijakan serupa kemudian di ikuti oleh Kesultanan Sambas pada tahun1750 , menggunakan jasa pekerja imigran Cina. Pada saat itu dunia pertambangan memang mengalami kemajuan pesat sehingga di butuhkan pekerja dalam jumlah yang besar.

Seiring perkembangannya, populasi imigran Cina mengalami peningkatan dalam jumlah. Saking banyaknya, orang-orang Cina tersebut membentuk kelompok atau kongsi dagang berdasarkan wilayah pertambangannya.

Sebenarnya kongsi dagang yang di bentuk oleh kelompok imigran Cina ,bisa di sebut mirip area perkampungan tempat tinggal saja.

Namun tetapi mereka menjalani kehidupan seperti di negeri asal mereka, yakni menerapkan tradisi Cina dalam kehidupan sehari-harinya.

Pada awal terbentuk kongsi dagang hanya berjumlah 8 ,lalu kemudian secara bertahap menjadi bertambah 14 kelompok kongsi dagang. Oleh Kesultanan Mempawah dan Sambas , mereka mendapat dukungan dan di beri naungan di bawah Kesultanan.

Dengan diberi keleluasaan untuk mengatur dirinya sendiri, termasuk dalam hal pengangkatan pemimpin. Dari sini asal muasal republik itu mulai terbentuk.

Pihak kesultanan hanya meminta masing-masing kongsi itu menyetor 1 kilogram emas tiap bulannya. Baik Kesultanan Sambas maupun Mempawah tidak mempersoalkan peraturan khusus untuk para imigran Cina dalam menambang emas.

Hingga akhirnya pada tahun 1770, Mereka mulai membangkang dan menolak memberikan 1 kilogram emas per bulan kepada Kesultanan.

Penolakan dan pembangkanan para imigran Cina ini dipicu oleh Kehidupan mereka yang sudah mapan dan lebih stabil jika di bandingkan dengan masyarakat pribumi , seperti halnya orang melayu dan Dayak.

Kaum pendatang ini pada akhirnya benar-benar terlibat peperangan dengan warga lokal dan menewaskan sejumlah pejabat kesultanan dari Suku Dayak.

Insiden ini membuat pihak kesultanan habis kesabaran, terutama Sambas. Pemimpin Sambas saat itu, yakni Sultan Umar Aqamaddin II, kemudian mengirimkan pasukan untuk membasmi aksi pemberontakan tersebut.

Terjadi pertempuran dalam skala kecil selama 8 hari sebelum akhirnya kelompok-kelompok imigran Cina tersebut menyerah karena merasa kalah kuat.

Namun ternyata dari insiden tersebut , pihak Kesultanan Sambas tidak memberikan hukuman berat kepada para imigran Cina ,yang secara terbukti telah melakukan pembangkangan dan perlawanan.

Mereka diperbolehkan kembali bekerja di pertambangan seperti biasa namun tetap harus menyetor upeti sebanyak 1 kilogram emas setiap bulannya kepada kesultanan.

Hingga pada tahun 1776, para imigran ini mengalami peningkatan 14 kongsi dagang , terutama sebagian besar 12 kelompok kongsi berada di wilayah Kesultanan Sambas dengan pusatnya di Montraduk.

Sedangkan 2 kongsi lainnya ada di wilayah Kesultanan Mempawah dan berpusat di Mandor. Jumlah orang-orang Cina sendiri sudah lebih dari 20 ribu orang pada 1770-an.

Merasa sudah cukup kuat , mereka lalu membentuk aliansi yang bernama Hee Soon pada tahun 1777. Tujuannya untuk memperkuat persatuan sekaligus meminimalisir terjadinya polemik antar-kongsi seperti yang pernah terjadi pada tahun 1774.

Terbentuknya Hee Soon inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Republik Lanfang.

Toko yang menjadi pemimpin aliansi atau para kelompok kongsi dagang tersebut di kalimantan barat adalah Lo Fang Pak , ia datang pada tahun 1775.

Lo Fang Pak memiliki hubungan yang baik dengan Dinasti Qing di Cina, ia berkeinginan agar kaum perantauan di Borneo bersatu dan tidak terpecah-belah satu sama lain.

Pada tahun 1778 dengan berdirinya kesultanan pontianak , membuka kesempatan bagi para imingan Cina berlindung jika sewaktu-waktu mereka bermasalah lagi dengan Sambas, Mempawah, maupun pihak-pihak lain.

Memanfaatkan Lo Fang Pak yang piawai dalam hal diplomasi, Aliansi ini berhasil menjalin kedekatan dengan Sultan Pontianak, Syarif Abdurrahman Al Qadri. Terlebih lagi, posisi Kesultanan pontianak lebih kuat karena mendapat dukungan VOC/Belanda.

Strategi Lo Fang Pak ternyata tepat , pada tahun 1789 Kesultanan Pontianak dengan bantuan Belanda berhasil merebut wilayah Kesultanan Mempawah.

Aliansi Hee soon yang semula mendukung penyerangan ini , Sultan Pontianak memberikan kewenangan yang lebih luas lagi kepada Lo Fang Pak untuk mengelola kongsi-kongsi Cina yang berada di bawah pengelolaannya di mulai sejak tahun 1793.

Republik Lanfang pun dideklarasikan meskipun masih bernaung di bawah Kesultanan Pontianak dan sebagian lagi berada di wilayah Kesultanan Sambas. Lo Fang Pak terpilih sebagai presiden dalam pemilihan umum (pemilu) pertama.

Status Republik Lanfang memang seperti negara yang berdiri di dalam wilayah negara lain. Namun, republik pertama di Nusantara ini memperoleh kewenangan yang sangat luas untuk mengelola wilayah dan rakyatnya sendiri.

Mereka juga mempunyai undang-undang sendiri untuk mengatur berbagai aspek kehidupan rakyatnya, dari tata negara, hukum, ekonomi, pendidikan, dan sektor-sektor penting lainnya.

Namun dengan syarat tetap harus membayar upeti bulanan kepada dua Kesultnan , yakni Pontianak dan Sambas.

Pendeklarian tersebut juga mendapat dukungan dari disnati Qing di Cina ,dan secara aktif juga Republik Lanfang mengirimkan upeti kepada disnati Qing di Cina.

Kemunduran Republik Lanfang mulai terlihat memasuki tahun 1880 , kemunduran tersebut di dasari oleh kuatnya pengaruh Belanda di Borneo dan Kalimantan Barat.

Presiden Republik Lanfang saat itu terpaksa meneken perjanjian di Batavia. Dengan demikian, Republik Lanfang berada di bawah kendali Belanda.

Bagi sebagian kongsi di Republik Lanfang yang tidak sepakat atas perjanjian itu , kemudian melakukan penyerangan terhadap Belanda.

Penyerangan itu menjadi kesalahan besar,Sebab Belanda berbalik menggempur Republik Lanfang dan berhasil ditaklukkan pada 1884.

Presiden terakhir, Liu Ah Sin, tewas yang membuat Republik Lanfang mengalami kehancuran total.

note :

Wikipediam.jpn.com tirto.id
Chinese Democracies:A Study of the Kongsis of West Borneo

Read More

12 July 2021

Ask Meriam Lada Sicupak, bukti Kesultanan Aceh dan Ottoman menjalin hubungan diplomatik yang harmonis AdityaDees

01:18 0
Indonesia adalah bangsa yang merdeka, Banyak kisah perjuangan melawan penjajahan seperti Portugis, Belanda, Inggris, dan jepang. Perlawanan itu di lakukan oleh semua Rakyat Indonesia, Salah satunya oleh masyarakat Aceh yang melakukan perlawanan terhadap penjajah menggunakan alat berat Meriam Lada Sicupak .

Meriam Lada Sicupak adalah sebuah meriam milik Kekaisaran Utsmaniyah yang diberikan kepada Kesultanan Aceh pada tahun 1631-1636. Meriam tersebut dinamai demikian karena merupakan hasil pertukaran antara hasil bumi Aceh berupa segenggam (bahasa Aceh: secupak) lada yang diberikan kepada Sultan Selim II.

Kejadian itu terjadi ketika Kesultanan Aceh mengirimkan sejumlah delegasi ke Konstantinopel, pusat pemerintahan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Mereka membawa sejumlah besar komoditas berharga untuk diberikan kepada penguasa setempat, Sultan Suleiman I al-Qanuni.

Namun tetapi, Begitu tiba di tujuan, para utusan Aceh tersebut tidak bisa langsung menemui Sultan al-Qanuni. Di karenakan pemimpin Utsmaniyah itu sedang melakukan pertempuran melawan Hungaria di Balkan dalam Perang Szigetwar.

Oleh sebab itu para delegasi yang di kirim harus menghabiskan waktu lebih lama di Konstantinopel untuk menunggu pertempuran selsesai.

Dengan usaha sendiri, mereka menyewa tempat dan mencari penghasilan dengan menjual berbagai komoditas yang dibawanya.

Sebelum pertemuan, para delegasi Aceh dengan sangat terpaksa sudah menjual semua komoditas lada yang mereka miliki, termasuk bagian yang sesungguhnya diniatkan sebagai hadiah kepada sultan Turki.

Yang tersisa di tangan mereka hanyalah secupak lada (1 cupak sama dengan seperempat gantang). Itulah yang dapat mereka tawarkan kepada Sultan Selim II.

Sultan Turki Usmani kemudian memutuskan untuk mengusahakan bantuan militer kepada Aceh. Tidak hanya ratusan personel pasukan, tetapi juga berbagai bentuk persenjataan yang canggih pada masanya.

Di antaranya adalah sebuah meriam yang belakangan dinamakan sebagai Lada Sicupak demi mengenang momen historis tersebut.

Peristiwa Lada Sicupak itu akhirnya meningkatkan hubungan politik-militer antara kekuatan Timur Tengah dan mitranya di Asia Tenggara. Sejak abad ke-16 Kesultanan Aceh dan Ottoman telah menjalin sebuah hubungan diplomatik yang cukup harmonis.

Bahkan hubungan tersebut dipertegas dengan dibuatnya mata uang berupa koin emas bertuliskan nama Sultan Aceh dan Sultan Ottoman yang berdampingan.

Sayangnya, bukti simbolis hubungan antara Aceh dan Turki itu tak bertahan lama. Pada 1873, Belanda berhasil melancarkan invasi kedua atas Banda Aceh.

Berbagai artefak dan persenjataan Aceh, termasuk Meriam Lada Sicupak, kemudian dikirimnya ke negara asal mereka di Eropa.

Namun, benda bersejarah itu kini disebut-sebut sudah berada di Aceh, tepatnya disimpan di Desa Blang Balok, Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.

Read More

https://payclick.com/

Contact us for advertising.